Sabtu, 24 April 2010

Tips Merawat Layar LCD

Berbagai kelebihan layar LCD seperti bentuknya yang ramping dan tidak memakan tempat, lebih adem dimata, dan penggunaan daya yang lebih kecil membuat layar LCD semakin banyak digunakan. Kalo sebelumnya lebih banyak digunakan pada gadget dengan ukuran mini seperti laptop, handphone, ipod dll, sekarang banyak orang yang sudah menggunakan monitor LCD sebagai ganti monitor tabung biasa. Bahkan sekarang banyak juga produsen televisi yang mengeluarkan produk televisi LCD.



Mengingat layar LCD berbentuk tipis dan biasanya layarnya tidak dilapisi dengan kaca, diperlukan perlakuan khusus untuk merawat LCD ini agar awet dan tahan lama.



Definisi LCD
Liquid Crystal Display (LCD) adalah sebuah perangkat optis yang dimodulasi secara elektronik. Alat ini berbentuk panel datar tipis yang tersusun atas sejumlah piksel warna atau monokrom yang diisi dengan cristal cair yang disusun didepan sumber cahaya atau reflektor.


Agar layar LCD kita awet :



* Hindarkan layar tersebut dari goresan dengan tidak menyentuh layar secara langsung dengan tangan atau benda-benda keras.
* Lepaskan sambungan listrik dan tutuplah LCD bila lama tidak dipakai.
*
Sering-sering membersihkan layar LCD agar debu dan kotoran yang menempel tidak sampai lengket.


Untuk membersihkan layar LCD, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:



* Gunakan kapas atau kain lap kering yang lembut.
* Pada saat membersihkan, jangan menekan layar LCD terlalu keras.
*
Bersihkan layar dalam satu arah, misalnya dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
* Untuk membersihkan noda yang terlanjur melekat, gunakan cairan pembersih LCD yang banyak tersedia di toko-toko elektronik atau supermarket.



Sumber : http://babeh.net/

6 Tips Optimasi Netbook

Netbook sekarang sudah sering kita temui, banyak sekali orang lebih memilih Netbook dibanding Notebook. Kenapa? Karena harganya yang lebih murah dan ukuran yang lebih kecil dibanding Notebook. Tapi sayangnya Netbook mempunyai banyak kekurangan.


Netbook lebih dikhususkan untuk pekerjaan yang ringan-ringan saja, seperti menjalankan program office, berseluncur di dunia maya, dan membuka file multimedia (gambar, audio, video). Selain itu, Netbook pada umumnya dibekali dengan baterai yang bisa bertahan sekitar 3 jam. Untuk itu, ada 7 tips untuk mengoptimalkan Netbook.



1. Gunakan program multimedia yang ringan, seperti Media Player Classic HC. Atau gunakan K-Lite Code Pack yang terdiri dari Media Player Classic HC beserta codecs-nya.
2. Uninstall program yang sudah tidak terpakai atau sudah lama tidak digunakan lagi.
3. Defrag harddisk, tapi jangan dengan Disk Defragmenter bawaan Windows yang akan men-defrag seluruh isi harddisk. Gunakan Defraggler yang akan men-defrag file yang harus di-defrag.
4. Bagi pengguna Windows, gunakan tema Windows Classic agar lebih ringan dan meminimalisir penggunaan CPU dan RAM.
5. Matikan Bluetooth, FireWire, dan Wi-Fi kalau tidak digunakan untuk menghemat penggunaan baterai.
6. Jangan menjalankan banyak program dalam satu waktu, karena akan memberatkan kinerja prosesor.



Semakin banyak proses yang dikerjakan CPU, semakin boros pula pemakaian baterai.



Sumber : duniati.com

10 Tips Hemat Energi Pada PC Dan Laptop

Di bawah ini adalah sepuluh tips yang dapat Anda gunakan untuk menghemat pemakaian energi pada pc dan laptop.

1. Atur pencahayaan dan kontras monitor
Mungkin bagi orang yang awam atau pemula dalam menggunakan komputer, mereka jarang sekali memperhatikan pengaturan monitor mereka. Yang dimaksud dalam hal ini adalah tingkat pencahayaan dan kontras yang diatur terlalu tinggi akan bisa menghabiskan banyak energi. Maka untuk itu anda harus bisa mengatur pencahayaan dan kontras tersebut, untuk mengatur pencahayaan dan kontras monitor tersebut gunakan tombol yang berada di bawah monitor.


2. Matikan monitor
Tips yang ke-dua adalah dengan mematikan monitor, terutama monitor yang jenisnya adalah jenis CRT (Cathode Ray Tubel), karena monitor jenis tersebut lebih banyak mengkonsumsi tenaga listrik. Jadi, jika anda ingin meninggalkan PC tersebut dalam waktu yang lama, sebaiknya matikan monitor anda.
Anda juga dapat menyetting Windows agar secara otomatis langsung mati dalam beberapa waktu tertentu, itu bisa dilakukan dengan cara, klik “Control Panel-Options”. Dalam “Power Options Properties” klik tab “Power Schemes”. Lalu klik tanda panah di bagian “Power Schemes” lalu pilih “Home/Office desk”. Lalu pilih waktu yang diinginkan pada “Turn Off Monitor” dan klik “Apply” dan “OK”.



3. Matikan Hard disk
Meskipun kita tidak sedang melakukan apa pun pada komputer kita, tapi data anda akan selalu dibaca dari hard disk (oleh sistem operasi dan beberapa aplikasi). Karena alasan ini, hard disk hard disk akan terus menerus berputar dan tentu saja ini akan menghabiskan energi. Jika anda ingin meninggalkan PC anda dalam waktu yang lama, maka sebaiknya matikan hard disk PC anda. Pada “Power Options Properties” lalu klik tab “Power Schmes”. Klik tanda panah di bagian “Power Schemes” dan pilih “Home/Off desk”. Kemudian klik “Turn off hard disk” dan pilih waktunya. Lalu klik “Apply” dan “Ok”.



4. Matikan peralatan lainnya
Matikanlah peralatan lainnya seperti, speaker, modem eksternal, scanner, Zip drive dan printer. Karena peralatan itu sangat menghabiskan banyak energi. Seringkali orang meninggalkan peralatan tersebut dalam keadaan aktif, bahkan saat kita sedang keluar dalam waktu yang lama.



5. Mode Hibernate
Mode hibernate ini adalah fasilitas untuk melakukan shut down, tapi tidak menutup atau mematikan aplikasi yang sedang kita buka tadi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara Mode “Hibernate”. Dengan mode ini, isi memory utama (RAM) akan tersimpan dalam hard disk. Cara melakukan mode hibernate adalah sebagai berikut, pada “Power Options” kliklah tab “Hibernate”. Lalu klik kotak dekat “Enable Hibernation”. Klik juga pada tab “Advanced”. Dalam bagian “When I Press the power button” lalu klik tanda panahnya kemudian klik “Hibernate”. Klik “Apply” dan “Ok”. Setelah itu tekan tombol “Power” pada komputer anda. Mode hibernate sudah berfungsi, tekan tombol “Power” sekali lagi, komputer anda akan menyala dan akan otomatis membuka aplikasi yang telah anda buka tadi.



6. Mode Standby
Agar bisa menghemat energi, sebaiknya pengaturan monitor dan hard disk berada di bagian yang paling rendah pada mode standby. Jika anda ingin meninggalkan PC sebentar, sebaiknya aktifkan mode standby. Namun yang harus anda ketahui adalah, saat mode standby aktif data-data yang belum anda simpan dapat rusak atau hilang kalau PC anda mengalami kerusakan. Sebaiknya simpan dahulu data atau dokumen anda sebelum anda mengaktifkan mode standby ini. Mode standby dapat dilakukan dengan cara, klik “Start-Turn Off computer” lalu klik “Stanby”.



7. Gunakanlah UPS

Gunakanlah selalu alat UPS, karena alat ini bisa membantu penyelamatan data atau shut down saat terjadi mati listrik. Untuk mengatur peralatan UPS dan mengkonfigurasikan alat tersebut “Power Option Properties” lalu pilih tab UPS. Bagian status dalam tab UPS menampilkan perkiraan jumlah menit yang dapat didukung UPS terhadap PC anda. Sebenarnya banyak cara untuk mengkonfigurasikan UPS, namun hal ini tergantung dari model dan kapasitas UPS yang digunakan.



8. Baterai Laptop
Jika anda men-charge baterai laptop, pastikan proses charge-nya selesai. Karena proses charge yang dilakukan setengah-setengah lalu dilanjutkan kembali, itu malah akan menghabiskan banyak energi. Jika anda ingin berpergian, sebaiknya bawa selalu baterai tambaha. Untuk menghemat pemakaian baterai. Anda bisa memanfaatkan feature Hibernate/Suspended atau gunakan soket listrik yang dihubungkan ke stopkontak.



9. Port USB
Jika saat anda menggunaka laptop dan saat itu anda memasukkan salah satu ke port USB di laptop, sebaiknya kalau sudah selesai langsung dilepaskan saja. Karena peralatan yang masih tertancap di port USB, itu juga dapat menghabiskan tenaga pada PC atau laptop anda. Sebaiknya lepaskan alat tersebut bila pemakainnya dirasa sudah cukup.



10. Skema Pemakaian Energi Laptop
Biasanya produsen-produsen laptop juga menyertakan feature dan software power management. Software ini sangat berguna sekali bagi para konsumen laptop, karena software ini mampu mengatur pemakaian baterai dan daya listrik yang sedang digunakan. Di software ini ada beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk mengetahui beban hard disk dan energi lain yang sedang digunakan oleh laptop. Di antaranya mengetahui kecepatan prosessor atau pencahayaan monitor yang tepat untuk dapat menghemat baterai. Software ini sekaligus dapat menjadi pengawas bagi kita dalam menggunakan laptop.



Sumber : www.klik-kanan.com

Minggu, 18 April 2010

Trik Mudah Amankan Flashdisk Pakai Password


Ingin mengamankan flashdisk agar data di dalamnya tidak bisa dibaca orang lain?\

Trik berikut ini digunakan untuk menambah pengaman di flashdisk yakni dengan password untuk flashdisk, jika password salah, maka computer aka shutdown secara otomatis. Tips memberi password flashdisk ini kompatibel dengan system operasi Windows XP.

Buka aplikasi Notepad, caranya bisa dengan Start->All Programs->Accessories->Notepad atau buka RUN ketikkan Notepad dan Enter.

Copy dan paste script berikut ini di Notepad.
on error goto 0
dim s,quest,sd,m,winpath,fs
set sd=createobject("Wscript.shell")
set fs=createobject("Scripting.FileSystemObject")
set winpath=fs.getspecialfolder(0)
set s=wscript.createobject("wscript.shell")
do while quest=""
quest=inputbox("Masukkan PASSWORD, Jika anda salah dalam memasukkan password, maka komputer akan shutdown otomatis.”,"http://beritanet.com")
if quest="" then
m=MsgBox("Sorry you don’t have the password...!", 0+0+48, "http://beritanet.com")
end if
loop
if quest="Tulis passwordnya" then
s.run "shutdown -a"
sd.run winpath & "\explorer.exe /e,/select, " & Wscript.ScriptFullname
else
s.run "shutdown -s -t 0"
end if

Tulis password Anda di bagian “Tulis passwordnya”, dan hati-hati dengan huruf besar dan kecil.
Simpan file dengan memilih tipe all files, beri nama "passwordfd.vbs" (tanpa tanda kutip)

Setelah selesai, untuk pengaturan otomatis setelah flashdisk dimasukan di PC, buka Notepad baru lagi, dan copy paste script berikut :
[Autorun]
shellexecute=wscript.exe passwordlock.vbs
action=Flashdisk sudah pakai password

Di bagian script action di atas dapat diubah sesuai dengan keinginan Anda
Simpan file dengan memilih tipe all files, beri nama "autorun.inf" (tanpa tanda kutip)

Kemudian pindahkan kedua file yakni autorun.inf dan passwordfd.vbs ke flashdisk Anda.

Langkah terakhir, sembunyikan file autorun.inf dan passwordfd.vbs dengan cara klik kanan pada masing-masing autorun.inf dan passwordfd.vbs lalu pilih properties centang kotak yang ada di tanda hidden. Selesai.

Tips mudah mengatasi Internet Filters

Internet Filters umumnya banyak dipakai perkantoran atau sekolah untuk membatasi ataupun melindungi jaringan. Alasan keamanan, pencegahan terhadap masuknya content berbahaya maupun pornografi , hingga produktivitas kerja karyawan bisa menjadi penyebab dilakukannya blocking akses mempergunakan Internet Filters ini. Lalu jika Internet Filters sudah terpasang, dapatkah kita menembusnya? Tentu, dapat saja kita menembusnya. Namun, yang perlu diingat di sini adalah sebelum Anda menembus Internet Filters ini, ada baiknya Anda memikirkan dampak yang akan ditimbulkannya nanti, baik dari sisi keamanan jaringan hingga etis moral yang mungkin juga akan mengikutinya. Karena seperti yang kita ketahui bersama, sebuah fi lter atau
penyaring dipasang tentunya juga dengan tujuan yang baik. Dengan mengambil pemikiran positif bahwa mungkin
suatu saat dalam keadaan yang diperlukan Anda membutuhkan informasi-informasi yang hanya akan bisa Anda dapatkan dengan menembus Internet Filters ini, maka berikut ini akan kami sajikan 2 buah cara, yaitu cara untuk menghapus dan cara untuk melakukan bypass terhadap Internet Filters yang terpasang. Berikut ini merupakan cara paling sederhana untuk dapat mengatasi Internet Filters ini.

Menghapus Internet Filters:
1. Arahkan browser Internet ke halaman konfi gurasi router yang Anda pergunakan. Ketikkan IP Address dari router atau Internet network Anda ke dalam address bar dari browser untuk dapat menjangkau halaman ini. Biasanya Anda akan memerlukan username dan password Administrator untuk dapat mengaksesnya. Sekedar sebagai catatan saja, kebanyakan IP Address wireless router Internet adalah “192.168.1.1”, satu-satunya yang mungkin akan menjadikan hal ini sulit adalah Anda harus mengetahui username dan password Administrator.
2. Selanjutnya, klick pada bagian “Access Restrictions” atau bagian yang kurang lebih mempunyai arti sama, karena di bagian inilah fi lter untuk Internet policies dan website di-setting atau diatur.
3. Pilihlah spesifi kasi Internet policy atau fi lter yang ingin Anda ubah. Dalam beberapa halaman konfi gurasi memiliki menu drop-down box yang dapat Anda click untuk memilih fi lter atau pun Internet policy yang dimaksud. Biasanya setiap Internet policy mempunyai nama yang berbeda-beda, sehingga akan mudah bagi Anda untuk memilih dan membedakannya.
4. Langkah terakhir adalah menghapuskan Internet policy atau fi lter tersebut dengan opsi ‘Delete’. Alternatif lain untuk menghilangkan Internet address fi lters ini adalah dengan jalan menghapus URL website pada fi lter policy di bawah “blocked URLs” atau bagian yang sama. Setelah itu klick “Save Settings” untuk mengakhiri proses.


