Minggu, 23 Januari 2011

APAKAH WARNA ITU? BAGAIMANA WARNA DIBUAT?


Beberapa detil mempunyai tempat penting dalam pikiran manusia dan itu tidak akan pernah berubah. Mari kita mulai dengan pohon, yang sangat akrab dalam pandangan kita. Warna pohon hampir pasti hijau atau nuansa hijau. Diketahui pula bahwa pada musim gugur, dedaunan berubah warna. Sama halnya, langit berwarna biru, nuansa abu-abu saat mendung atau kuning dan merah saat matahari terbit dan terbenam. Warna-warna buah tidak pernah berubah; warna buah jambu dan salak sudah seperti itu, dan selalu kita kenali dengan baik. Setiap makhluk hidup dan objek yang dipegang di bawah cahaya memiliki warna. Perhatikan baik-baik pelbagai benda di sekeliling Anda. Apa yang Anda lihat? Meja, kursi, pepohonan yang terlihat dari jendela, langit, dinding rumah, wajah-wajah orang lain, buah yang Anda makan, buku yang Anda baca saat ini.… Masing-masing mempunyai warna berbeda. Pernahkah Anda pikirkan, bagaimana semua warna ini dibentuk dan ditata?
Mari kita cermati secara umum apa yang diperlukan untuk pemben-tukan warna yang memainkan peran penting dalam kehidupan (Poin ini akan didiskusikan kemudian dengan terperinci). Untuk pembentukan warna tunggal, misalnya, merah atau hijau, setiap proses berikut harus terjadi dan, lebih penting lagi, harus mengikuti urutan berikut ini.

1. Kondisi pertama yang diperlukan untuk pembentukan warna adalah keberadaan cahaya (light). Dalam hal ini, ada baiknya memulai dengan mencermati sifat-sifat cahaya yang berasal dari matahari. Cahaya dari matahari yang datang ke bumi harus memiliki panjang gelombang tertentu untuk menghasilkan warna. Bagian cahaya ini, yang dikenal sebagai “cahaya tampak“, dibandingkan dengan semua cahaya lain yang dipancarkan matahari adalah satu berbanding 1025. Proporsi cahaya yang kecilnya hampir tak masuk akal ini, yang penting untuk pembentukan warna, mencapai bumi dari matahari

2. Bahkan, sebagian besar sinar (rays) yang dipancarkan matahari ke seluruh jagat raya mengandung beberapa karakteristik yang membahayakan mata. Oleh karena itu, cahaya yang tiba ke bumi harus dalam bentuk tertentu sehingga dapat ditangkap mata dengan mudah dan tidak membahayakannya. Untuk itu, sinar ini harus melewati suatu filter. Filter raksasa ini adalah “atmosfer“ yang menyelimuti bumi.

3. Cahaya yang melewati atmosfer disebarkan ke seluruh permukaan bumi, dan ketika mengenai objek, cahaya ini dipantulkan. Objek tempat cahaya jatuh harus dari jenis yang tidak menyerap cahaya, tetapi memantulkannya. Dengan kata lain, kualitas struktur objek harus selaras juga dengan cahaya yang mencapai bumi agar warna dapat terbentuk. Kondisi ini juga terpenuhi dan gelombang cahaya baru dipantulkan dari objek yang terkena cahaya matahari.
4. Syarat penting berikutnya dalam proses pembentukan warna adalah keberadaan alat yang dapat mengindra gelombang cahaya, yaitu mata. Sangat penting bahwa gelombang cahaya juga selaras dengan organ penglihatan.

5. Sinar yang datang dari matahari harus melewati lensa dan lapisan-lapisan mata dan kemudian diubah menjadi impuls-impuls saraf di dalam retina. Sinyal ini kemudian harus diangkut ke pusat penglihatan pada otak, yang bertugas menginterpretasikan pandangan.

6. Ada langkah terakhir yang harus dipenuhi agar kita dapat 'meli-hat' warna. Tahap akhir dalam pembentukan warna adalah interpretasi sinyal listrik sebagai “warna“ oleh sel saraf yang sangat khusus di dalam pusat penglihatan otak.
Demikianlah, untuk pembentukan satu warna saja, diperlukan urut-an proses yang sangat detail dan saling tergantung.
Semua informasi yang kita miliki tentang warna menunjukkan bah-wa setiap proses yang terjadi selama pembentukan warna diatur dalam keseimbangan yang rumit. Tanpa keseimbangan ini, tak pelak lagi kita akan berada di dunia yang gelap, bukan dunia penuh warna cemerlang, dan mungkin kita bahkan akan kehilangan kemampuan untuk melihat. Mari kita anggap bahwa satu bagian saja, misalnya, sel saraf penerima sinyal listrik yang dibangkitkan oleh retina, tidak ada. Yang terjadi adalah, cahaya matahari tidak berada dalam spektrum tampak, bagian-bagian lain dari mata tidak berfungsi secara utuh, dan keberadaan atmosfer saja tidak memadai atau mengkompensasi kekurangan ini.