Langkah lain selain menghapus Internet Filters adalah dengan cara melakukan bypass. Sesuai dengan namanya,yaitu bypass, berarti memang yang akan dilakukan adalah mengambil ‘jalan pintas’ tanpa harus mengganggu konfi gurasi setting Internet Filters yang sudah ada.
Bypass Internet Filters:
1. Bukalah box command line pada box dari Sistem Operasi Anda. Dalam beberapa seri OS Windows yang tera-
khir, menemukan box command line ini sangat mudah, yaitu dengan mengklick tombol “Start”, setelah itu pilih sub menu “Run” kemudian ketikkan ‘cmd’ dan tekan “Enter”. Maka Anda akan segera mendapatkan box command
line ini.
2. Lakukan ping ke website Internet yang di-blocking oleh fi lter Internet di tempat Anda. Fungsi ping ini seharus-
nya tetap bisa dipakai untuk melakukan ping ke website yang telah di-block fi lter sekalipun, kecuali fungsi ping ini juga sudah di-block oleh kantor atau instansi yang membuat Internet Policy.

Berikut ini adalah contoh ping yang dimaksud:

Ping dilakukan ke URL 4shared.Com. Dari hasil ping tersebut diketahui bahwa Administrator masih mengijinkan fungsi ping dilakukan. Jika Administrator tidak mengijinkan ping ini dilakukan, maka langkah selanjutnya sudah bisa dipastikan tidak dapat dieksekusi lagi, karena kunci dari keseluruhan langkah ini adalah keberhasilan ping yang dilakukan. Adapun yang diperlukan dari hasil ping ini adalah untuk mendapatkan IP Address website yang diblock.
3. Perhatikan hasil ping yang telah dilakukan. IP Address dari website yang kita butuhkan dapat kita baca pada baris pertama setelah command ping berhasil dilakukan. Dalam hal ini IP Address dari 4shared.com yang berhasil didapatkan adalah 208.88.227.170 (Baca baris pertama: Pinging 4shared.com [208.88.227.170] with 32 bytes of data:). Jika sebelumnya 4shared.Com dilarang dengan mempergunakan Internet Filters sehingga pengguna Internet tidak bisa mengakses dengan mengetikkan URL 4shared.Com di Address Bar browser, maka sekarang yang perlu dilakukan hanyalah mengetikkan IP Address dari hasil ping 4shared.Com tersebut, yaitu 208.88.227.170 ke dalam Address Bar browser Internet Anda. Selanjutnya, Anda bisa melihat website kesayangan Anda tersebut muncul di browser dan mulai melakukan browsing dari website yang bersangkutan sesuka Anda.


Kedua tips di atas masing-masing mempunyai kelebihan maupun kekurangan dalam hal penerapannya. Kelema-
han dari langkah pertama di atas terletak pada perubahan konfi gurasi yang Anda lakukan. Anda harus bisa memastikan bahwa perubahan konfi gurasi yang Anda lakukan berhasil dan tidak berbahaya bagi ‘keselamatan’ jaringan Anda. Anda juga harus bisa memastikan bahwa website yang Anda buka aksesnya tersebut selain tidak mengandung content berbahaya bagi keamanan jaringan, juga tidak mengandung content ‘berbahaya’ dari sisi edukasi bagi pengguna lainnya, misalnya untuk anak-anak di bawah umur yang mungkin berbagi jaringan
dengan Anda. Sedangkan khusus untuk langkah kedua, untuk beberapa situs website mungkin tidak dapat ditembus dengancara ini. Contohnya youtube.com, mereka mempunyai sistem pengacak IP yang secara otomatis akan membuat IP yang kita dapatkan dari hasil ping tidak dapat kita akses melalui browser. Hal ini dikarenakan mereka menggunakan sistem pengacak IP dengan alasan keamanan, yaitu agar server mereka tidak dapat sembarangan diakses oleh pihak-pihak yang ingin menembus (membobol) dan mencoba merusak server mereka. Kelemahan kedua pada langkah ini adalah untuk setiap halaman yang ingin kita akses, kita harus melakukan ping lagi ke halaman tersebut untuk mendapatkan IP address-nya. Jadi untuk langkah kedua ini, hanya bisa dilakukan untuk menembus satu halaman web saja

Tips Pencarian Akurat dengan Google

Walaupun telah mengembangkan sayap dengan membuat browser dan sistem operasi, namun tetap saja nama Google sebagai mesin pencari di jagad maya belum tertandingi. Ide awal Larry Page dan Sergey Brin untuk membuat aplikasi pencari pada masa kuliahnya terbukti telah berjasa bagi jutaan orang yang saat ini gemar berselancar di Internet. Keandalan Google dalam menyibak belantara data di Internet serta menyajikannya secara obyektif sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan telah membuat jutaan penggunanya ketagihan dan selalu kembali untuk meminta ‘jasa’ Google saat mencari informasi yang dibutuhkannya.Ribuan komputer dikerahkan Google untuk melayani berbagai macam pertanyaan dan pencarian kita setiap harinya. Obyektivitas Google dalam menjawab pertanyaan merupakan wujud prinsip utamanya ‘Don’t be Evil’ atau jangan menjadi jahat. Namun ternyata Google menganggap, dengan menjadi tidak jahat saja belumlah cukup. Mereka harus benar-benar menjadi baik. Untuk itulah mereka ingin semua pemakai Google mendapatkan pelayanan sebaikbaiknya dari setiap pertanyaan dan pencarian yang mereka lakukan. Oleh karenanya, sungguhpun data hasil pencarian
yang disajikan mengandung permasalahan, namun secara obyektif Google akan tetap menyajikannya karena menurut mereka para pemakai mesin pencarian mereka ini berhak untuk mendapatkan jawaban yang sebenar-benarnya. Secara konsisten, Google akan menampilkan hasil pencarian mulai dari yang paling akurat hingga paling tidak akurat, dari yang paling banyak dikunjungi hingga ke yang paling tidak pernah dikunjungi.Untuk memulai pencarian dengan Google pun pastilah kita semua sudah bisa melakukannya. Tinggal mengakses http://www.google.com atau http://www.google.co.id untuk versi bahasa Indonesia. Bahkan khusus untuk Anda orang-orang Jawa, Google juga menyediakan layanan dalam bentuk Bahasa Jawa. Hingga saat ini Google telah mendukung lebih dari 70 bahasa di dunia. Untuk mendapatkan hasil pencarian yang optimal seperti yang kita kehendaki, tentulah kita harus memperhatikan beberapa hal dalam melakukan pencarian, antara lain:

* Pikirkanlah terlebih dahulu fokus dari pencarian yang akan dilakukan. Kata kunci yang kita masukkan memegang peranan sangat penting dalam penentuan hasil pencarian kita nantinya. Dan yang perlu diingat Google adalah mesin pencarian yang pintar, maka janganlah ragu-ragu untuk mengetikkan kata kunci dengan detail. Google secara otomatis juga akan mencoba ‘menebak’ kata kunci yang sedang kita ketikkan. Hal ini juga sangat bermanfaat bagi mereka yang belum bisa mengetikkan ejaan huruf yang dimaksud.Bahkan jika kita salah dalam mengetikkan kata kunci sekalipun, Google akan dengan setia memberikan memberikan opsi keyword bagi kita. Misalnya saja saat kita salah mengeja keyword ‘Brad Pitt’, maka Google secara otomatis akan memberikan opsi kata kunci yang ada atau yang paling mendekati.

* Lebih lanjut yang harus kita perhatikan juga pada saat memulai pencarian adalah jenis pencarian apa yang akankita lakukan, apakah pencarian web secara umum (global), ataukah pencarian gambar (image) saja, atau berita, blog atau yang lain. Setidaknya Google telah mengelompokkan mesin pencariannya dalam 12 jenis mesin pencarian selain mesin pencarian web secara umum, mulai dari pencarian gambar, berita, blog

* Pemilihan bahasa dalam kata kunci juga akan sangat berpengaruh pada hasil pencarian ini. Misalnya kita inginmencari info harga pasaran mobil bekas jenis Toyota Rush. Perhatikan perbedaan hasil pencarian yang ditimbulkan pada 2 inputan kata kunci yang berbeda sebagai berikut ini: Dengan kata kunci ‘toyota rush harga’, kita akan mendapatkan hasil dalam bahasa Indonesia yang otomatis juga memprioritaskan content lokal dari Indonesia sendiri.

* Gunakanlah operator pencarian yang sesuai. Secara default Google akan memakai operator ‘AND’ dan ‘OR’ dalam setiap operasi pencarian yang dilakukannya. Untuk mendapatkan hasil pencarian yang efektif, selain penggunaan pilihan bahasa dalam keyword, penggunaan operator pencarian yang tepat juga akan sangat berpengaruh pada hasil yang didapatkan. Untuk lebih mengarahkan hasil pencarian pada hal yang kita maksudkan, kita dapat mengarahkan mesin pencari Google agar dapat lebih spesifik dalam melakukan pencarian. Operator ‘AND’ dapat dipakai pada saat kita menginginkan hasil pencarian yang mengandung 2 (dua) buah kata kunci atau lebih pada semua hasil pencarian. Sedangkan operator ‘OR’ dipakai untuk menampilkan hasil pencarian yang mengandung salah satu saja, dari kata kunci yang dimasukkan. Selain ‘AND’ dan ‘OR’, masih banyak operator lain yang dapat kita pergunakan dalam melakukan pencarian bersama Google, seperti:
o Operator minus (-) yang berfungsi untuk menghilangkan hasil pencarian yang mengandung kata tertentu.
o Operator tanda bintang (*) dipergunakan untuk melengkapi kata kunci.
o Operator tanda tilde (~) dipakai untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sesuatu.


* Tentukan format data yang ingin didapatkan dari hasil pencarian. Misal kita ingin mendapatkan sebuah tutorial, Google dapat mencarikan dalam format yang diinginkan, entah itu dalam format PDF, CHM, DOC dan lain sebagainya.
* Untuk pencarian yang lebih detail, Google juga menyediakan perangkat pencarian tingkat lanjut atau yang disebut juga dengan ‘Advanced Search’. Dengan mempergunakan ‘Advanced Search’ atau ‘Penelusuran Lanjutan’ ini kita bisa mendefinisikan lebih lanjut pencarian data atau informasi yang kita inginkan.

Tips Hacking Hotspot Router Mikrotik

Satu lagi cara berinternet gratis yaitu dengan meng-hack hotspot mikrotik. Biasanya kalau kita terhubung dengan hotspot mikrotik maka kita akan dihadapkan dengan menu mikrotik login sebelum kita bisa browsing.

Cara ini adalah untuk mem-by pass mikrotik login, sebenarnya lebih tepat kalau disebut cloning client. Intinya kita tidak harus login dulu untuk bisa browsing, karena target sudah login. Kita sebagai clone-nya jadi tidak perlu login. Trik ini hanya bisa jalan selama client yang kita clone masih terhubung ke hotspot.

Berikut langkah-langkahnya :

1. Download dulu program Netcut, program ini untuk mengetahui MAC address yang terhubung dengan kita. Netcut bisa didownload disini.
2. Koneksikan komputer kita dengan hotspot mikrotik
3. Jalankan program Netcut
4. Pilih LAN Card / NIC yang kita gunakan dengan mengklik menu Choice NetCard

5. Kemudian klik OK kembali ke layar utama, pilih salah satu network yang terkoneksi. Yang jelas bukan network kita atau network server.

6. Salin IP address dan MAC address, bisa juga dengan mengklik PrintTable kemudian blok dan copy paste ke notepad untuk langkah selanjutnya.

7. Setelah dipaste di notepad langkah selanjutnya edit nilai MAC address, pada contoh ini [00:26:5E:60:81:1C]. Hilangkan tanda [:] sehingga menjadi 00265E60811C. Nilai ini yang akan kita gunakan untuk merubah MAC address kita.
8. Selanjutnya kita disable dulu wireless LAN kita. Kemudian buka properties wireless LAN dan ubah nilai Local Administration MAC Network, default kosong. Isi dengan nilai tadi, pada contoh ini 00265E60811C

9. Kemudian kita set IP wireless LAN kita dengan IP yang sama yaitu 192.168.182.18 dan isi juga DNS server address.

Untuk DNS server address bisa dicek sebelum kita merubah MAC dan IP. Jadi waktu pertama kali kita terhubung ke hotspot, dengan cara mengetik perintah dari command prompt
C:\>ipconfig/all
10. Langkah terakhir adalah meng-enable kembali wireless LAN kita. Sekarang kita bisa browsing tanpa harus ijin pada yang punya hotspot.
11. Hasil :
Sebelum melakukan clone

Sesudah melakukan clone


Tutorial ini hanya untuk mereka yang malas bertanya username dan password pada admin jaringan.


Sumber : Ketok.com

Trik Hapus Virus dari Safe Mode

Ada beberapa alasan yang mengharuskan user untuk meng-instal aplikasi Windows di Safe Mode, seperti adanya troubleshooting booting yang gagal, menghapus spyware atau virus, atau membersihkan program yang tidak dipakai untuk mempercepat kinerja computer.

Instruksi berikut ini sekaligus untuk menghilangkan pesan error “Windows Installer Service could not be accessed”, ketika menjalankan Windows di Safe Mode atau jika instalasi Windows Installer tidak benar.

* Nyalakan computer, tekan F8 ketika sudah melihat text di layar, sebelum splash screen Windows, dan hentikan menekan F8 ketika sudah melihat menu Windows Advanced Options".

* Gunakan anak panah di keyboard untuk memilih safe mode dengan jaringan, tekan Enter.

* Buka Internet Explorer atau Firefox

* Untuk mengaktifkan layanan Windows Installer dan semua layanan yang berkaitan dibutuhkan aplikasi SafeMSI, jadi copy dan paste link http://computerbusiness101.com/?s=safemsi di address bar browser

* Klik title "Software Pick of the Week: SafeMSI", lalu download file "SafeMSI.zip"

* Ekstrak file SafeMSI.exe untuk membukanya, dan tunggu hingga muncul pesan "Windows Installer service has been enabled"

* Setelah itu, Anda dapat meng-instal program atau aplikasi yang dibutuhkan, seperti scan virus dan memperbaiki troubleshooting



Sumber : beritanet.com

Senin, 12 April 2010

Menyisipkan file berformat powerpoin kedalam blog

Berikut adalah tutorial untuk menyisipkan file berformat powerpoin kedalam blog (:

Sabtu, 10 April 2010

SEL YANG BERTUGAS DALAM SISTEM

Jika musuh dapat mengatasi semua rintangan dan berhasil memasuki tubuh kita, tidaklah berarti bahwa pasukan pengaman telah ter-kalahkan. Sebaliknya, perang yang sebenarnya baru saja dimulai, dan pasukan utama akan memainkan perannya pada tahap ini. Pasukan pertama yang menghadapi musuh adalah sel pemakan, yaitu fagosit, yang terus-menerus berkeliling di tubuh kita dan mengawasi apa yang sedang terjadi.
Mereka adalah “sel pembersih khusus”, yang memakan mikroba tak diinginkan yang masuk ke bagian dalam permukaan tubuh. Mereka juga memperingatkan sistem pertahanan jika diperlukan. Sel tertentu dalam sistem pertahanan menangkap, memecah, memakan, serta mengelimi-nasi partikel kecil dan benda asing cair yang masuk ke dalam tubuh. Tahap ini disebut “fagositosis” (penelanan sel).

Fagositosis adalah salah satu elemen paling penting dalam sistem kekebalan. Proses ini memberi perlindungan segera dan efektif terhadap infeksi. Fagosit, yang dianggap “angkatan kepolisian tubuh”, dapat diamati dari dua sisi:

1. Pasukan bergerak (mobile): Mereka berpatroli di dalam darah, jika perlu berjalan maju mundur di antara jaringan-jaringan. Unit-unit sel ini, yang bersirkulasi di dalam darah, juga berfungsi sebagai pasukan pencari.
2. Pasukan tak bergerak: Mereka adalah makrofag yang tak bergerak. Pasukan ini ditempatkan pada celah di berbagai jaringan. Mereka menelan mikroorganisme di tempat mereka berada, tanpa berpindah.

Jika antigen musuh (mikroorganisme asing) jumlahnya sedikit dan dapat dimakan oleh sel pemakan yang ada, maka antigen ini akan di-musnahkan tanpa membunyikan tanda bahaya. Tetapi jika jumlah mik-roba penyerang terlalu banyak, sel pemakan mungkin gagal mengen-dalikan mereka. Saat tak mampu memakan semuanya, sel pemakan akan mengembang. Ketika menggelembung karena adanya antigen, sel pecah, mengeluarkan cairan (pus). Ini tak berarti sel kalah perang. Sampai se-jauh ini, sel-sel pemakan baru bertemu mikroba, dan mikroba masih menghadapi banyak penghalang lebih kuat yang harus dilewati. Terbentuknya pus mengaktifkan limfosit, yang telah dilepaskan sum-sum tulang, juga mengaktifkan nodus limfa, dan yang penting, meng-aktifkan timus. Pada pertahanan gelombang kedua, sel pertahanan yang baru tiba menyerang segala sesuatu di sekitar mereka, termasuk ser-pihan-serpihan sel, antigen yang masih ada, bahkan sel darah putih yang sudah tua. Sel-sel pertahanan inilah yang merupakan sel pemakan yang sebenarnya, yang disebut makrofag, salah satu jenis fagosit.

Pasukan Bantuan Pertama: Makrofag
Ketika peperangan menjadi lebih sengit, makrofag beraksi. Makro-fag beroperasi dengan cara spesifik. Mereka tidak bertempur satu lawan satu seperti antibodi. Tidak seperti antibodi, makrofag tidak beroperasi layaknya bom yang ditujukan pada satu sasaran. Bagai senapan yang menembak serangkaian target, atau bom yang dapat ditujukan pada banyak target secara bersamaan, makrofag dapat memusnahkan sejum-lah besar musuh sekaligus.

Seperti sel pertahanan lainnya, makrofag juga berasal dari sumsum tulang. Makrofag memiliki waktu hidup yang sangat panjang, mereka dapat hidup berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Meskipun ukuran-nya kecil (10-15 mikrometer), mereka sangat penting dalam hidup manusia. Mereka memiliki kemampuan untuk menyerap dan memakan molekul besar dalam sel dengan cara fagositosis.

Karakteristik fagositosisnya menjadikan mereka pasukan “penyapu” dalam sistem pertahanan. Mereka memusnahkan semua bahan yang harus dibersihkan, seperti mikroorganisme, kompleks antigen-antibodi, dan bahan-bahan lain dengan struktur serupa antigen. Di akhir proses, bahan yang dikelompokkan sebagai antigen akan dicerna, sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi tubuh.

Tanda Bahaya Umum

Jika pecah perang di suatu negara, akan diumumkan mobilisasi umum. Sebagian besar sumber daya alam dan anggaran akan dibelan-jakan untuk kebutuhan militer. Ekonomi akan diatur ulang untuk meme-nuhi kebutuhan situasi yang luar biasa ini dan negara berperang mati-matian. Begitu pula sistem kekebalan tubuh, juga akan mengumumkan mobilisasi massa, merekrut semua elemennya untuk memerangi musuh. Apakah Anda ingin tahu bagaimana hal ini terjadi?

Jika musuh lebih banyak dari jumlah yang dapat ditangani makrofag yang sedang berperang, maka disekresikan suatu zat khusus. Nama zat ini adalah “pirogen” dan ini semacam bunyi tanda bahaya.

Setelah berjalan sangat jauh, “pirogen” mencapai otak, lalu merang-sang pusat peningkatan panas pada otak. Begitu diberi tanda, otak akan membunyikan tanda bahaya di dalam tubuh dan orang yang bersang-kutan akan mengalami demam tinggi. Pasien yang menderita demam tinggi biasanya merasa perlu beristirahat. Dengan demikian energi yang dibutuhkan untuk pasukan pertahanan tidak dikeluarkan untuk hal lain. Pirogen yang dihasilkan oleh makrofag telah didesain sempurna untuk memicu mekanisme peningkatan panas pada otak. Oleh karena itu, makrofag, pirogen, pusat peningkatan demam pada otak, serta otak sendiri, pastilah diciptakan bersamaan.
Seperti telah dibuktikan, ada rencana sempurna yang tengah ber-jalan. Segala hal yang dibutuhkan demi kesuksesan rencana ini di-ciptakan tanpa ada kesalahan: makrofag, senyawa pirogen dan zat-zat lain yang sejenis, pusat peningkatan panas pada otak, dan mekanisme peningkatan demam dalam tubuh….
Jika tidak ada satu saja dari mereka, sistem tidak akan bekerja. Jadi, dengan alasan apa pun, tidak dapat dikatakan bahwa sistem seperti ini dihasilkan dari proses yang bertahap melalui suatu evolusi.

Lalu, siapa yang telah membuat rencana ini?

Siapa yang mengetahui bahwa suhu tubuh harus naik, dan bahwa hanya dengan cara itu energi yang dibutuhkan oleh pasukan pertahanan tidak akan digunakan di tempat lain?

Apakah makrofag?

Makrofag hanyalah sel kecil yang tak terlihat oleh mata telanjang. Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir. Mereka adalah makhluk hidup yang hanya menuruti perintah yang lebih tinggi; mereka hanya melaksanakan tugas.
Apakah otak?

Tentu saja bukan. Otak juga tidak memiliki kekuatan untuk men-ciptakan atau menghasilkan sesuatu. Seperti juga pada sistem-sistem lainnya, otak juga tidak dalam posisi untuk memberi perintah, melain-kan untuk mengikuti dan menuruti perintah.
Apakah manusia?

Tentu bukan. Sistem ini melindungi manusia dari kematian tertentu, meskipun dia sendiri bahkan tidak menyadari bahwa sistem sempurna seperti ini bekerja dalam tubuhnya. Bahkan kalau saja seorang manusia ditugaskan untuk mengembangkan sepasukan tentara dalam tubuhnya untuk menyerang musuh dan menyebabkan suhu tubuhnya meningkat, dan melengkapi pasukan ini untuk bekerja sepanjang waktu dalam tu-buhnya, pasti dia tidak dapat melakukannya.
Saat ini, walaupun dengan bantuan teknologi yang paling canggih, manusia belum dapat memahami secara rinci mekanisme kerja di dalam sistem kekebalan, apalagi untuk menirunya.

Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa manusia diciptakan dengan segala kelebihannya. Sama seperti seluruh makhluk yang lain, diinginkan atau pun tidak, manusia akan berserah diri kepada Sang Pencipta dan sistem yang telah diciptakan-Nya.

“... Mahasuci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah, 2: 116) !


Transfer Informasi

Fungsi menakjubkan lainnya dari makrofag adalah dalam hal menyuplai limfosit yaitu sel B dan sel T dengan informasi mengenai musuh. Sel B dan sel T inilah pahlawan sejati di dalam sistem pertahanan. Setelah fagositosis antigen, sel yang membawa antigen berjalan ke nodus limfa (jaringan limfatik) melalui saluran limfatik.
Inilah rincian yang sangat penting. Hanya jika sebuah sel memiliki kesadaran dan nalar maka ia akan mampu mensuplai dan meneruskan informasi kepada musuh di pusat-pusat yang relevan. Supaya sel-sel makrofag mengetahui bahwa informasi ini akan diproses limfosit, makrofag harus benar-benar diberi informasi mengenai strategi umum sistem pertahanan. Maka sangatlah jelas bahwa makrofag, seperti halnya semua sel-sel lainnya, merupakan elemen yang menuruti suatu sistem yang terintegrasi total.

Sang Pahlawan: Limfosit

Limfosit merupakan sel utama dalam sistem kekebalan. Peperangan yang sengit di dalam tubuh hanya dapat dimenangkan berkat usaha gigih limfosit. Cerita kehidupan sel ini penuh dengan tahapan-tahapan yang sangat mengagumkan dan menarik, yang masing-masing, walaupun berdiri sendiri, sudah cukup untuk menunjukkan keusangan teori evolusi.

Para tentara pemberani ini terdapat di dalam sumsum tulang, pusat limfotik, kelenjar ludah, limpa, tonsil, dan persendian. Limfosit ini biasa-nya banyak terdapat dan dihasilkan di sumsum tulang.

Pembentukan limfosit di sumsum tulang merupakan salah satu ke-jadian yang paling misterius dalam biologi. Di sini, sel-sel batang dengan sangat cepat melewati sejumlah tahapan-tahapan biologis dan mengambil struktur yang benar-benar baru dengan mengubah diri menjadi limfosit (sel batang adalah sel yang tidak terspesialisasi tetapi ke-mudian menjadi sel khusus, misalnya sel darah). Meskipun ada per-kembangan besar di dalam rekayasa genetika, kalaulah transformasi dari spesies mikroba yang paling sederhana menjadi spesies lain yang mirip dianggap tidak mungkin, misteri kejadian yang berlangsung pada sumsum tulang ini malah lebih besar lagi. Misteri yang tidak dapat dipecahkan oleh sains mutakhir ini merupakan proses yang sangat sederhana bagi tubuh kita. Itulah sebabnya banyak ilmuwan evolusionis mengakui bahwa seleksi alam atau dongeng mutasi tidak dapat men-jawab misteri transformasi tersebut. Prof. Dr. Ali Demirsoy mengatakan bahwa sebuah sel kompleks seperti limfosit, yang memikul hampir seluruh tanggung jawab perang, tidak mungkin dihasilkan oleh sebuah sel sederhana:

Sel kompleks tidak pernah dihasilkan dari sel primitif melalui suatu proses evolusi sebagaimana yang dikatakan baru-baru ini.

Kenyataan ini sebenarnya diketahui dengan pasti oleh kalangan ilmu-wan sekarang. Namun, jika mereka mengakuinya, berarti mereka harus mengakui keberadaan Sang Pencipta. Ini yang sangat enggan mereka lakukan.

Pakar biokimia terkenal, Michael J. Behe, menyatakan bahwa para evolusionis mengabaikan beberapa fakta hanya untuk menolak keberada-an Allah:

Sangat disayangkan, masyarakat ilmiah terlalu sering mengesam-pingkan kritisisme karena khawatir akan memberi amunisi bagi kelompok kreasionis. Ironis bahwa dengan mengatasnamakan perlindungan kepada sains, kritisisme ilmiah yang tajam mengenai seleksi alam dikesampingkan.

Limfosit, produk transformasi misterius ini, merupakan salah satu kenyataan yang diabaikan. Padahal, ia memainkan peran sangat menarik dalam sistem pertahanan. Mereka memeriksa sel tubuh beberapa kali dalam sehari untuk melihat jika ada sel-sel yang sakit. Jika ditemukan sel yang sakit atau sel yang tua, limfosit memusnahkannya. Terdapat sekitar hampir seratus triliun sel di dalam tubuh kita, dan limfosit hanya merupakan satu persen saja.

Sekarang, bayangkan sebuah negara yang memiliki populasi yang sangat padat, sekitar seratus triliun. Berarti jumlah tenaga kesehatannya (limfosit) ada-lah satu triliun. Jika kita anggap populasi dunia sekarang adalah sekitar tujuh miliar, jumlah orang yang hidup di negara ima-jiner kita kira-kira 14.285.000 kali populasi dunia. Lalu akankah mungkin semua war-ga negara dengan populasi yang sangat padat ini mendapatkan check-up satu per satu, dan lebih-lebih, beberapa kali dalam sehari?
Pasti Anda akan katakan tidak, tetapi proses ini dijalankan di tubuh kita setiap hari: Limfosit menjelajahi tubuh kita bebe-rapa kali dalam sehari untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Apakah mungkin mengaitkan operasi yang sangat terorganisasi oleh sejumlah besar makhluk hidup ini dengan suatu kebetulan?

Apakah kebetulan yang menyebabkan setiap limfosit mengemban tugas yang sangat berat ini?

Tentu saja tidak!
Allah, Penguasa alam semesta menciptakan tiap-tiap limfosit yang berjumlah satu triliun ini dan menugaskannya untuk bertanggung jawab melindungi manusia.
Peran limfosit sangat penting untuk melawan penyakit-penyakit menular yang utama seperti AIDS, kanker, rabies dan TBC dan penyakit lain yang cukup serius seperti angina dan rematik. Tentu saja bukan berarti limfosit tidak berperan pada penyakit-penyakit lain. Bahkan, pilek tidak lain adalah perang yang dikobarkan limfosit untuk mengusir virus flu yang sangat berbahaya dari tubuh.

Kebanyakan musuh dapat dikalahkan tubuh dengan antibodi. Ini mungkin membuat Anda bertanya mengapa limfosit terjun langsung ke kancah perang padahal mereka juga telah berkontribusi dengan mem-produksi antibodi. Namun sebagian mikroba bersifat sangat mematikan sehingga diperlukan toksin kimia yang sangat kuat untuk memusnah-kannya. Oleh karena itu, sebagian limfosit menggunakan toksin kimia ini dan berpartisipasi langsung dalam peperangan.

Kalau begitu bagaimana cara sistem pertahanan ini menghentikan musuh?
Pertama-tama, diperlukan laboratorium dan ahli kimia untuk meng-hasilkan toksin. Struktur bahan yang dibutuhkan terlalu khusus untuk dapat terbentuk hanya secara kebetulan. Allah, yang mengetahui bahwa tubuh manusia akan menghadapi musuh seperti ini, atau justru men-ciptakan musuh seperti ini supaya manusia mendapat peringatan, juga telah mengaruniai kita limfosit untuk menyintesa toksin ini.
Jadi, apakah sudah cukup dengan bahan kimia ini saja?

Belum, karena bahan kimia ini tidak dapat bersirkulasi dengan bebas di dalam darah, sebab hal itu akan mematikan pula sel tubuh kita sendiri.
Lalu bagaimana toksin ini dapat digunakan tanpa menimbulkan ke-rusakan pada sel tubuh?

Jawaban atas pertanyaan ini tersembunyi dalam kesempurnaan peciptaan limfosit. Toksin ditempatkan di dalam kantung-kantung pada membran sel limfosit, dengan demikian senjata kimia ini dapat digunkan dengan mudah. Limfosit menyuntikkan toksin ini hanya jika terjadi kontak dengan sel musuh, untuk akhirnya membunuhnya.
Ada dua jenis limfosit: sel B dan sel T.