Peran Retina dalam Melihat

Marilah kita mengkaji retina lebih dekat dan lebih detail. Anggaplah bahwa zat pewarna (pigmentary substance) yang disebut “rhodopsin“, yang bekerja di dalam retina, tidak ada. Rhodopsin adalah zat yang berhenti berfungsi di bawah cahaya terang benderang tetapi berfungsi kembali dalam kegelapan. Mata tidak dapat melihat dengan jelas dalam cahaya remang-remang kecuali jika sejumlah rhodopsin dihasilkan dalam mata. Fungsi rhodopsin adalah untuk meningkatkan efisiensi dan dengannya mata membangkitkan impuls saraf dari cahaya remang-remang. Zat ini diproduksi sebanyak kebutuhan, tepat pada saat diperlukan. Jika kese-imbangan rhodopsin terjaga, citra menjadi jelas. Apa yang akan terjadi, jika rhodopsin yang sangat penting untuk proses penglihatan, tidak ada? Jika demikian, manusia hanya bisa melihat di bawah cahaya terang.2 Oleh karena itu, terbukti bahwa ada sistem sempurna di dalam mata, yang telah dirancang sampai dengan detail sekecil-kecilnya.
Lalu, karya seni siapakah sistem ini, yang menyelamatkan kita dari kegelapan dan menyajikan kepada kita sebuah dunia penuh warna?
Setiap tahap yang telah disebutkan sejauh ini mencakup serang-kaian proses, yang memerlukan adanya kebijaksanaan, keinginan dan kekuasaan dalam penciptaan mereka. Jelaslah bahwa tidak mungkin rangkaian proses yang ada dalam keselarasan seperti itu, telah terbentuk secara kebetulan. Juga, tidaklah mungkin sistem seperti itu telah terben-tuk sendiri sejalan dengan waktu. Hasilnya tidak akan berubah sama sekali jika jutaan atau bahkan miliaran tahun dibiarkan berlalu. Sistem-sistem penyusun dunia yang beraneka warna tidak akan pernah muncul secara kebetulan. Sistem-sistem sempurna seperti itu hanya dapat mun-cul sebagai hasil dari desain khusus, yang berarti bahwa mereka dicipta-kan. Allah memiliki kekuatan dan kebijaksanaan abadi yang meliputi seluruh jagat raya. Contoh-contoh cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan yang tiada taranya tersebar di seluruh semesta. Desain unik yang tampak jelas dalam pembentukan warna juga adalah ciptaan Allah semata. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi; dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya; mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.“ (QS. Al Baqarah, 2: 117) !

Tak dapat dibantah lagi betapa pentingnya warna dalam kehidupan manusia. Setiap benda mendapatkan arti dengan warna-warna yang dimilikinya. Bayangkan, warna-warna yang Anda lihat pada foto di samping ini (termasuk hitam dan putih) tidak ada sama sekali. Tentu saja, Anda tidak bisa melihat apa-apa dalam foto itu. Untuk membentuk satu saja dari sekian banyak warna pada objek-objek ini, ada beberapa faktor yang harus dipenuhi, semuanya pada saat bersamaan. Allah telah membuat pembentukan warna tergantung pada keberadaan sebuah sistem yang sangat terperinci.

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (QS. Qaaf, 50:6) !

Melalui lapisan-lapisan khusus yang dimilikinya, atmosfer menyerap hampir semua sinar berbahaya yang berasal dari matahari atau luar angkasa. Allah telah merancang setiap lapisan ini demi kehidupan di bumi.