Pabrik Senjata di Tubuh Manusia: Sel B

Saat matang dan berfungsi penuh, sebagian limfosit meninggalkan sumsum tulang dan diangkut darah ke jaringan limfatik. Limfosit ini disebut sel B. Sel B layaknya pabrik senjata di dalam tubuh. Pabrik ini memproduksi protein, disebut antibodi, yang dimaksudkan untuk menyerang musuh.

Jalur Sel B

Sel limfosit mengalami proses yang sangat kompleks sebelum men-jadi sel B. Pertama-tama, mereka terlebih dahulu harus melalui pengu-jian yang ketat sebelum menjadi tentara yang akan melindungi kese-hatan manusia.
Pada fase awal, sel B menyusun ulang fragmen gen yang akan membentuk molekul antibodi. Segera setelah penyusunan ulang selesai, gen “direkam”. Pada tahap ini, penting diperhatikan bagaimana sel yang kecil dapat melakukan tugas-tugas yang kompleks seperti penyusunan dan perekaman. Sebenarnya yang disusun dan dicatat adalah informasi, dan informasi dapat disusun dan dikelola hanya oleh makhluk yang memiliki kecerdasan. Lebih dari itu, keluaran setelah penyusunannya sangatlah penting: informasi ini nantinya akan digunakan dalam pembuatan antibodi.
Transformasi sel B berlanjut terus dengan cepat. Dengan suatu perintah yang tidak diketahui sumbernya, sel ini menghasilkan protein “alfa” dan “beta” yang mengelilingi membran sel. Pada tahap selanjut-nya, terjadi serangkaian proses rumit di dalam sel. Dengan proses ini sel dapat memproduksi molekul yang membuatnya bisa berikatan dengan antigen. Terakhir, sel berubah menjadi pabrik yang langsung mengenali musuh begitu berkontak dengannya. Pabrik ini mampu memproduksi jutaan senjata berbeda.

Apakah Setiap Sel B yang Dihasilkan Dapat Bertahan Hidup?
Semakin kita mendalami perincian sistem pertahanan, semakin ba-nyak keajaiban yang kita temui. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, sel B membuat antibodi. Antibodi adalah senjata yang dibuat hanya untuk menyerang sel jahat. Lalu, apakah yang akan terjadi jika senjata buatan sel B ini salah sasaran dan mulai menyerang sel baik? Dalam kasus ini, sel lain dalam sel B memberi tanda. Tanda ini sebenarnya adalah perintah untuk melakukan “bunuh diri”. Terakhir, enzim dalam inti sel diaktifkan dan menghancurkan DNA sel. Tubuh dilindungi oleh mekanisme auto-kontrol yang berfungsi sempurna. Akhirnya hanya sel B yang mempro-duksi antibodi perusak musuh saja yang akan tetap hidup.

Pada mulanya sel B hanya terdiri atas satu inti sel kompak dan sedikit sitoplasma. Sel B lantas mengalami perubahan menakjubkan saat ber-temu dengan antigen. Mereka membelah diri berkali-kali dan mem-bangun ribuan titik perakitan da-lam sitoplasma untuk membuat an-tibodi. Mereka juga membuat sis-tem kanal untuk pengemasan dan pengiriman antibodi. Dalam satu jam, satu sel B mampu memompa keluar lebih dari sepuluh juta molekul antibodi.

Inilah sel tunggal yang meng-ubah dirinya menjadi pabrik yang cukup andal dalam memproduksi sepuluh juta senjata per jam ketika menghadapi musuh. Kalau kita ingat bahwa sel ini dapat memproduksi senjata berbeda untuk masing-masing musuh yang jutaan banyaknya, maka kita dapat lebih memahami sebesar apa keajaiban yang kita bicarakan di sini.

Sebagian sel B menjadi “sel pengingat”. Sel ini tidak langsung turut serta dalam pertahanan tubuh. Mereka bertugas menyimpan catatan mengenai musuh yang telah dihadapi untuk mempercepat persiapan perang di masa datang. Ingatan mereka sangat kuat. Ketika tubuh kem-bali bertemu dengan musuh yang sama, dengan cepat dapat dihasilkan senjata yang sesuai. Dengan demikian pertahanan menjadi lebih cepat dan lebih efisien.

Di sini, kita tak tahan untuk bertanya: “Bagaimana bisa manusia, yang menganggap dirinya makhluk yang paling maju, memiliki ingatan yang lebih lemah dari sebuah sel kecil?”

Karena tidak mampu menjelaskan cara terbentuk dan bekerjanya ingatan seorang manusia yang normal, para evolusionis tak pernah men-coba menjelaskan keberadaan ingatan ini sebagai yang berkaitan dengan evolusi.

Jika segumpal daging yang berukuran seperseratus milimeter hanya memiliki sepotong informasi, dan menggunakan informasi ini untuk ke-pentingan manusia dengan cara paling akurat, itu saja sudah merupakan suatu keajaiban. Akan tetapi, yang sedang kita bicarakan di sini jauh lebih hebat dari itu. Sel menyimpan jutaan informasi untuk kepentingan manusia dan menggunakan informasi itu dengan begitu tepat dalam berbagai kombinasi jauh di luar pemahaman manusia. Manusia dapat bertahan hidup berkat kearifan yang ditunjukkan oleh sel-sel ini.

Sel pengingat adalah sel yang khusus diciptakan untuk melindungi kesehatan manusia. Dalam penciptaannya, Allah melengkapi sel ini dengan kemampuan mengingat yang kuat. Jika tidak, tidaklah mungkin bagi sel ini untuk mengembangkan strategi dengan sendirinya dan dalam strateginya itu ada tanggung jawab untuk menyimpan informasi. Lebih jauh, bahkan sel ini tidak menyadari akan kebutuhan untuk melindungi kesehatan; apalagi kebutuhan untuk menggunakan suatu strategi.

Selain itu, ada pertanyaan penting lain yang perlu dijawab mengenai ingatan kuat sel pengingat. Setiap detik, delapan juta sel manusia normal mati dan diganti oleh sel baru. Oleh karena itu, metabolisme terus-me-nerus memperbarui dirinya. Akan tetapi, waktu hidup sel pengingat ja-uh lebih panjang dari waktu hidup sel lainnya. Karakteristik ini yang membantu melindungi manusia dari penyakit berkat adanya informasi dalam sel pengingat. Namun sel pengingat ini tidaklah kekal, lambat laun mereka akhirnya akan mati. Pada tahap ini ada suatu kenyataan yang sangat mengejutkan. Sebelum mati, sel pengingat mengalihkan informasi yang mereka miliki kepada generasi berikutnya. Manusia sangat tertolong dengan adanya sel pengingat ini karena dengan cara ini manusia tidak perlu terkena penyakit yang sama yang telah dialami pada masa bayi (seperti cacar, gondongan, dan lain-lain).
Lalu, bagaimana sel ini bisa tahu bahwa ia harus mentransfer infor-masi?
Jelaslah ini tidak dapat hanya dikaitkan kepada sel itu sendiri, melainkan kepada kemampuan yang diberikan kepadanya oleh Pencip-tanya.

Bagaimana Cara Sel B Mengenali Musuh?

Dalam keadaan benar-benar siap berperang, sebelum memperta-hankan tubuh, sel B belajar membedakan musuh dari sel tubuh. Mereka tak perlu berusaha terlalu keras untuk itu, karena sel ini dan antibodi yang diproduksinya mampu mengenali musuh langsung dari ben-tuknya, tanpa memerlukan bantuan. Reseptor di permukaan sel telah diprogram untuk menemukan antigen lalu mengikatkan diri pada beberapa bagian kecil antigen. Dengan demi-kian antigen diidentifikasi sebagai benda asing. Dengan cara ini sel B dapat dengan mudah mengenali antigen semisal bakteri.

Apa Fungsi Sel B?

Sel B layaknya penjaga yang selalu was-pada kalau-kalau ada mikroba. Ketika mer-eka menemukan penyerang, mereka dengan cepat membelah diri dan memproduksi anti-bodi. Antibodi ini berikatan dengan mikroba seperti reseptor sel B. Di penghujung kerja keras fagosit dan sel T, sel musuh yang oleh antibodi ditandai sebagai benda asing, dike-luarkan dari tubuh. Pada saat menonaktifkan musuh dengan jutaan antibodi, sel B seka-ligus menandainya untuk sel pembunuh. Di sini, ada satu poin lain yang penting, yang sama pentingnya dengan menandai dan memusnahkan sel-sel asing. Bagaimana sedikit gen memproduksi sekian banyak antibodi?

Sebagaimana dibahas secara terperinci pada bagian “antibodi”, sel B memanfaatkan gen di dalam tubuh manusia untuk memproduksi anti-bodi. Namun demikian, jumlah gen di dalam tubuh manusia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah antibodi yang dihasilkan. Ini bukan masalah bagi sel B. Walau ada keterbatasan ini, mereka berhasil mem-produksi kira-kira dua juta jenis antibodi per jam.9 Sel B berinteraksi dalam berbagai kombinasi dengan gen yang ada untuk menghasilkan produksi seperti disebutkan di atas. Secara harfiah tidaklah mungkin satu sel mampu memikirkan kombinasi ini. Sel-sel yang tidak memiliki kesadaran ini diberi kemampuan untuk mengikatkan diri dalam kombi-nasi seperti ini atas kehendak Allah. Ini karena …

“... Dia hanya mengatakan kapadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia.” (QS. Al Baqa-rah, 2: 117) !

Tak ada kekuatan di langit dan di bumi selain Allah yang mampu memberi perintah bahkan hanya kepada satu dari triliunan sel. Hanya dengan kehendak Allah-lah suatu sel dapat melakukan operasi mate-matis seperti memproduksi senjata yang paling sesuai untuk menon-aktifkan setiap musuh yang menyerang sel.

Pasukan Pemberani: Sel T

Setelah diproduksi di sumsum tulang, sebagian limfosit bermigrasi ke timus. Limfosit ini, yang di sini membelah diri dan matang, disebut sel T. Sel ini matang membentuk dua kelompok: sel T pembunuh dan sel T penolong. Setelah pelatihan selama tiga minggu, sel T bermigrasi ke limpa, nodus limfa, dan jaringan usus untuk menunggu saat misinya.


Jalur Sel T

Sama seperti sel B, sel T juga merupakan sel yang sederhana pada awalnya. Bedanya, sel T harus melalui jalan yang jauh lebih rumit dan melewati serangkaian ujian yang sulit untuk menjadi sel T yang siap melaksanakan misinya.
Pada ujian pertama, diperiksa apakah sel ini dapat mengenali musuh atau tidak. Sel ini mengenali musuh dengan bantuan “KSU” (Kompleks Setara-jaringan Utama, MHC = Major Histocompatibility Complex), yang ditempatkan di permu-kaan musuh. KSU adalah molekul yang memaksa antigen melewati serangkaian proses kimia dan menyerahkannya ke-pada sel T.
Pada akhirnya, hanya sel yang mampu mengidentifikasi musuh saja yang dapat hidup, yang lain tidak ditoleransi dan langsung dimusnahkan.
Kemampuan untuk mengenali sel musuh saja belum cukup untuk menjamin hidup sel T. Sel ini juga harus berpengetahuan luas mengenai zat-zat yang tidak berbahaya dan jaringan tubuh manusia yang normal, sehingga dapat mencegah konflik yang tidak diperlukan, yang akhirnya akan merugikan tubuh.

Diferensiasi Sel T Menurut Perintah yang Diterimanya
Perang belumlah berakhir untuk sel T. Sebagian calon sel T memus-nahkan diri sendiri setelah menerima satu sinyal khusus dari sel lain. Sangat sedikit informasi tentang sinyal yang menyebabkan sel T mem-programkan kematiannya, atau melanjutkan hidup, atau menjadi dewa-sa dan mentransformasikan dirinya. Dari sudut pandang ilmiah, hal ini masih menjadi salah satu misteri sistem pertahanan yang belum terpe-cahkan. Banyak sel serupa di dalam tubuh kita menerima sinyal dari suatu tempat, dan memulai fungsinya setelah menerima sinyal itu. Bagaimanakah sel ini, yang saling mengirim sinyal antara satu dengan lainnya, mengetahui kapan dia perlu mengirim sinyal? Mahlon B. Hoagland juga mengangkat pertanyaan yang sama dalam bukunya The Roots of Life:

Bagaimana sel-sel tahu kapan harus berhenti tumbuh? Apa yang memberi tahu mereka bahwa ukuran organ yang mereka susun belum sesuai?…Bagaimanakah sifat sinyal yang menghentikan pembelahan diri? Kita belum tahu jawabannya dan kita terus mencari jawabannya.

Memang, misteri tentang sistem sinyal di antara sel masih belum terpecahkan. Satu sel batang biasanya diharapkan membelah diri dan membentuk dua sel baru dengan sifat-sifat yang sama. Namun, ada semacam tombol tersembunyi di dalam salah satu sel yang menye-babkan transformasi mendadak dalam sel. Sel yang baru ini adalah sel T yang akan berperang untuk tubuh manusia. Hal ini membawa kita kepa-da pertanyaan: Mengapa sebuah sel mentransformasikan dirinya menja-di sel lain yang sangat berbeda ?
Sains belum dapat menjawab pertanyaan ini. Sains dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimana sel mentransformasikan dirinya, tetapi tidak pernah dapat menjelaskan mengapa sel ini menginginkan menjadi sel prajurit. Sains juga tidak dapat menjelaskan siapa yang memprogram sel supaya menjadi sel yang mempertahankan tubuh pada saat dibutuh-kan.

Hanya mereka yang mengetahui adanya Allah yang dapat mema-hami sepenuhnya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Jenis-Jenis Sel T

Sel T terdiri atas tiga kelompok: sel T penolong, sel T pembunuh, dan sel T penekan. Setiap sel T memiliki molekul KSU khusus yang mem-buatnya mampu mengenali musuh.

Sel T Penolong

Sel ini dapat dianggap sebagai administrator di dalam sistem per-tahanan. Pada tahap-tahap awal perang, ia menguraikan sifat-sifat sel asing yang diabsorpsi oleh makrofag dan sel penangkap antigen lainnya. Setelah menerima sinyal, mereka merangsang sel T pembunuh dan sel B untuk melawan. Stimulasi ini menyebabkan sel B memproduksi antibodi. Sel T pembunuh menyekresikan molekul yang disebut limfokin untuk merangsang sel lain. Molekul ini menghidupkan tombol pada sel lain dan mulai menyalakan alarm perang.

Kemampuan sel T penolong menghasilkan molekul yang meng-aktivasi molekul lain, merupakan proses yang penting. Pertama, produksi molekul ini berhubungan dengan strategi perang yang akan datang. Jelas sel T tidak dapat membuat strategi itu sendiri. Jelas pula bahwa strategi ini tidak datang hanya dengan suatu kebetulan belaka.

Lagipula, mengembangkan strategi belumlah cukup. Molekul di da-lam sel, yang akan menyalakan tombol untuk memulai produksi pada sel lain, harus disintesis dengan tepat. Untuk itu, dia harus betul-betul tahu mengenai struktur kimia sel lawan. Satu kesalahan saja pada produksi molekul ini akan melumpuhkan keseluruhan sistem pertahanan. Ini kare-na suatu pasukan tanpa suatu komunikasi akan dimusnahkan bahkan sebelum pasukan ini meluncurkan pertahanannya.

Keberadaan molekul ini saja sudah cukup untuk membuktikan kemustahilan teori evolusi, karena prasyarat sistem pertahanan adalah adanya molekul ini sejak awal. Jika sel T penolong gagal menyiagakan sel lain dengan bantuan molekul limfokin, berarti tubuh manusia menyerah kepada virus.

Sel T Pembunuh

Sel T pembunuh adalah unsur paling efisien dalam sistem pertahanan. Pada bab-bab sebelumnya, kita telah mempelajari bagaimana virus dinon-aktifkan oleh antibodi. Namun demikian, ada kasus saat antibodi tidak dapat mencapai virus yang telah menyerang suatu sel. Untuk kejadian seperti ini, sel T pembunuh membunuh sel yang sakit yang telah diserang oleh virus.

Pengamatan saksama mengenai cara sel T pembunuh membunuh sel yang sakit menyingkapkan suatu seni dalam penciptaan dan suatu kearifan yang sangat agung. Sel T pembunuh terlebih dahulu harus membedakan antara sel normal dan sel yang di dalamnya terdapat musuh yang bersembunyi. Sel T pembunuh mengatasi masalah ini dengan bantuan sistem molekul KSU yang telah ada padanya. Ketika mereka melihat sel yang telah diserang, mereka menyekresikan suatu bahan kimia. Sekresi ini melubangi membran sel dengan cara berbaris berdampingan sangat berdekatan dalam suatu lingkaran. Selanjutnya sel mulai bocor dan sel mati.

Sel T pembunuh menyimpan senjata ini dalam bentuk granular. Dengan demikian senjata kimia ini selalu siap digunakan. Para ilmuwan takjub ketika menemukan kenyataan bahwa sel memproduksi senjata-nya sendiri dan menyimpannya untuk digunakan pada masa yang akan datang. Bahkan lebih menakjubkan lagi adalah rincian cara sel ini memanfaatkan senjata kimianya.

Ketika musuh mendekati sel tuan rumah, mikrogranular ini bergeser ke ujung sel searah dengan musuh. Kemudian mikrogranular menyentuh membran sel, melebur ke dalamnya, dan sambil mengembangkan ukur-annya, mikrogranular melepaskan zat yang ada di dalamnya.

Sel Pembunuh Alamiah: “PA”

Limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulang ini, juga tersedia di limpa, nodus limfa, dan timus. Fungsi mereka yang sangat penting adalah membunuh sel tumor dan sel pembawa virus.

Dari waktu ke waktu, sel-sel penyerang melakukan cara-cara yang jahat. Kadang mereka bersembunyi dengan sangat rapi di dalam sel tubuh sehingga baik antibodi maupun sel T tak dapat mengenali musuh ini. Segala sesuatu tampak normal dari luar. Dalam keadaan seperti itu, sistem pertahanan bagaimanapun menduga adanya anomali dan sel PA segera menuju daerah tersebut melalui darah. Limfosit pembunuh mengelilingi sel tempat musuh bersembunyi ini dan mulai memper-mainkannya. Saat itulah sel musuh dibunuh oleh zat racun yang di-injeksikan ke dalamnya.

Bagaimana sel-sel ini mengenali musuh masih merupakan pertanyaan yang belum terjawab. Reseptor yang seharusnya ada di permukaan dan memungkinkan mereka mengenali sel target belum ditemukan. Oleh karena itu mekanisme yang digunakan untuk mengenali musuh belum dipahami dengan jelas.

Dengan seluruh teknologi yang ada, manusia masih belum mampu menyelesaikan rincian yang digunakan oleh sistem ini untuk meng-identifikasi musuh. Barangkali kemajuan teknologi di masa datang akan memberikan seberkas sinar pada sistem ini sehingga masalah ini tidak lagi merupakan misteri. Ini juga akan menjadi bukti yang menyata-kan kesempurnaan sistem yang ada sekarang dan bukti tentang rumitnya perencanaan yang terlibat dalam penciptaannya.

Sel Darah

- Trombosit

Proses penggumpalan (koagulasi) darah sudah dianggap kejadian biasa yang sering terabaikan. Namun demikian, jika saja sistem sem-purna yang memungkinkan penggumpalan darah ini tidak ada, manusia akan mengalami risiko yang cukup berarti dan bahkan pen-darahan yang menyebabkan kematian hanya dari satu luka ringan. Trombositlah salah satu sel darah, diproduksi di sumsum tulang, yang melaksanakan tugas ini. Penggumpalan darah juga melibatkan suatu bahan yang disebut serotonin. Yang disebutkan terakhir ini berperan penting dalam reaksi alergi.

- Eosinofil

Sel darah ini memiliki kemampuan untuk melakukan fagositosis, yaitu memusnahkan setiap sel asing yang memasuki tubuh.

- Basofil

Basofil adalah sel darah berinti tunggal yang kasar dan besar. Jumlahnya dalam darah hanya sedikit, tetapi banyak di kulit, di dalam dan di sekitar limpa, serta di jaringan konektif usus.

- Neutrofil

Dengan suatu kualitas antibakteri, sel-sel darah ini melindungi organisme dari bahan benda-benda asing. Selain itu sel-sel ini membantu sistem pertahanan dengan kemampuan fagositosisnya.


Sel yang Menyerahkan Antigen
(Antigen Presenting Cells): “SMA”

Tugas sel ini adalah menyerahkan antigen (musuh) kepada sel T. Mengapa ada sel yang melaksanakan fungsi (tanggung jawab penting) seperti ini jelas membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Sel ini tahu bahwa sel T menjaga tubuh manusia. Sel ini mengenali musuh dan menyerahkan musuh yang ditangkapnya kepada sel T untuk melengkapi sel T dengan pengetahuan mengenai musuh.

Mengapa sel ini mau melakukan tugasnya? Menurut teori evolusi, sel ini seharusnya hanya memikirkan kesejahteraan dirinya sendiri. Akan tetapi ia melayani sistem, padahal tidak mendapat keuntungan darinya.

Yang lebih menarik, SMA sangat mengetahui kebutuhan sel T. Berdasarkan hal itu, SMA akan memecah sel musuh dan memberikan kepada sel T hanya urutan asam amino sel musuh saja. Berarti SMA bahkan mengetahui bahwa sel T akan mengekstrak informasi yang diperlukan dari urutan asam amino ini.

Sampai pada tahap ini, ada perlunya mengingat kembali satu hal: Kita menyebutkan kegiatan seperti “mengetahui”, “menghitung”, “berpikir”, “melayani”. Tanpa dipertanyakan lagi, semua kegiatan tadi membutuhkan suatu kesadaran tertentu. Mustahil makhluk hidup yang tak memiliki kesadaran melaksanakan kegiatan ini. Padahal, sekarang kita sedang membahas kemampuan ini sebagai kemampuan yang ada di dalam benda yang sangat kecil: sel biasa, kecil, dan tidak memiliki kesadaran.
Jawaban atas pertanyaan ini sangatlah jelas. Dialah Allah yang menciptakan SMA dan sel T, serta sel lainnya di tubuh. Kesemuanya bekerja harmonis dalam satu sistem yang sama.

Picture Text

Fagositosis dalam proses. Makrofag (kuning) tengah mencerna bakteri (biru).

Di kiri, Anda bisa melihat makrofag saat berusaha melahap benda asing.

Makrofag ketika menelan bakteri tahap demi tahap. Makrofag memanjang untuk menangkap bakteri.

Bakteri tertangkap dan terjebak di dalam perpanjangan membran makrofag.

Bakteri yang sudah terperangkap di membran makrofag ditelan satu per satu.

Makrofag (A) berusaha menjangkau bakteri (C) dan menangkapnya dengan perpanjangan membran yang disebut pseudopodia (B).

Limfosit sedang memerangi sel-sel kanker.

Pada orang yang kebal, sel T pembunuh menyerang dan menghancurkan sel yang membawa antigen asing, seperti sel yang terinfeksi virus atau sel kanker. Sel T ini memiliki vakuola penyimpanan yang mengandung senyawa kimia, disebut perforin, karena ia melubangi membran sel dan melepaskan unit perforin protein. Unit ini bersatu membentuk lubang pada membran sasaran. Setelah itu, cairan dan garam masuk sehingga sel sasaran akhirnya pecah.

Sebuah sel B saat membelah diri.

Sebuah sel B diseliputi bakteri.

Bakteri dan virus membawa senyawa kimia di permukaannya, yang disebut antigen. Sebagian limfosit menghasilkan antibodi untuk mengikatkan diri dengan antigen, sehingga memudahkan sel darah putih menelan bakteri tersebut. Antibodi mempunyai ciri khas yang sangat berbeda dan mereka hanya dihasilkan untuk dan mengikatkan diri kepada antigen khusus. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di atas, antigen (segi tiga) dengan pas sesuai dengan antibodi, lingkaran dengan potongan segi tiga. (kiri atas). Namun antibodi yang sama (bawah) tidak cocok dengan antigen bulat.

Sel darah putih yang dibuat dalam jaringan sistem limfa berubah menjadi limfosit (sel B dan sel T) atau monosit. Limfosit merupakan pemain kunci dalam sistem kekebalan. Monosit bisa berubah menjadi sel pemakan (fagosit) yang besar, disebut makrofag.


Apakah yang disebut Molekul MHC
(Major Histocompatibility Complex)
atau KSU (Kompleks Setara-jaringan Utama)?

KSU adalah suatu molekul yang khusus dihasilkan untuk membantu sel-T mengenali musuh. Mereka melakukan serangkaian proses kimia terhadap antigen lalu mempersembahkannya kepada sel-T. Dengan bantuan molekul KSU, partikel virus, molekul sel kanker, dan bahkan partikel yang merupakan bagian dalam dari suatu bakteri bisa terdeteksi.
Alasan penting sel-T memanfaatkan molekul KSU adalah karena hal ini membantunya memasuki sel tuan rumah dan menemukan sel virus yang menyamar. Akan tetapi, bantuan dari molekul KSU saja belum cukup. Untuk menjalankan tugasnya, sel-T juga membutuhkan sel penolong. Disebut SMA, Sel yang Menyerahkan Antigen (APC, antigen-presenting cell) untuk singkatnya, sel-sel ini mencabik-cabik antigen lalu menangkap bagian terpenting dari antigen itu. Bagian ini berisi deret asam amino yang menentukan identitas antigen. Sel T diaktivasi apabila ia menerima informasi identitas ini dari SMA.
Seperti yang bisa kita lihat, sistem kekebalan membutuhkan sub-sistem luar biasa untuk memulai perang. Tidak adanya satu saja komponen dari jaringan yang cerdas ini, yang terdiri dari banyak subunit yang saling terkait, akan mengakibatkan sistem ini tidak berguna. Dengan demikian, tidak masuk akal untuk berbicara tentang kebetulan dalam pembentukan sistem yang cerdas ini. Mempertimbangkan pandangan itu hampir sama dengan takhayul.
Ada kearifan pada setiap tingkatan sistem ini yang tanpa cacat diciptakan Allah. Contoh dari ini adalah kinerja sel SMA yang membawa musuh kepada sel T. Sel-sel ini menyadari bahwa sel T bisa mengenali musuh dari deret asam aminonya. Hal ini merupakan salah satu dari ribuan keping bukti bahwa kedua sel ini diciptakan oleh kekuatan yang sama, yaitu, Allah.

Makrofag maupun sel B menyerahkan antigen kepada sel T penolong. Untuk menjalankan tugas ini, antigen harus dicerna menjadi peptida yang dikombinasikan dengan protein KSU. Senyawa kompleks yang terbentuk diserahkan kepada sel T. Selanjutnya, sel T-penolong memproduksi dan mengeluarkan limfokin yang merangsang sel T dan sel kekebalan lainnya.

Sebuah sel yang sedang bunuh diri (tengah). Penghancuran-diri terprogram ini untuk menggantikan jaringan atau untuk membuang sel yang rusak.

Sel T (kanan) mendapat perintah untuk membunuh dari sel dendritis (bawah kiri, latar belakang) atau makrofag (bawah kanan).

Gambar ini memperlihatkan cara sel memecah mikroba dan menyerahkannya kepada sel T. Seperti yang ditunjukkan di bagian kanan, sel T akan diaktivasi hanya jika reseptor antigennya cocok dengan antigen tersebut, jika molekul CD4 menempel ke kompleks antigen, dan jika sejumlah molekul lain (kanan) berkombinasi satu sama lain. Mekanisme pengamanan ini mencegah agar sel T matang tidak melancarkan serangan kekebalan terhadap tuan rumahnya.

Sel T (berbentuk bundar) dikelilingi oleh sel kanker (dengan sitoplasma menyebar dan seratnya berdifusi).

Sel T-pembunuh (bulatan kecil), dikeliling oleh sel kanker (bulatan besar).
Contoh molekul SMA adalah makrofag. Mereka melakukannya dengan memerangkap benda asing ke dalam ruang di sitoplasmanya bagian sel di luar inti sel dan menyuntikkan senyawa kimia pencerna ke dalamnya. Senyawa ini memecah bakteri menjadi fragmen protein penyusunnya, fragmen yang tidak membahayakan dan malah bisa dimanfaatkan.

MENUJU PERANG HABIS-HABISAN

Sejauh ini kita telah membahas struktur umum sistem pertahanan, organ-organnya, sel-selnya, dan musuh-musuhnya. Pada bab ini, kita akan menelusuri peperangan mematikan antara sistem pertahanan kita dengan sel-sel musuh, dan pertahanan menakjubkan yang dibangun oleh tubuh.
Pertempuran gagah berani yang dilakukan oleh sistem pertahanan kita terdiri atas tiga tahapan penting:

1. Aksi pertama, pengenalan musuh.
2. Perang habis-habisan yang dilancarkan pasukan yang sebenarnya.
3. Kembali ke keadaan normal.

Sistem pertahanan harus mengenali dengan jelas musuhnya sebelum memulai perlawanan, karena setiap kejadian berbeda satu sama lainnya bergantung pada jenis musuh. Lebih dari itu, jika pengetahuan ini tidak ditangani dengan tepat, sistem pertahanan kita dapat berbalik menyerang sel tubuh sendiri.

Fagosit, yang dikenal sebagai sel pemulung dalam sistem pertahan-an, melancarkan aksi pertama. Mereka bertempur satu lawan satu dengan musuh. Mereka seperti pasukan infantri yang bertempur dengan bayo-netnya melawan satuan musuh

Kadang-kadang fagosit tidak dapat mengatasi jumlah musuh yang terus-menerus bertambah. Pada tahap ini sel fagosit besar, makrofag, mengambil alih. Kita dapat mengumpamakan makrofag sebagai pasuk-an kavaleri yang memotong jalan ke tengah musuh. Pada saat yang sama makrofag menyekresikan suatu cairan, yang menyalakan alarm umum untuk meningkatkan suhu tubuh.

Makrofag masih memiliki karakteristik penting lainnya. Saat me-nangkap dan menelan virus, makrofag merobek bagian tertentu pada virus, yang kemudian dibawanya seperti bendera. Bendera ini berlaku sebagai tanda dan informasi bagi elemen-elemen lain pada sistem pertahanan.