Dunia yang Beraneka Warna

Pernahkah terpikir oleh Anda seperti apa hidup di dunia tanpa warna? Bebaskan diri Anda sejenak dari pengalaman Anda. Lu-pakan semua yang pernah Anda pelajari. Dan mulailah menggu-nakan imajinasi. Coba bayangkan badan Anda, orang-orang di sekitar Anda, lautan, langit, pohon-pohon, bunga-bunga, singkatnya, semua-nya, berwarna hitam. Bayangkan bahwa di sekeliling Anda tidak ada warna. Coba pikirkan, bagaimana perasaan Anda jika orang, kucing, an-jing, burung, kupu-kupu, dan buah-buahan tidak berwarna sama sekali. Tentunya Anda tidak mau hidup di dunia seperti itu, bukan?
Dalam benak kebanyakan orang, mungkin tidak pernah terpikirkan, betapa beraneka warnanya dunia tempat hidup mereka; atau diper-tanyakan, bagaimana keanekaragaman warna seperti ini ada di bumi, atau seperti apa jadinya jika ada sebuah dunia tanpa warna. Ini karena setiap orang dengan penglihatan normal dilahirkan ke dunia yang penuh warna. Tetapi, sebuah model dunia hitam putih, tanpa warna, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Justru karenanya, dunia yang penuh warna cemerlang, tempat kita hidup, menjadi benar-benar mengagumkan. (Da-lam bab-bab selanjutnya, akan didiskusikan secara terperinci mengapa keberadaan dunia penuh warna ini demikian mengagumkan).
Sebuah dunia tanpa warna biasanya dibayangkan hanya terdiri dari hitam, putih dan nuansa abu-abu. Tetapi, hitam, putih dan nuansa abu-abu sebenarnya warna juga. Maka, sulit sekali membayangkan ketiadaan warna. Untuk menjelaskan ketiadaan warna, seseorang selalu merasa per-lu menyebutkan satu warna. Orang mencoba menjelaskan ketiadaan war-na dengan pernyataan seperti, “Tidak ada warna, benar-benar hitam,” atau “Wajahnya sama sekali tidak berwarna; putih sekali.” Sebenarnya, semua itu bukan penjelasan tentang ketiadaan warna, melainkan hanya sebuah dunia hitam putih.
Cobalah, selama sedetik saja, membayangkan bahwa, tiba-tiba saja, semua kehilangan warnanya. Dalam keadaan demikian, segala sesuatu akan saling bercampur dan akan menjadi mustahil membedakan satu objek dengan objek lainnya. Akan mustahil melihat, misalnya, jeruk, stro-beri atau serangkai bunga di atas sebuah meja kayu, karena jeruk itu tidak berwarna oranye, meja itu tidak berwarna coklat, dan stroberi itu juga tidak berwarna merah. Betapa tidak nyaman bagi seseorang untuk hidup di dunia tanpa warna, sekalipun hanya sesaat. Karena dunia seperti itu bahkan sulit untuk digambarkan.
Warna berperan penting dalam komunikasi manusia dengan dunia luar, dalam kelancaran fungsi ingatannya, dan dalam pemenuhan fungsi belajar otaknya. Ini karena manusia dapat mengaitkan dengan tepat antara kejadian dan tempat, antara orang dan objek, hanya dari penampakan luar dan warnanya. Pendengaran atau sentuhan saja tidak cukup untuk mendefinisikan objek. Bagi manusia, dunia luar mempunyai makna hanya jika dilihat secara keseluruhan dengan warnanya.
Keanekaragaman warna tidak hanya memudahkan pengenalan pelbagai objek dan lingkungan sekeliling kita. Keselarasan warna yang sempurna di alam semesta memberikan kenikmatan sangat besar bagi jiwa manusia. Untuk dapat melihat keselarasan ini dari setiap detilnya, manusia telah dilengkapi sepasang mata dengan rancangan sangat isti-mewa. Di dunia makhluk hidup, mata manusia paling fungsional dan dapat menangkap warna-warni dalam detail sekecil-kecilnya, sedemi-kian rupa sehingga mata manusia sensitif terhadap jutaan warna.1 Nyata sekali bahwa alat penglihatan manusia yang bekerja begitu sempurna telah dirancang khusus untuk melihat dunia penuh warna.
Satu-satunya makhluk di bumi yang dapat memahami keberadaan keteraturan seperti itu di alam semesta adalah manusia, karena ia mem-punyai kemampuan untuk berpikir dan menggunakan nalar. Jadi, ber-dasarkan semua uraian di atas, kita simpulkan sebagai berikut:
Setiap detil, pola dan warna di langit dan di bumi telah diciptakan bagi manusia agar ia mengakui dan kemudian menghargai keteraturan ini dan memikirkannya. Warna-warni di alam telah diatur sedemikian rupa sehingga mempunyai daya tarik bagi jiwa manusia. Keselarasan dan simetri sempurna tampak dalam warna, baik di dunia makhluk hidup maupun benda mati. Situasi ini tentu saja akan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran seseorang yang berpikir, misalnya:
Apa yang membuat bumi beraneka warna? Bagaimana warna-war-na itu, yang menjadikan dunia kita luar biasa indah, dapat terjadi? Siapa yang merancang keanekaragaman warna dan keselarasan di antara war-na-warna tersebut?
Bisakah dikatakan bahwa segala sesuatu muncul begitu saja karena perubahan-perubahan tak terarah yang ditimbulkan oleh serangkaian kejadian kebetulan?
Tentu saja, tak seorang pun akan menyatakan kemustahilan seperti itu. Kebetulan-kebetulan tak terkontrol tidak dapat menciptakan apa pun, apalagi miliaran warna. Coba saja amati sayap kupu-kupu atau bunga beraneka warna, yang masing-masing bagaikan keajaiban seni. Jelas, tidak mungkin bagi akal sehat menganggap semua ini adalah hasil dari proses yang tidak disengaja.
Kita akan memahami lebih baik fakta ini jika kita mengambil sebuah contoh. Ketika seseorang melihat sebuah lukisan yang menggambarkan pohon dan bunga di alam, ia tidak akan berkata, atau bahkan berpikir, bahwa keselarasan warna, keteraturan pola dan desain dalam lukisan ini muncul begitu saja karena kebetulan. Jika orang lain datang dan berkata, “Kaleng-kaleng cat itu terguling ditiup angin, catnya tercampur, dan de-ngan pengaruh hujan dan lain-lain, dan setelah melalui waktu yang lama, lukisan indah ini terbentuk“, pastilah tak ada orang yang menganggapnya serius. Ada situasi yang sangat menarik di sini. Meskipun tidak ada orang yang berusaha mengajukan pernyataan tak masuk akal seperti itu, ada saja orang yang menyatakan bahwa pewarnaan dan simetri sempurna di alam muncul melalui proses-proses tidak disengaja. Evolusionis, misalnya, membuat tesis tentang proses-proses kebetulan untuk menjelaskan masa-lah ini, dan mereka mengadakan berbagai riset. Mereka tidak sungkan-sungkan mengeluarkan pernyataan-pernyataan tidak berdasar dalam masalah ini.
Ini adalah kebutaan nyata, dan dengan kebutaan seperti itu, orang akan sulit untuk disadarkan. Namun, seseorang yang bisa lolos dari ke-butaan ini dengan menggunakan akalnya, akan memahami bahwa dia sebenarnya hidup dalam lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Dia juga akan mengakui sepenuhnya bahwa lingkungan yang dilengkapi dengan kondisi paling cocok untuk kelestarian hidup manusia, tidak mungkin terjadi karena kebetulan.
Seperti orang yang berpikir dan mengakui keberadaan seorang pelu-kis ketika dia melihat lukisan, dia akan mengerti bahwa lingkungan multiwarna di sekelilingnya yang penuh keselarasan dan demikian indah juga ada penciptanya.
Pencipta ini adalah Allah, yang tidak bersekutu dalam penciptaan, yang menciptakan segala sesuatu dengan penuh keselarasan, dan yang menempatkan kita di dunia ini dalam limpahan banyak keindahan de-ngan jutaan warna. Semua yang Allah ciptakan selaras sempurna satu dengan lainnya. Allah menggambarkan keunikan cita rasa seni-Nya dalam penciptaan melalui ayat Al Quran:

“Dialah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat cacat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat ada kekurangan? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya pengli-hatanmu akan kembali kepadamu tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.“ (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !

Picture Text

Kita selalu melihat dunia penuh warna
Jika gambar-gambar di atas dan di bawah ini dibandingkan, kenikmatan melihat dunia penuh warna akan lebih mudah dirasakan. Warna adalah salah satu karunia yang diberikan Allah kepada manusia di dunia

Dunia yang Beraneka Warna

Pernahkah terpikir oleh Anda seperti apa hidup di dunia tanpa warna? Bebaskan diri Anda sejenak dari pengalaman Anda. Lu-pakan semua yang pernah Anda pelajari. Dan mulailah menggu-nakan imajinasi. Coba bayangkan badan Anda, orang-orang di sekitar Anda, lautan, langit, pohon-pohon, bunga-bunga, singkatnya, semua-nya, berwarna hitam. Bayangkan bahwa di sekeliling Anda tidak ada warna. Coba pikirkan, bagaimana perasaan Anda jika orang, kucing, an-jing, burung, kupu-kupu, dan buah-buahan tidak berwarna sama sekali. Tentunya Anda tidak mau hidup di dunia seperti itu, bukan?
Dalam benak kebanyakan orang, mungkin tidak pernah terpikirkan, betapa beraneka warnanya dunia tempat hidup mereka; atau diper-tanyakan, bagaimana keanekaragaman warna seperti ini ada di bumi, atau seperti apa jadinya jika ada sebuah dunia tanpa warna. Ini karena setiap orang dengan penglihatan normal dilahirkan ke dunia yang penuh warna. Tetapi, sebuah model dunia hitam putih, tanpa warna, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Justru karenanya, dunia yang penuh warna cemerlang, tempat kita hidup, menjadi benar-benar mengagumkan. (Da-lam bab-bab selanjutnya, akan didiskusikan secara terperinci mengapa keberadaan dunia penuh warna ini demikian mengagumkan).
Sebuah dunia tanpa warna biasanya dibayangkan hanya terdiri dari hitam, putih dan nuansa abu-abu. Tetapi, hitam, putih dan nuansa abu-abu sebenarnya warna juga. Maka, sulit sekali membayangkan ketiadaan warna. Untuk menjelaskan ketiadaan warna, seseorang selalu merasa per-lu menyebutkan satu warna. Orang mencoba menjelaskan ketiadaan war-na dengan pernyataan seperti, “Tidak ada warna, benar-benar hitam,” atau “Wajahnya sama sekali tidak berwarna; putih sekali.” Sebenarnya, semua itu bukan penjelasan tentang ketiadaan warna, melainkan hanya sebuah dunia hitam putih.
Cobalah, selama sedetik saja, membayangkan bahwa, tiba-tiba saja, semua kehilangan warnanya. Dalam keadaan demikian, segala sesuatu akan saling bercampur dan akan menjadi mustahil membedakan satu objek dengan objek lainnya. Akan mustahil melihat, misalnya, jeruk, stro-beri atau serangkai bunga di atas sebuah meja kayu, karena jeruk itu tidak berwarna oranye, meja itu tidak berwarna coklat, dan stroberi itu juga tidak berwarna merah. Betapa tidak nyaman bagi seseorang untuk hidup di dunia tanpa warna, sekalipun hanya sesaat. Karena dunia seperti itu bahkan sulit untuk digambarkan.
Warna berperan penting dalam komunikasi manusia dengan dunia luar, dalam kelancaran fungsi ingatannya, dan dalam pemenuhan fungsi belajar otaknya. Ini karena manusia dapat mengaitkan dengan tepat antara kejadian dan tempat, antara orang dan objek, hanya dari penampakan luar dan warnanya. Pendengaran atau sentuhan saja tidak cukup untuk mendefinisikan objek. Bagi manusia, dunia luar mempunyai makna hanya jika dilihat secara keseluruhan dengan warnanya.
Keanekaragaman warna tidak hanya memudahkan pengenalan pelbagai objek dan lingkungan sekeliling kita. Keselarasan warna yang sempurna di alam semesta memberikan kenikmatan sangat besar bagi jiwa manusia. Untuk dapat melihat keselarasan ini dari setiap detilnya, manusia telah dilengkapi sepasang mata dengan rancangan sangat isti-mewa. Di dunia makhluk hidup, mata manusia paling fungsional dan dapat menangkap warna-warni dalam detail sekecil-kecilnya, sedemi-kian rupa sehingga mata manusia sensitif terhadap jutaan warna.1 Nyata sekali bahwa alat penglihatan manusia yang bekerja begitu sempurna telah dirancang khusus untuk melihat dunia penuh warna.
Satu-satunya makhluk di bumi yang dapat memahami keberadaan keteraturan seperti itu di alam semesta adalah manusia, karena ia mem-punyai kemampuan untuk berpikir dan menggunakan nalar. Jadi, ber-dasarkan semua uraian di atas, kita simpulkan sebagai berikut:
Setiap detil, pola dan warna di langit dan di bumi telah diciptakan bagi manusia agar ia mengakui dan kemudian menghargai keteraturan ini dan memikirkannya. Warna-warni di alam telah diatur sedemikian rupa sehingga mempunyai daya tarik bagi jiwa manusia. Keselarasan dan simetri sempurna tampak dalam warna, baik di dunia makhluk hidup maupun benda mati. Situasi ini tentu saja akan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran seseorang yang berpikir, misalnya:
Apa yang membuat bumi beraneka warna? Bagaimana warna-war-na itu, yang menjadikan dunia kita luar biasa indah, dapat terjadi? Siapa yang merancang keanekaragaman warna dan keselarasan di antara war-na-warna tersebut?
Bisakah dikatakan bahwa segala sesuatu muncul begitu saja karena perubahan-perubahan tak terarah yang ditimbulkan oleh serangkaian kejadian kebetulan?
Tentu saja, tak seorang pun akan menyatakan kemustahilan seperti itu. Kebetulan-kebetulan tak terkontrol tidak dapat menciptakan apa pun, apalagi miliaran warna. Coba saja amati sayap kupu-kupu atau bunga beraneka warna, yang masing-masing bagaikan keajaiban seni. Jelas, tidak mungkin bagi akal sehat menganggap semua ini adalah hasil dari proses yang tidak disengaja.
Kita akan memahami lebih baik fakta ini jika kita mengambil sebuah contoh. Ketika seseorang melihat sebuah lukisan yang menggambarkan pohon dan bunga di alam, ia tidak akan berkata, atau bahkan berpikir, bahwa keselarasan warna, keteraturan pola dan desain dalam lukisan ini muncul begitu saja karena kebetulan. Jika orang lain datang dan berkata, “Kaleng-kaleng cat itu terguling ditiup angin, catnya tercampur, dan de-ngan pengaruh hujan dan lain-lain, dan setelah melalui waktu yang lama, lukisan indah ini terbentuk“, pastilah tak ada orang yang menganggapnya serius. Ada situasi yang sangat menarik di sini. Meskipun tidak ada orang yang berusaha mengajukan pernyataan tak masuk akal seperti itu, ada saja orang yang menyatakan bahwa pewarnaan dan simetri sempurna di alam muncul melalui proses-proses tidak disengaja. Evolusionis, misalnya, membuat tesis tentang proses-proses kebetulan untuk menjelaskan masa-lah ini, dan mereka mengadakan berbagai riset. Mereka tidak sungkan-sungkan mengeluarkan pernyataan-pernyataan tidak berdasar dalam masalah ini.
Ini adalah kebutaan nyata, dan dengan kebutaan seperti itu, orang akan sulit untuk disadarkan. Namun, seseorang yang bisa lolos dari ke-butaan ini dengan menggunakan akalnya, akan memahami bahwa dia sebenarnya hidup dalam lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Dia juga akan mengakui sepenuhnya bahwa lingkungan yang dilengkapi dengan kondisi paling cocok untuk kelestarian hidup manusia, tidak mungkin terjadi karena kebetulan.
Seperti orang yang berpikir dan mengakui keberadaan seorang pelu-kis ketika dia melihat lukisan, dia akan mengerti bahwa lingkungan multiwarna di sekelilingnya yang penuh keselarasan dan demikian indah juga ada penciptanya.
Pencipta ini adalah Allah, yang tidak bersekutu dalam penciptaan, yang menciptakan segala sesuatu dengan penuh keselarasan, dan yang menempatkan kita di dunia ini dalam limpahan banyak keindahan de-ngan jutaan warna. Semua yang Allah ciptakan selaras sempurna satu dengan lainnya. Allah menggambarkan keunikan cita rasa seni-Nya dalam penciptaan melalui ayat Al Quran:

“Dialah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat cacat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat ada kekurangan? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya pengli-hatanmu akan kembali kepadamu tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.“ (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !

Picture Text

Kita selalu melihat dunia penuh warna
Jika gambar-gambar di atas dan di bawah ini dibandingkan, kenikmatan melihat dunia penuh warna akan lebih mudah dirasakan. Warna adalah salah satu karunia yang diberikan Allah kepada manusia di dunia

Misteri Wasiat Orang Ini Menjelang Detik Detik Ajalnya Terungkap Sudah

Hari itu ada seseorang yang meninggal dunia. Seperti biasanya, jika ada sahabat meninggal dunia, Rasulullah pasti menyempatkan diri mengantarkan jenazahnya sampai ke kuburan. Tidak cukup sampai di situ, pada saat pulangnya, Rasulullah menyempatkan diri singgah untuk menghibur dan menenangkan keluarga yang ditinggalkan supaya tetap bersabar dan tawakal menerima musbah itu. Begitupun terhadap keluarga sahabat yang satu ini.