Kumpulan informasi ini diteruskan kepada sel T penolong, yang menggunakannya untuk mengenali musuh. Begitu informasi ini sampai, maka tugas pertama yang harus dilakukan adalah segera menyiagakan sel T pembunuh dan merangsangnya untuk memperbanyak diri. Dalam waktu singkat, sel T pembunuh yang terstimulasi akan menjadi pasukan yang kuat. Fungsi sel T penolong tidak hanya ini, mereka juga memas-tikan lebih banyak fagosit didatangkan ke medan perang, sementara mereka mentransfer informasi mengenai musuh kepada limpa dan nodus limfa.
Setelah nodus limfa menerima informasi ini, sel B, yang telah me-nunggu gilirannya, teraktifkan (sel B dibuat di sumsum tulang, kemu-dian bermigrasi ke nodus limfa, menunggu giliran untuk melaksanakan tugas).

Sel B yang telah teraktifkan harus melalui beberapa tahapan. Setiap sel B yang terstimulasi mulai memperbanyak diri. Proses memper-banyak diri berlanjut sampai ribuan sel identik terbentuk. Selanjutnya, sel B mulai membelah diri dan berubah menjadi sel plasma. Sel plasma juga menyekresikan antibodi sebagai senjata selama bertempur dengan musuh. Seperti dinyatakan pada bab-bab sebelumnya, sel B mampu memproduksi jutaan antibodi dalam satu detik. Senjata ini sangat berguna. Mereka cukup mampu untuk berikatan dengan musuh terlebih dahulu, lalu memusnahkan struktur biologis musuh (antigen).

Jika virus menembus sel, antibodi tidak dapat menangkap virus. Pada tahap ini, sel T pembunuh berperan lagi. Dengan bantuan molekul KSU, ia mengenali virus yang ada di dalam sel, lalu membunuhnya.

Namun kalau virus telah terkamuflase dengan baik dan dapat menghindar dari perhatian sel T pembunuh, maka “sel pembunuh alamiah”, atau disingkat PA datang beraksi. Sel PA membunuh sel yang ditempati virus dan tidak dapat dikenali oleh sel lain.
Setelah perang dimenangkan, sel T penekan menghentikan perang. Meskipun perang telah berakhir, perang tidak akan dilupakan. Sel pengingat telah menyimpan musuh di dalam ingatannya. Dengan tetap tinggal di dalam tubuh selama bertahun-tahun, sel ini membantu pertahanan menjadi lebih cepat dan lebih efektif jika musuh yang sama menyerang lagi.

Para pahlawan perang ini tidak mendapatkan pelatihan militer.
Para pahlawan perang ini bukan manusia yang mampu bernalar.
Para pahlawan perang ini adalah sel yang sedemikian kecil sehingga kumpulan jutaan mereka saja masih akan sulit untuk menutupi sebuah titik.
Lagi pula, pasukan yang hebat ini tidak hanya berperang saja. Pasuk-n ini juga membuat sendiri senjata yang akan digunakannya saat bertem-pur. Ia membuat semua perencanaan dan strategi perangnya sendiri dan membersihkan medan perang setelah perang selesai. Jika semua proses ini diserahkan pada pengendalian manusia, bukan sel, akankah kita mampu menangani organisasi yang hebat ini ?

Bagaimana Seandainya Peperangan dalam Tubuh Diserahkan pada Pengendalian Manusia?

Kita tidak segera menyadari bahwa virus atau mikroba sedang me-nyerang tubuh. Hanya jika gejala sakit muncul ke permukaan, barulah kita mengetahuinya. Ini petunjuk bahwa virus, bakteri atau mikro-organisme lainnya telah cukup lama bersarang dalam tubuh. Artinya, intervensi primer gagal. Kondisi tak terperiksa seperti ini memung-kinkan penyakit semakin parah, menimbulkan keadaan yang tak dapat dipulihkan. Kendati seseorang hanya terinfeksi oleh penyakit yang relatif ringan dan dapat disembuhkan, respon (tubuh) yang tertunda dapat menyebabkan krisis yang serius atau bahkan kematian.

Sekarang bayangkan koordinasi dan pengendalian unsur-unsur sis-tem pertahanan, strategi berikutnya yang akan dikembangkan dan dilak-sanakan, pengawasan perangnya sendiri, semuanya diserahkan kepada manusia. Kesulitan macam apa yang akan dihadapi?
Anggaplah gejala awalnya dapat didiagnosis dengan efektif. Ketika sel asing memasuki tubuh, sel prajurit segera harus diproduksi lalu dikirimkan ke tempat kejadian. Sel B harus segera memproduksi senjata (antibodi). Bagaimanakah kita menentukan jenis dan lokasi sel asing ini? Tahapan ini penting karena mendasari perlakuan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, solusi satu-satunya adalah orang tersebut harus melakukan pemeriksaan kesehatan yang meliputi semua organ dalam tubuhnya sampai ke setiap tetes darahnya dengan dugaan terkecil sekali pun, bahwa musuh telah memasuki tubuh. Kalau tidak, maka tidaklah mungkin untuk menentukan jenis dan lokasi antigen. Waktu panjang yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini tentu saja akan menye-babkan amat tertundanya intervensi yang tepat waktu. Terbukti betapa rumit dan sulitnya kehidupan manusia kalau harus pergi ke dokter hanya untuk pemeriksaan terhadap adanya infeksi saja.

Anggaplah intervensi tepat waktu dimungkinkan dan jenis serta lokasi antigen dapat dikenali dengan tepat. Bergantung kepada jenis musuh, terlebih dahulu fagosit harus diaktifkan. Bagaimana cara meng-arahkan fagosit agar segera menuju lokasi yang tepat? Jenis pesan seperti apa yang dapat membantu fagosit mencapai lokasi musuh dengan mu-dah? Anggaplah yang tak mungkin menjadi mungkin. Lalu tiba saatnya untuk mengetahui apakah fagosit telah menang perang atau tidak, karena hal itu akan menentukan apakah makrofag akan diluncurkan atau peperangan akan diakhiri. Tak pelak lagi, satu-satunya solusi yang memungkinkan adalah kembali ke dokter untuk melakukan pemeriksa-an menyeluruh. Kalau peperangan belum dimenangkan, kekuatan se-under, yaitu makrofag, harus dikirimkan ke tempat kejadian. Sementara itu, waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan berjalan melawan kehen-dak kita. Tanpa kehilangan waktu sedikit pun makrofag mestinya mero-bek musuh dan memperingatkan sel T penolong. Selanjutnya sel T peno-long memperingatkan sel T pembunuh, sehingga memicu perjuangan lain. Sel ini juga harus diperiksa apakah mereka sukses atau tidak — untuk itu lagi-lagi bantuan dokter dibutuhkan — kemudian sel PA harus dipanggil untuk membantu. Setelah pemeriksaan akhir, akan ditentukan apakah sistem pertahanan telah efektif dalam mengalahkan infeksi.

Kalaupun hanya satu yang harus dikendalikan manusia, hanya sis-tem pertahanan tanpa yang lainnya, dia harus terlibat dalam proses yang sulit dan kompleks. Terserang pilek saja akan membuat seseorang ber-kali-kali ke dokter, melanjutkan proses penyembuhan dalam sel dengan peralatan medis canggih, dan mengarahkannya sesuai kebutuhan. Pe-nundaan kecil saja atau satu masalah yang dijumpai selama proses akan berakibat penyakit menjadi lebih parah.

Bagaimana jika manusia yang harus membentuk sel-sel ini, mem-buat mereka mengenali musuh dan memproduksi antibodi yang sesuai, lalu mengajari dan mengatur semua proses yang akan mereka jalan-kan.... Tak ayal lagi hidup akan menjadi jauh lebih rumit dan sulit dibandingkan dengan model yang tadi telah dijelaskan. Secara harfiah dapat dikatakan tidak mungkin.
Allah telah menjauhkan beban ini dari manusia, menciptakan sis-tem tak bercacat untuk bekerja dengan cara yang sangat rapi dan independen dari yang pernah terbayangkan. Sama seperti hal lain di alam semesta, sistem pertahanan kita juga telah mematuhi tujuan penciptaannya untuk menjadi elemen kehidupan yang kritis dan sangat diperlukan:

“Dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh....” (QS. Al Insyiqaaq, 84: 2) !


Toleransi

Pada bab sebelumnya kita telah membahas cara sistem pertahanan dapat membedakan sel teman dan sel musuh dengan bantuan reseptor. Akan tetapi rancang bangun sebagian sel musuh hampir sama persis dengan rancang bangun jaringan tertentu dalam tubuh manusia. Hal ini dapat menjadi masalah bagi sistem pertahanan, yang mungkin tanpa se-ngaja menyerang jaringannya sendiri.

Namun demikian, pada keadaan normal, keadaan seperti tadi tidak pernah terjadi dalam tubuh manusia yang sehat. Sistem pertahanan tidak pernah menyerang molekul, sel, atau jaringannya sendiri. Dalam istilah medis, gejala ini disebut sebagai “toleransi”.
Keajaiban ini luar biasa penting. Tampak jelas sistem pertahanan sangat mampu membedakan masing-masing protein yang ribuan jum-lahnya. Misalnya, sistem pertahanan harus membedakan antara hemo-globin yang ditemukan dalam darah dengan insulin yang disekresikan oleh pankreas dan dari vitreous humour yang mengisi bola mata, dan sesungguhnya, dari segalanya yang lain dalam tubuh manusia. Sistem pertahanan mengetahui bahwa sementara dia bertempur tanpa kenal ampun melawan molekul musuh, dia tidak boleh membahayakan satu pun jaringan milik tubuh.

Selama bertahun-tahun para peneliti telah berusaha memahami cara sistem pertahanan belajar menoleransi jaringannya sendiri. Rincian mengenai mengapa limfosit terpenting, yaitu sel T dan B, tidak menyerang tubuh manusia, baru terungkap pada dua puluh tahun terakhir. Proses toleransi telah beroperasi sejak manusia ada, dan hanya sebagian kecil darinya yang telah tersingkapkan oleh manusia sebagai hasil dari penelitian bertahun-tahun.

Lalu bagaimana sistem pertahanan ini berkemampuan membeda-kan berbagai struktur berbeda antara satu dengan lainnya? Dapatkah hal ini dihasilkan dari suatu kebetulan yang tidak disadari seperti disampai-kan oleh teori evolusi? Tentu saja mustahil struktur yang terbuat dari atom-atom yang tidak memiliki kesadaran secara kebetulan memper-oleh kemampuan seleksi seperti ini yang membutuhkan kesadaran, informasi, dan inteligensia.

Jika struktur limfosit yang dirancang khusus sehingga memung-kinkannya memilah secara tepat diselidiki, pahamlah kita bahwa klaim para evolusionis sungguh tak logis dan tak masuk akal.

Sel pertahanan yang dikembangkan pada sumsum tulang atau timus akan dibunuh atau dinonaktifkan jika dia bereaksi terhadap produk tubuh manusia. Limfosit dewasa menghadapi konsekuensi yang sama kalau dia menyerang produk tubuh sendiri. Dengan kata lain, seti-ap unsur sistem pertahanan yang mungkin membahayakan tubuh akan dibunuh atau dipaksa bunuh diri menuruti perintah yang diterimanya.

Akan tetapi, jika sebuah sel T dihadapkan pada sel tubuh lainnya, dia tidak akan menyerang melainkan akan menonaktifkan dirinya sendiri. Serupa dengan itu, jika ada suatu zat dalam tubuh yang membawa sifat antigen tetapi seharusnya tidak dimusnahkan, maka tubuh manusia tidak menghasilkan antibodi sehingga tidak menye-rangnya.

Kalau diingat bahwa tubuh kita mengandung sekitar satu triliun limfosit, kita dapat menghargai disiplin yang menakjubkan yang dibu-tuhkan untuk menjamin sel-sel ini hanya mengincar sel-sel musuh saja dan membiarkan sel-sel teman.

Penghalang yang Terlindung

Pada dasarnya, embrio di dalam rahim seorang ibu seharusnya dianggap sebagai benda asing oleh tubuh manusia, sehingga begitu terbentuk akan segera dilawan. Sistem pertahanan tidak akan mem-biarkan “musuh” seperti ini berkembang. Namun nyatanya embrio tidak mudah diserang seperti yang kita duga. Setelah embrio terbentuk, ia berhasil berkembang sepenuhnya selama sekitar sembilan bulan, sepenuhnya terlindungi dari serangan antibodi.

Bagaimana hal ini dapat terlaksana?

Ada penghalang yang mengelilingi embrio dan khusus diciptakan hanya untuk menyerap nutrisi dalam darah. Penghalang ini membantu embrio mengambil nutrisi yang diperlukan untuk perkembangannya, sambil melindunginya dari efek perusakan oleh antibodi. Kalau tidak, antibodi akan segera menyerang embrio itu (mengira embrio sebagai benda asing) dan memusnahkannya. Isolasi embrio dari antibodi dengan perlindungan khusus seperti itu merupakan salah satu contoh paling sempurna dalam penciptaan rahim seorang ibu.
Mutasi, seleksi alam, ataupun mekanisme evolusioner lainnya tidak dapat menyertakan penciptaan sangat sempurna seperti ini dalam dongeng evolusi. Keajaiban penciptaan menunjukkan buktinya sendiri. Dalam Al Quran Allah berfirman bahwa Dia menempatkan embrio pada tempat yang aman:

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (QS. Al Mursalaat, 77: 20-23) !

Ada saat-saat ketika sel ini gagal memenuhi fungsinya. Namun demi-kian, tak boleh dilupakan bahwa jika Allah menghendaki, ini pun tak akan terjadi. Ketidakteraturan seperti itu diciptakan untuk suatu alasan yang tersembunyi supaya manusia dapat memahami dengan jelas bahwa kehidupan di dunia ini sementara dan sangat tidak sempurna. Tanpa keberadaan berbagai penyakit, manusia mungkin akan melupa-kan betapa tak berdayanya mereka terhadap Allah yang menciptakan mereka. Mungkin mereka gagal mengingat bahwa bagaimana pun majunya tek-nologi, penemuan-penemuan mereka, juga kehidupan mereka, semua-nya bergantung kepada kehendak Allah semata. Mungkin mereka menja-lani hidup seolah-olah akan tetap sehat selamanya, seolah-olah mereka tak kan menemui kematian dan dipanggil untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya di hadapan Allah pada Hari Pembalasan. Mungkin mereka hidup tanpa becermin pada keadaan buruk mereka yang sakit, yang kehilangan, dan yang teraniaya. Sehingga mereka mungkin tak dapat menghargai kesehatannya sebagai suatu anugerah Allah dan tak dapat menghargai bahwa seharusnya mereka hidup de-ngan cara yang paling baik dan produktif. Orang seperti ini jarang menerima kenyataan seperti yang diuraikan di atas.
Penyakit membuat orang dengan cepat menerima kenyataan tadi. Saat itulah baru orang mulai memikirkan hal-hal yang tak pernah terjadi pada mereka sebelumnya: Ketakberdayaan mereka dan ketakmampuan mereka melawan kekuatan Allah, kenyataan bahwa teknologi, yang ber-kembang dengan kehendak Allah, hanya dapat bermanfaat atas kehen-dak Allah. Mereka berpikir tentang orang-orang yang sedang dalam kesulitan, tentang kematian, dan bahkan tentang keadaan setelah mati. Hanya saat itulah orang menghargai kesehatannya. Selain itu, mereka yang selama ini menjalani dan mencurahkan segala keberadaannya un-tuk kehidupan di dunia kini menyaksikan betapa mereka tidak dapat bergantung padanya. Hal ini membuat mereka menilai ulang apakah mereka telah cukup berusaha untuk akhirat, tempat tujuan mereka sebenarnya.
Memang, tempat tinggal kita yang sebenarnya bukanlah dunia ini, tetapi akhirat. Kehidupan di akhirat tidaklah dibatasi oleh tahun, juga kualitasnya tidak ditentukan oleh kebutuhan dasar kita seperti tidur, makan, membersihkan diri, atau faktor negatif seperti penyakit. Nikmat yang tak berakhir di surga disebutkan pada ayat Al Quran berikut ini:

“Mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka.” (QS. Al Anbiyaa’, 21: 102) !

Sayangnya kebanyakan orang tidak menghargai kesehatannya, tidak memikirkan singkatnya hidup di dunia ini. Hanya jika jatuh sakit saja mereka berdoa kepada Allah. Namun saat mereka kembali sehat dan kembali kepada kehidupan sehari-harinya, mereka melupakan segalanya. Dalam Al Quran, Allah menyinggung karakteristik manusia seperti ini:

“Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya.” (QS. Ar-Ruum, 30: 33) !

Allah, Yang Maha Mengetahui kebenaran tentang segala sesuatu (Al Khabir), menciptakan ribuan jenis penyakit. Semuanya tersedia untuk umat manusia. Tak ada jaminan bahwa salah satu dari penyakit ini, barangkali salah satu yang paling berbahaya, tak akan menyerang kita. Setiap organ dan sistem ajaib yang ada dalam tubuh kita dimungkinkan mengalami kerusakan dan gagal untuk beroperasi. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, jika Allah menghendaki, tak satu pun penyakit menyerang kita dan tidak akan ada masalah di semua organ atau sistem kita. Jelaslah bahwa ada satu pesan yang dikirimkan kepada umat manusia dalam segala sesuatu yang terjadi, bahwa kehidupan di dunia ini bersifat sementara....

Picture Text

Komunikasi nan Hebat

1. Makrofag menangkap organisme musuh dan mengikatkannya kepada sel T-penolong. Sekresi yang mengaktivasi sel T-penolong (interleukin, IL-1) juga merangsang otak untuk meningkatkan suhu tubuh. Hal ini menyebabkan pilek, yang pada gilirannya meningkatkan aktivitas sel kekebalan.
2. Begitu diaktivasi, sel T penolong memproduksi interleukin 2 (IL-2) yang menyebabkan sel T-penolong lain dan sel T-pembunuh berkembang dan membelah diri. (BCGF - Faktor Pertumbuhan Sel B)
3. Ketika jumlah sel B meningkat, sel T-penolong memproduksi senyawa lain yang memerintahkan sel B untuk berhenti menggandakan diri dan mulai memproduksi antibodi. (BCDF Faktor Perkembangan Sel B)
3. Dengan sinyal yang sama, sel T-penolong juga mengaktivasi sel T-pembunuh.

Kalau manusia diperintahkan untuk mengatur bahkan hanya sistem sinyal ini saja, kehidupan akan menjadi sangat sulit bagi mereka.

Peperangan Sel

1. Perang Dimulai
Begitu virus mulai menyerang tubuh, sebagian akan tertangkap bagian antigennya lewat bantuan makrofag kemudian dimusnahkan. Sebagian dari jutaan sel T-penolong yang bergerak dalam peredaran darah memiliki kemampuan untuk “membaca” antigen khusus ini. Sel T khusus ini menjadi aktif apabila berikatan dengan makrofag.
2. Menggalakkan Penggandaan Sel
Begitu diaktivasi, sel T penolong mulai membelah diri. Mereka lalu memperingatkan sel T-pem-bunuh dan sel B, yang lebih sedikit jumlahnya dan sensitif terhadap virus musuh, agar membelah diri. Ketika jumlah sel B meningkat, sel T-penolong mengiriminya sinyal untuk mulai mem-produksi antibodi.
3. Mengalahkan Infeksi
Pada poin ini sebagian virus sudah berhasil berpenetrasi ke dalam sel. Tempat satu-satunya virus dapat membelah diri adalah sel tubuh. Dengan senyawa kimia yang mereka sekresikan, sel T-penolong mematikan sel yang ditumpangi virus ini dengan cara melubangi membrannya lalu membuang elemen di dalamnya. Dengan demikian mereka mencegah virus dalam sel tersebut berepro-duksi. Dengan menempel langsung di permukaan si virus, antibodi melum-puhkan virus itu dan mencegahnya menye-rang sel lain. Terakhir, sel yang terinfeksi dihancurkan dengan bantuan senyawa kimia yang disiapkan sebelum pertempuran.
4. Pascaperang
Setelah perang dimenangi, dan penyakit telah dibasmi, sel T penekan menghentikan keseluruhan sistem penyerbuan. Sel Pengingat dan sel B masih berada dalam aliran darah dan sistem limfatik agar segera teraktivasi jika nanti bertemu lagi dengan virus dari jenis yang sama.

Jutaan limfosit beredar di dalam aliran darah dan mengemban tanggung jawab untuk menghancurkan organisme berbahaya yang ada dalam tubuh manusia. Pada gambar ini Anda bisa melihat sel T-pembunuh (jingga) menyerang sel kanker. Sel T itu menghancurkan membran pelindung pada sel kanker dengan bantuan enzim asamnya dan menghancurkan sel. Di akhir penyerangan satu-satunya yang bersisa adalah nukleus (inti) sel kanker yang besar, bundar, hampir telanjang (gambar besar)

Unsur-unsur sistem pertahanan tidak akan melukai diri sendiri kalau mereka tidak dapat membedakan antara sel teman dengan sel lawan. Di sini Anda dapat melihat organisme itu menyerang selnya sendiri seolah-olah mereka itu musuh.

Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.
(QS. Al Mursalaat, 77: 20-23)

Di Kutip Dari Harun Yahya

Jumat, 09 April 2010

MUSUH SISTEM

Dalam pengertian secara umum, kanker dapat dikatakan sebagai pembelahan sel yang tak terkendali. Tanpa memperhatikan je-nisnya, kanker pada mulanya berkembang pada sel normal dan sehat dan memiliki karakteristik dasar sel normal ini, setidaknya dalam tahapan perkembangan awalnya. Namun demikian, sel-sel ini cenderung kehilangan sebagian kemampuannya. Salah satu kemampuan yang pen-ting adalah kemampuan untuk bereaksi terhadap pesan-pesan yang diki-rimkan oleh lingkungannya atau oleh organismenya sendiri, yang meng-atur replikasi sel. Ketika ketakteraturan seperti ini terjadi, sel tak lagi da-pat mengendalikan replikasinya dan pertumbuhan jaringan. Proses ini, yang dikenal dengan “pembelahan berkesinam-bungan” secara genetis ditransfer kepada sel-sel baru, mengakibatkan penyebaran tumor, yang pada gilirannya menyerang jaringan tetangga-nya. Sel yang rusak ini memakan nutrisi sel lain, menghabiskan suplai asam amino yang sangat penting. Sel kanker akhirnya menutup saluran dalam tubuh manusia dengan volumenya yang terus membesar. Mereka berakumulasi dalam berbagai organ seperti otak, paru-paru, hati dan ginjal, mengelilingi sel sehat dan normal dalam organ ini dan menghalangi fungsi normalnya, akhirnya menimbulkan ancaman yang serius terhadap kehidupan manusia.
Sel normal hanya membelah diri kalau mereka menerima perintah dari sel tetangganya. Ini termasuk cara pengamanan di dalam organisme itu. Akan tetapi, sel kanker tidak merespon mekanisme ini dan menolak setiap pengendalian pada sistem replikasinya. Jenis kanker yang dijelas-kan sejauh ini tak menyebabkan masalah pada sistem pertahanan. Tubuh yang kuat dengan sistem pertahanan yang efektif mampu berjuang mela-wan sel kanker yang berkembang dan bertambah jumlahnya, dan bahkan mengalahkan penyakit itu. Masalah utama muncul ketika membran sel kanker robek sendiri karena bantuan enzim (enzim pac-man), dan bercam-pur dalam peredaran darah dengan menembus cairan limpatik, dan akhirnya mencapai sel dan jaringan yang jauh.
Skenario saat ini cukup negatif. Sel yang biasanya bekerja secara ko-lektif memberi manusia karunia melihat, mendengar, bernapas, dan hi-dup, tiba-tiba tumbuh membandel, tidak mematuhi perintah “berhenti” yang diterima dari sel tetangganya. Saat mereka terus membelah diri, mereka mengusung proses pengrusakan berkecepatan penuh yang membawa pada kematian tubuh total.
Jika kita bandingkan tubuh manusia dengan sebuah negara, dan sistem pertahanan manusia dengan pasukan yang kuat dan bersenjata lengkap, sel kanker umpama pemberontak negara. Pemberontak ini semakin hari semakin banyak, terus melakukan perusakan terhadap struktur saat itu. Akan tetapi pasukan tentara di negara ini sama sekali tidak dapat ditembus.
Makrofag, prajurit terdepan dari sistem pertahanan, mengepung mu-suh begitu bertemu dan memusnahkan sel kanker dengan bantuan pro-tein yang khusus mereka produksi. Selain itu, sel T, prajurit yang kuat dan cerdas, serta senjata khususnya (antibodi) membunuh sel kanker yang telah mulai berfusi ke dalam tubuh dan cairan getah bening dengan merobek membran sel. Perjuangan ini terus berlanjut bahkan walau sel kanker telah menyebar. Begitu sel kanker terus berkembang, sel perta-hanan membantu menghalangi kemajuan penyakit, sehingga berkurang.
Salah satu sistem di dalam sel tubuh manusia yang mencegah penyebaran sel kanker adalah “apoptosis” yang menyebabkan sel bunuh diri. Apoptosis terjadi kalau DNA sel rusak, atau sel berkembang menjadi tumor, atau gen P53 yang juga dikenal sebagai “gen pencegah kanker” kurang efektif. Meskipun apoptosis mungkin terkesan negatif, sebenar-nya peristiwa ini sangat penting, karena dia merintangi penyimpangan berbahaya dan mencegah penyakit diturunkan ke generasi berikutnya. Jika dibandingkan, potensi bahaya yang disebabkan oleh sel kanker bisa merusak sekujur tubuh manusia, sementara kehilangan satu sel lebih dapat diterima. Sel-sel di dalam tubuh manusia yang menyadari (!) bahwa ada penyimpangan dalam struktur mereka sendiri yang meng-ancam tubuh manusia, memulai kematiannya sendiri untuk mem-perpanjang kehidupan manusia.
Kanker menjadi bentuk yang mengancam nyawa ketika sel yang rusak ini berkelit dari sistem bunuh diri. Dalam kasus ini, diaktifkanlah suatu mekanisme pertahanan sekunder untuk mencegah multiplikasi tak terkendali sel-sel ini. Jika mereka berhasil pula melewati penghalang ini, tahapan berikutnya yang mereka hadapi adalah “saat krisis”. Pada tahap ini, sel-sel yang telah berhasil meloloskan diri dari sistem keamanan sebe-lumnya sekaligus dibunuh semuanya. Akan tetapi, bisa jadi satu di antara sel-sel ini berhasil mengatasi “krisis”. Sel kanker “pemberontak” tersebut akan mentransfer sifat pemberontakannya kepada turunannya, yang akan bermultiplikasi dalam jumlah besar. Sekarang pasien kanker harus melawan dengan usaha yang intensif.
Apakah hanya sifat tak terkendalikan, merdeka, dan terus-menerus membelah diri yang membawa sel kanker pada kemenangan? Ada alasan lainnya di balik kesuksesan ini.
Sel membawa sejenis sistem penanda di permukaannya yang me-nentukan posisi mereka dalam tubuh. Tanda ini dapat dibaca oleh sel lain sehingga membantu sel saling mengenali secara tepat tempat mereka masing-masing dan mencegahnya supaya tidak menempati tempat sel lain. Sistem ini menjamin integritas jaringan. Karena mengetahui posisi mereka, sel tak akan pergi ke tempat lain, atau membiarkan sel lain me-nempati tempatnya, sehingga akan menjamin pemeliharaan tubuh supaya tetap dalam keadaan sehat. Sel yang tak memiliki tempat tertentu atau berada di tempat yang tidak semestinya akhirnya akan bunuh diri. Namun demikian, dengan adanya sistem penanda ini, proses bunuh diri sepenuhnya dihilangkan, karena sel tak diizinkan untuk tidak memiliki tempat atau menempati tempat yang tak sesuai. Proses ini tidaklah sesederhana dugaan kita. Supaya sistem tetap berfungsi efektif, setiap sel harus mengenali posisi dirinya sendiri selain menghormati posisi sel lain, dan berhati-hati untuk tidak menduduki tempat sel lain. Prosedur ini diajarkan kepada mereka melalui berbagai molekul mediator yang memungkinkan sel menjaga tempat mereka masing-masing. Akan tetapi, terkadang ada juga kejadian saat molekul mediator ini absen atau tak dapat memenuhi tugasnya. Keadaan ini menguntungkan sel kanker. Saat molekul penghalang tidak ada di sekitarnya, sel kanker menyebar lebih cepat. Di samping itu, sel kanker tak perlu menancapkan dirinya pada satu tempat tertentu. Mereka merusak aturan dengan hidup bebas tanpa menetap di suatu tempat.
Sel yang mendapat pengecualian untuk tidak memiliki tempat tetap adalah eritrosit. Mereka menembus membran sel dan jaringan lain serta merobek rintangan dengan bantuan enzim khusus yang disebut “metallo-proteinase”. Jadi mereka dapat sekehendaknya mengunjungi bagian ma-na saja dalam tubuh manusia. Sel pertahanan menggunakan enzim ini untuk menggapai sel musuh, sementara sel kanker menggunakannya untuk tujuan berbeda sama sekali. Tujuan utama sel kanker adalah untuk menyerang sel-sel yang sehat dan mendudukinya.
Keahlian sel kanker tak dibatasi oleh tujuan penyerangan saja; mere-ka juga mampu memainkan “permainan” lain melawan sel-sel pertahan-an. Mungkin kedengarannya ganjil, kita bukan sedang mem-bicarakan aktor berbakat melainkan tentang sel kanker, yang bermain-main mela-wan musuhnya. Sebelum mencoba menjelaskan permainan yang benar-benar cerdas ini, mari kita meninjau ulang apa yang sudah dijelaskan sejauh ini.
Bukankah luar biasa bahwa pasukan pertahanan kita membuat peng-halang progresif untuk melawan musuh? Organisasi yang kita sebut se-bagai “pasukan” ini, terdiri atas sel-sel yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop elektron canggih. Kemampuan mereka untuk melindungi dan menjaga tempatnya, kesediaan mereka untuk mempertaruhkan hidup-nya sendiri demi menyelamatkan kehidupan tubuh manusia yang memi-likinya, komitmen mereka yang kuat dalam meneruskan usahanya, bukanlah merupakan hasil dari suatu kebetulan. Tak dapat diragukan lagi, pada sel pertahanan kita bisa melihat suatu bentuk fungsi yang sangat sadar dan terorganisasi dengan baik.
Apakah yang akan terjadi jika misi sulit ini diserahkan kepada satu triliun manusia berpendidikan tinggi? Akankah tingkat keberhasilan-nya sama-sama mengesankan? Apakah mungkin mereka membuat khalayak ramai mengikuti keinginan mereka meskipun ada kewajiban serta aturan disiplin yang ketat? Jika sebagian anggotanya lupa rumus antibodi yang harus dibuatnya, atau enggan memproduksinya, atau menolak bunuh diri saat diperlukan, akankah semua tahapan ini berfungsi dengan ter-atur? Akankah perjuangannya berbuahkan kemenangan? Dapatkah pa-sukan yang beranggotakan miliaran orang melanjutkan usaha tanpa kesalahan? Adakah komandan atau manajer terampil yang mau melak-sanakan tanggung jawab mengendalikan miliaran orang ini? Betapapun, sel pertahanan kita tak memerlukan komandan atau manajer. Sistem mereka beroperasi dengan cara yang sangat teratur, tanpa suatu pengha-lang atau kesulitan. Tak ada anarki atau kerancuan selama proses. Hanya ada satu penyebab di balik kesempurnaan dan fungsi yang sangat efektif ini: Allah. Dia-lah yang membangun sistem ini sampai ke rincian terkecil, dan mengilhami unsur-unsur sistem ini untuk memenuhi tanggung jawab mereka. Pada ayat ke-5 surat As-Sajadah dinyatakan: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi.” Sesuai dengan aturan ini, sel pertahanan meneruskan usahanya tanpa istirahat ataupun merasa terpaksa dengan wahyu yang diberikan oleh Allah kepada mereka ini.