Sesampai di rumah duka, Rasulullah bertanya kepada istri almarhum, “Tidakkah almarhum suamimu mengucapkan wasiat ataulah sesuatu sebelum ia wafat?”



Sang istri yang masih diliputi kesedihan hanya tertunduk. Isak tangis masih sesekali terdengar dari dirinya. “Aku mendengar ia mengatakan sesuatu di antara dengkur nafasnya yang tersengal. Ketika itu ia tengah menjelang ajal, ya Rasulullah.”



Rasulullah tertanya, “Apa yang dikatakannya?”



“Aku tidak tahu, ya Rasulullah. Maksudku, aku tidak mengerti apakah ucapannya itu sekadar rintihan sebelum mati, ataukah pekikan pedih karena dahsyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong.”



“Bagaimana bunyinya?” tanya Rasulullah lagi.



Istri yang setia itu menjawab, “Suamiku mengatakan ‘Andaikata lebih panjang lagi..., Andaikata yang masih baru ..., Andaikata semuanya ...’. Hanya itulah yang tertangkap sehingga aku dan keluargaku bingung dibuatnya. Apakah perkataan-perkataan itu hanya igauan dalam keadaan tidak sadar, ataukah pesan-pesan yang tidak selesai”



Rasulullah tersenyum. Senyum Rasulullah itu membuat istri almarhum sahabat menjadi keheranan. Kemudian, terdengar Rasulullah berbicara, “Sungguh, apa yang diucapkan suamimu itu tidak keliru.” Beliau diam sejenak. “Jika kalian semua mau tahu, biarlah aku ceritakan kepada kalian agar tak lagi heran dan bingung.”



Sekarang, bukan hanya istri almarhum saja yang menghadapi Rasulullah. Semua keluarga almarhum mengerubungi Rasul akhir zaman itu. Ingin mendengar apa gerangan sebenarnya yang terjadi.



“Kisahnya begini,” Rasulullah memulai.

“Pada suatu hari, ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat. Di tengah jalan ia berjumpa dengan dengan orang buta yang bertujuan sama—hendak pergi ke masjid pula. Si buta itu sendirian tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunnya. Maka, dengan sabar dan telatennya, suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas yang penghabisan, ia menyaksikan pahala amal shalihnya itu. Lalu ia pun berkata, ‘Andaikata lebih panjang lagi.’ Maksudnya adalah andaikata jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya akan jauh lebih besar pula.”



Semua anggota keluarga itu sekarang mengangguk-angguk kepalanya. Mulai mengerti sebagian duduk perkara. “Terus, ucapan yang lainnya, ya Rasulullah?” tanya sang istri yang semakin penasaran saja.



Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi sekali untuk shalat Subuh, cuaca dingin sekali. Di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suaminya membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia pun mencopot mantelnya yang lama yang tengah dikenakannya dan diberikan kepada si lelaki tua itu. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, ‘Coba, andaikata yang masih baru yang kuberikan kepadanya, dan bukannya mantelku yang lama yang kuberikan kepadanya, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi.’ Itulah yang dikatakan suami selengkapnya.”



“Kemudian, ucapan yang ketiga, apa maksudnya ya Rasulullah?” tanya sang istri lagi.



Dengan penuh kesabaran, Rasulullah menjelaskan, “Ingkatkah engkau ketika pada suatu waktu suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Ketika itu engkau segera menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur daging dan mentega. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong. Yang sebelah diberikannya kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalnya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata, ‘Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak akan kuberi hanya separuh. Sebab, andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti pahalaku akan berlipat ganda pula.’”



Sekarang, semua anggota keluarga mengerti. Mereka tak lagi risau dengan apa yang telah terjadi kepada suami dan ayah mereka ketika akan menjelang wafatnya. Kelapangan telah ia dapatkan karena ia tidak sungkan untuk menolong dan memberi.



---

Kiriman seorang sahabat

Dar : http://www.facebook.com/notes/apa-maun/misteri-wasiat-orang-ini-menjelang-detik-detik-ajalnya-terungkap-sudah/10150092730103337

Sabtu, 22 Januari 2011

Jangan Lupakan Ayah, Nak....

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya, Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu.

Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”. Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja. Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga. Meskipun setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama. Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia. Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir.

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu. Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa. Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain, Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”. Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan. Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”. Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena Papa tahu. Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti. Dan akhirnya.

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa. Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik, Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya. Papa telah menyelesaikan tugasnya.

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita, Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis. Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal.


---
Kiriman seorang kawan

Dari: http://www.facebook.com/notes/apa-maun/jangan-lupakan-ayah-nak/10150091929203337

Sabtu, 15 Januari 2011

Ini dia si VGA external....