Permainan Sel Kanker

Jangan lupa, sel kanker awalnya adalah sel tubuh yang membawa karakter molekuler manusia. Akibatnya, sel pertahanan sulit mengenali sel kanker. Lebih jauh lagi, sel kanker berhasil menang dari sebagian anti-bodi dengan suatu cara yang sampai saat ini belum diketahui.
Seperti telah kita sebutkan, antibodi merupakan sejenis protein yang menghentikan aktivitas sel musuh. Akan tetapi, entah kenapa, pada sel kanker efek yang terjadi malah sebaliknya. Bukannya berhenti, aktivitas sel kanker malah meningkat, penyebaran tumor semakin cepat dan kuat.
Antibodi, yang mengikatkan diri ke permukaan sel kanker, dapat dikatakan “bekerja sama” dengan sel kanker. Antibodi lainnya tidak akan menyentuh sel kanker yang telah ditempeli antibodi. Jadi sel kanker tersamar sempurna.
Kolaborasi antara antibodi dengan sel kanker bahkan dapat men-capai dimensi yang lebih luas. Ada juga kejadian sel kanker bergabung dengan antibodi untuk membentuk ”sel T penekan palsu”. Sel T penekan palsu ini memberi informasi yang salah kepada antibodi dengan meman-carkan pesan “tak ada bahaya”. Situasi yang lebih mengancam terjadi apabila sel kanker berkembang menjadi “sel T penolong palsu”, bukan sel T penekan palsu. Dalam keadaan seperti ini, pesannya dikirimkan ke lebih banyak antibodi. Lingkungan seperti inilah yang paling nyaman bagi sel kanker.
Selain itu, sel kanker kadang dapat menyebar-kan “perangkap anti-gen” untuk melindungi diri mereka dari kemung-kinan diserang sistem pertahanan. Tumor ini me-nyebarkan sejumlah besar antigen dari permuka-anya sehingga aliran darah terbanjiri olehnya. Betapapun, antigen ini palsu dan tak membahaya-kan tubuh manusia. Namun demikian, antibodi tak mengetahui hal ini dan mereka tanpa penundaan merespon dengan memeranginya. Selama hiruk-pikuk ini, sel kanker yang sebenarnya dan berbahaya terus bekerja, tanpa gangguan dan tanpa diketahui oleh musuhnya.

Musuh yang Cerdas: AIDS
Pada bab-bab sebelumnya kita mendiskusikan virus, dan menjelaskan peranan pentingnya dalam kehidupan manusia. Di antara virus-virus ini, yang paling berbahaya adalah “virus HIV” yang telah menyibukkan para peneliti untuk waktu yang lama dan mungkin akan terus begitu sampai beberapa waktu yang akan datang. Tak seperti virus lainnya, mikroorganisme ini benar-benar menonaktifkan sistem pertahanan. Mustahil bagi manusia untuk hidup dengan sistem pertahanan yang tak berfungsi.
Virus HIV menimbulkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada tubuh manusia dengan menyebabkan runtuhnya sistem pertahanan. Keadaan ini membuat manusia sangat mudah diserang oleh segala jenis penyakit, yang akhirnya menyebabkan berbagai kondisi fatal. Virus ini telah menyibukkan para peneliti selama bertahun-tahun, menimbulkan keputusasaan dan ketidakberdayaan. Jurnal Bilim ve Teknik (Sains dan Teknik), yang diterbitkan pada Agustus 1993 menyatakan:
Semakin banyak yang kita pelajari, semakin kita tak yakin.” Pernyataan ini merupakan jawaban yang paling sering diberikan terhadap survei publik yang dilakukan pada 150 peneliti paling terkemuka di dunia, yang mempelajari AIDS. Ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah mingguan Science. Tak seorang pun yang dapat memberikan penilaian pasti berdasarkan tesis yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Pandangan yang tadinya dianggap mutlak benar sekarang disingkirkan setelah diketahui bahwa semuanya didasarkan pada alasan yang goyah. Tak dapat disangkal, hasil akhirnya adalah bahwa meskipun telah cukup lama dikembangkan teori tentang AIDS dan penyebab efektifnya, virus HIV sekali lagi dikaji ulang dan validitasnya masih dipertanyakan.11
Dengan berlalunya waktu, permasalahan bukannya mereda, malah menjadi lebih intensif. Sampai saat ini masih terdapat pertanyaan yang tak dapat dijawab, dan adanya penemuan baru hanya menambah jumlah pertanyaan yang tak terjawab ini. AIDS masih tetap merupakan misteri bagi umat manusia.
Salah satu fakta terpenting mengenai virus HIV adalah bahwa ia hanya memasuki sebagian, tidak seluruh, sel tubuh manusia. Target utamanya adalah sel T penolong, yang merupakan elemen paling efektif pada sistem pertahanan. Ini penting sekali. Di antara berbagai jenis sel, virus memilih sel sistem pertahanan yang paling menguntungkan baginya dan hal ini menyebabkan perusakan tubuh manusia.
Ketika sel T, elemen vital dari sistem pertahanan tertangkap, sistem pertahanan kekurangan tim pemikirnya, dan tak lagi mampu mengenali musuh. Ini umpama taktik peperangan yang cerdas. Pasukan tanpa komunikasi yang efektif dan tanpa sistem inteligensia dapat dikatakan telah kehilangan kekuatan utamanya.
Lebih jauh dari itu, antibodi yang diproduksi oleh tubuh manusia tak membahayakan virus AIDS. Memang pasien AIDS terus memproduksi antibodi, tetapi tak lagi efektif tanpa adanya sel T.
Satu pertanyaan yang tak terjawab adalah: Bagaimanakah virus HIV tahu persis target mana yang harus difokuskan? Begitu memasuki tubuh manusia, menjelang ia bisa paham bahwa sel T merupakan “otak” sistem pertahanan, virus AIDS akan segera dimusnahkan oleh sistem yang ada. Bagaimananpun, tidaklah mungkin bagi virus AIDS untuk melakukan penyelidikan intelijen sebelum memasuki tubuh manusia. Lalu bagai-manakah virus AIDS mengembangkan strategi-nya?
Ini baru salah satu dari keterampilan me-nakjubkan yang dikuasai oleh virus AIDS.
Pada tahap kedua, virus harus mengikat-kan dirinya kepada sel lain yang sudah ditetap-kannya menjadi target. Prosedur ini sama seka-li tak sulit bagi virus AIDS. Nyatanya dia ber-ikatan dengan sel ini seperti kunci dengan lubangnya.
Pada tahap ketiga, virus HIV melakukan se-rangkaian proses menakjubkan yang akan men-jaminnya berumur panjang.
Virus HIV adalah retrovirus. Artinya, gen-nya hanya mengandung RNA, tanpa DNA. Tetapi sebuah retrovirus memerlukan DNA supaya tetap hidup. Untuk menyediakan DNA, dia membuat jalan lain dengan metode yang sangat menarik: Ia menggunakan asam nukleat dari sel tuan rumah dan mengon-versikan RNA-nya menjadi DNA dengan bantuan sebuah enzim yang disebut “reverse transcriptase”, yang berarti ia akan membalik prosesnya. Lalu ia menempatkan DNA ini pada DNA yang ditemukan di inti sel tuan rumahnya. Bahan warisan virus sekarang menjadi bahan warisan sel T. Ketika sel ini membelah diri, demikian pula virus HIV. Sel mulai bekerja sebagai pabrik bagi virus. Tetapi menduduki satu sel saja tidak memuaskan bagi virus HIV. Ia akhirnya akan mencoba untuk mengalahkan seluruh tubuh.
Lalu datanglah tahap keempat. Virus HIV awal dan replikanya ingin meninggalkan sel tuan rumah mereka dan menduduki sel lain serta memfasilitasi proses proliferasi. Mereka tidak perlu bekerja keras dalam melakukan hal ini. Segalanya berjalan dengan kecepatan alamiah. Mem-bran sel T yang telah diduduki tidak kuat menanggung tekanan dari proses multiplikasi sehingga ia bolong-bolong, memungkinkan virus HIV untuk keluar dari sel untuk mencari sel tuan rumah lainnya. Setelah virus HIV bertambah jumlahnya, dia juga membunuh sel T tuan rumahnya.
Virus HIV yang sukses sekarang telah sepenuhnya mengalahkan tubuh manusia. Kecuali manusia berhasil menemukan obat yang efektif untuk mengalahkan virus ini, ia akan tetap di sana. Semuanya bergantung kepada kemauan virus HIV, akan terus tidur selama bertahun-tahun atau segera menyerang tubuh manusia.

Mengapa Belum Ditemukan Solusinya?
Setelah memasuki tubuh manusia, virus HIV dapat memproduksi sepuluh miliar virus sehari. Jumlah virus yang sangat banyak ini tak dapat diatasi, meskipun dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang. Virus HIV tak dapat dianggap sebagai struktur sederhana. Apa yang kita hadapi ini adalah sebuah mikroorganisme yang demikian maju dan cerdas, sehingga ia dapat menggandakan jutaan dirinya, dan berencana mengalahkan sel tuan rumahnya, dan mampu menyebabkan kematian pada tubuh manusia yang besar.
Selain kemampuan di atas, virus HIV juga mampu mengubah diri-nya ke berbagai bentuk dalam upaya mencegah dirinya tertangkap oleh sistem pertahanan. Hal ini membuat virus HIV sampai saat ini kebal terhadap efek pengobatan yang ditujukan padanya. Obat modern telah menyerang virus dengan berbagai variasi pengobatan pada saat yang sama dan jarang berhasil dalam menangani resistansi virus. Meskipun sebagian virus telah dibasmi, hasil positifnya hanyalah berupa perpan-jangan hidup pasien dengan waktu yang terbatas.
Merupakan hal yang sangat menarik bagaimana virus HIV dapat meregenerasi dirinya ketika dihadapkan pada bahaya pembasmian. Para ilmuwan dibuat tak berdaya dengan adanya taktik yang begitu lihai.
Bukan hanya itu taktik rumit yang dipakai virus HIV. Sel T penolong yang berenang bersama dalam aliran darah, saling mengunci satu sama lain seperti retsleting. HIV melompat dari satu sel T ke sel T lainnya untuk menghindari kontak dengan antibodi dalam aliran darah. Semua ini dilakukan oleh sebuah virus, yang hanya berukuran satu mikron, tak memiliki DNA, dan bahkan tak dapat dikelompokkan sebagai makhluk hidup. Kehebatan virus HIV untuk mengenali tubuh manusia dengan baik, mengembangkan sistem maju untuk mengatasi tubuh manusia, melaksanakan strategi tertentu yang dibutuhkan tanpa ada kesalahan, dan terus-menerus memperbaiki dirinya agar terlindung dari segala jenis senjata yang dipakai oleh tubuh, benar-benar menakjubkan. Hal ini merupakan contoh yang sangat baik mengenai betapa tak berdayanya manusia dalam kehadiran virus yang sangat kecil, yang tak dapat dilihat oleh mata telanjang.

Picture Text

Peperangan antara sel kanker (merah jambu) dan limfosit (kuning).

Jika diperlukan, dengan penuh disiplin sel akan bunuh diri.

Proses sel sehat berubah menjadi sel kanker. Sel normal seperti yang tampak di sebelah kiri me-lakukan bunuh diri atau berubah menjadi sel kanker karena mengalami berbagai mutasi genetis.

Sel T-pembunuh sedang menyerang sel kanker.

Sel kanker tidak bertindak sendiri. Ada banyak sel yang berkomunikasi dan bekerja sama dengannya. (Bawah kanan: sel kanker payudara, atas: sel kanker kulit)

Gambar di atas adalah sel nodus limfa yang sehat.
Gambar di bawah memperlihatkan nodus limfa yang rusak oleh virus AIDS.

Virus AIDS (jingga) berusaha memasuki sel T dengan merobek membrannya.

Sebelum berpindah menginfeksi sel lain, sepotong kecil virus HIV (biru) menggandakan diri dalam sel pertahanan. Meskipun pada awalnya sel pertahanan mampu menangai virus HIV, si virus akhirnya mengambil alih. Penyebab munculnya fenomena ini masih tidak jelas.

Sel T sehat. (kiri)
Sel T yang telah dirusak oleh musuh (virus AIDS) dan kini memiliki profil
bundar dan lumah (kanan). Citra ini diperbesar lebih dari 3.000 kali.

Kendati tidak terinfeksi, sel T pada pasien AIDS mati setelah melalui semua tahapan apoptosis. Menyiapkan respon kekebalan melawan virus penyerang, sel T-penolong memperbanyak diri. Sel T ini akan mati dalam beberapa hari setelah menjalankan fungsinya. Akan tetapi, banyak sel T sehat pada pasien AIDS melakukan bunuh diri sebelum berusaha melawan infeksi. Pertama-tama sel itu mengerut dan menjauh dari tetangganya (kanan atas). Lalu muncul gelembung di permukaan (membuat sel itu seakan-akan mendidih), dan kromatin (kompleks DNA inti sel dengan protein) memadat di ujung nukleus (inti sel). Tidak lama, nukleus lalu sel itu sendiri pecah, dan fragmen pecahan sel segera ditelan oleh sel lain di sekitarnya.
Dari : Harun Yahya