Ini dia VGA External yang mungkin bisa menjadi solusi untuk anda yang mengalami kerusakan VGA pada laptop atau notbook atau netbook...
Video card ini di disain potable layaknya hardisk portable atau dvd portable...
Disain yg metal dan harga yang gak metal masih membuat satu kendala yang membuat Video Card ini masih menjadi barang langka, pangsa pasar menilai VGA ini masih terlalu mahal untuk sebuah VGA yg tidak begitu berarti banyak bagi para pengguna laptop...
Para pengguna laptop masih mengeluhkan lambatnya perkembangan teknologi di bidang bateray. Tampaknya, perkembangan bateray yang begitu lambat menjadikan para pengguna gedged mengalami kejenuhan ketika ia menikmati kepuasan teknogi tinggi yang tiba-tiba terhenti akibat lemahnya daya tahan bateray.
Dari segi perawatannya pemakaian, memang Video grafis ini jauh lebih mudah dalam soal perawatan dan pemakaian.
untuk membersihkannya anda cukup membersihkannya seperti membersihkan bidang luar komputer anda tanpa perlu repot membongkar casing atau segalam macam komponen.
Dan untuk menggunakannya anda tinggal colok saja, mudah kan..?
tp, 
 selain masalah harga, masalah keamanan juga menjadi salah satu faknor minus VGA External, coba anda bayangkan. ketika anda sedang bermai Laptop tiba-tiba VGAnya tergeser dan jatuh dari meja anda. hah, kesal tidak anda..?


Rabu, 12 Januari 2011

Kenapa hidup manusia kebanyakan itu terlalu sulit dibandingkan iblis atau setan..?

Ini kemungkinan kecilnya ;

Pertama,  karena manusia lebih sombong daripada setan…? Nih dia bukti manusia lebih sombong daripada iblis…
Iblis di hukum kekal di neraka karena ia tdk mau bersujud kpd nabi Adam, dan manusia juga seperti  itu. Hanya saja mungkin manusia mendapat hukuman yg lebih banyak yaitu di dunia, dan seterusnya, namun hanya jika ia melakukan salah.

Nah coba lihat ayat ini yg di kutip dari Al A'raaf

11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

Jika Iblis di suruh untuk menyembah TUNANnya dia mau, karena ia merasa Tuhan memang lebih mulia darinya, tp coba lihatlah manusia. Untuk bersujud di depan Tuhannya saja tdk mau, heheh

Kedua,   karena manusia Tidak takut kepada ALLAH, dan setan itu takut kepada ALLAH coba lihat surah Al Hasyr..
16. (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam".

Tuh lihat, Setan aja takut sama ALLAH, tp, coba lihat manusia../ berapa orang di dunia ini yg takut sama ALLAH..?
Yang ketiga adalah karena manusia itu mempersekutukan ALLAH sedangkan setan tdk pernah mempersekutukan ALLAH…

Tapi kali ini saya tdk akan mengutip ayat Al Qur’an karena ayatnya terlalu banyak untuk di copy paste, hehehe

Senin, 10 Januari 2011

STRATEGI MEMBASMI AGAMA BATIL

Demi keselamatan di dunia dan akhirat, pembasmian secara total terhadap kekufuran di atas muka bumi adalah suatu kewajipan yang besar. Seperti mana yang ditekankan di dalam buku ini, adalah merupakan tanggungjawab bagi golongan yang beriman untuk menghancurkan kekufuran dengan menyampaikan dakwah Qur’an. Dengan berkata: ‘saya tetap beriman dan orang lain harus menjaga diri masing-masing’, bukanlah suatu sikap yang munasabah bagi seorang mukmin sejati. Ayat berikutnya menerangkan tanggungjawab ke atas setiap mukmin terhadap perintah Allah dan perintah-Nya untuk menjaga maslahat diri, keluarganya dan manusia umum dari azab api neraka:

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Surah at-Tahrim: 6

   Sesetengah individu yang bersikap pesimis berkata, ‘saya terlalu lemah untuk menentang kemungkaran’. Ini merupakan sikap negatif akibat dorongan syaitan untuk mengelak diri daripada menyampaikan dakwah islam. Seperti yang dijelakan, usaha menentang kekufuran haruslah dimulakan dengan mendedahkan pembatalan asas bagi falsafah dan ideologi mereka melalui memberikan pembuktian aktual saintifik yang sebenar. Setiap orang berkuasa untuk melibatkan diri di dalam jihad yang agung ini. Sekurang-kurangnya, bagi mereka yang tidak mampu terlibat secara aktif, mereka seharusnya memberi sokongan dan membantu mereka yang mewakafkan serta mengabdi diri ke dalam usah aini. Langkah-langkah seperti memikirkan jalan untuk membantu penyebaran wacana ilmiah dan artikel yang berkaitan serta menerangkan idea dan konsep yang terkandung di dalam wacana tersebut dan juga menyebarluaskan fakta sebenar yang akan memusnahkan kekufuran adalah termasuk usaha pembasmian.
Apa yang harus diingat ialah, seperti yang dinyatakan oleh Badi’uzzaman, ‘Merelakan kejahilan adalah sama dengan kejahilan; merelakan kejahatan, kejahilan dan kekejaman adalah kejahatan, kejahilan dan kekejaman.’ Dengan itu, mereka yang tetap enggan terlibat dalam usaha menumpaskan kekufuran ini walaupun berkuasa dan mereka yang menghalang usaha-usaha murni ini, sengaja atau tidak, secara tidak langsung adalah menyokong kekufuran dan melbaur kepada kejayaan usaha-usaha kejahatan.
Individu yang benar-benar ikhlas pasti tidak akan berpeluk tubuh dengan sekadar memerhati dari jauh tanpa melibatkan diri dalam usaha seumpama ini. Selaras dengan perintah al-Qur’an, mereka akan berasa sensitif, tega dan tabah. Nasib buruk yang dialami oleh manusia akibat penindasan, yang tidak mampu walau untuk mendapat sesuap makanan, yang dibiarkan tanpa tempat tinggal, sudah pasti akan membibitkan rasa belas kasihannya dan bertanggungjawab untuk mereka. Contoh yang nyata hari ini, betapa berjuta-juta umat islam ditindas di Kashmir, Turkistan Timur dan Palestin hanya kerana disebabkan pegangan agama mereka. Dalam tahun kebelakangna ini, di Kosovo dan Bosnia beratus ribu orang disiksa, diusir daripada tanah air sendiri bahkan dibunuh di hadapan mata dunia sendiri. Bukan sahaja di negara-negara umat islam tetapi di setiap penjuru dunia, mereka menanggung kesengsaraan akibat tindakan kejam pertubuhan yang menolak agama dan pergerakan ideologi mereka. Di Russia, generasi yang menolak agama berkembang biak dan pegangan ini tersebar dengan luas. 23 Situasi seumpama ini tidak sama sekali akan dibiarkan begitu sahaja bagi mereka yang mempunyai kesedaran dan ia sekaligus adalah menjadi tanggungjawab umat islam untuk bersatu menentang kekejaman ini dari menimpa umat manusia seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad s.a.w.:

Strategi dan tugas untuk merealisasikan usaha ini telah dihuraikan menurut perspektif Qur’an.


Meleburkan Sembahan Ateisme

Metode yang paling efektif menentang gerakan ateis ini ialah seperti mana yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. Kaum Nabi Ibrahim a.s menyembah patung yang mereka bina dan kemudian memohon pertolongan terhadap apa yang mereka panggil tuhan ini (Praktikal yang sama juga pernah dilakukan di dalam beberapa masyarakat sepanjang sejarah). Nabi Ibrahim a.s mengingatkan manusia bahawa tuhan-tuhan yang mereka sembah adalah zat yang tidak bernyawa bahkan tidak mampu membuat sesuatu apa pun. Seperti kaum yang menyembah patung yang mati ketika itu, para musyrikin hari ini mengambil atom dan alam semulajadi yang kaku serta mekanisme kebetulan sebagai tuhan mereka. Mereka percaya bahawa atom-atom yang mati bercantum dan menyusun dirinya dengan sendiri menjadi sebuah sistem yang amat sempurna.
Strategi yang digunakan oleh Nabi Ibrahim a.s untuk menyelamatkan kaumnya daripada amalan kesesatan dan usaha penyedarannya dinyatakan di dalam al-Qur’an sebagai berikut:

(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya: ‘Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?’. Mereka menjawab: ‘Kami mendapati ayah-ayah kami menyembahnya’. Ibrahim berkata: ‘Sesungguhnya kamu dan ayah-ayahmu berada dalam kesesatan yang nyata’. Surah al-Anbiya: 52-54

Demi Allah sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong kecuali yang terbesar dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (bertanya) kepadanya. Surah al-Anbiya: 57-58

Ketika Ibrahim melihat ayah dan kaumnya dibutakan daripada hakikat kebenaran, baginda telah merancang sesuatu terhadap patung sembahan mereka seperti yang dinyatakan di dalam ayat di atas. Ketika kaumnya keluar, baginda memecahkan patung-patung yang mereka sembah dan melihatkan mereka hakikat kebenaran bahawa patung-patung sembahan mereka itu tidak berkuasa untuk melakukan sebarang tindakan apatah lagi untuk mencipta. Di saat mereka kembali, mereka lantas bertanya kepada Nabi Ibrahim a.s, jawapan tindakbalas darinya adalah sangat penting kerana mendedahkan sikap mereka yang tidak munasabah:


Mereka bertanya: ‘Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami wahai Ibrahim?’ Ibrahim menjawab: ‘Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu jika mereka dapat berbicara. Maka mereka telah kembali kepada kesedaran mereka dan lalu bertanya: ‘Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)’, kemudian kepala mereka tunduk (lalu berkata): ‘Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahawa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara’. Surah al-Anbiya: 62-65

   Kaum Nabi Ibrahim a.s mengakui kebenaran ini selaras dengan kenyataan yang dirakam di dalam al-Qur’an: ‘Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahawa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara’. Mereka amat mengetahui bahawa patung-patung yang mereka sembah tidak berkuasa untuk melakukan sesuatu atau menghidupkan zat mati apatah lagi untuk mencipta cakerawala dengan sistem yang begitu sempurna. Namun begitu, mereka tetap berkeras mengangkat material yang tidak bernyawa sebagai tuhan semata-mata perasaan taksub terahdap agama nenek-moyang mereka dan penolakan terhadap Allah s.w.t.
   Di satu sudut, para materialis dan evolusionis yang ada hari ini juga memiliki mentaliti yang amat serupa. Apabila difikirkan dengan akal yang waras, setiap evolusionis pasti bersetuju bahawa hidupan adalah terlalu kompleks dan sempurna untuk terbentuk sekadar melalui kebetulan. Para saintis ini juga bersetuju akan hakikat setiap yang hidup mempunyai permulaan. Tetapi meskipun pengakuan ini, mereka tetap mempertahankan sikap jumud mereka seperti mana yang dilakukan oleh para musyrikin di zaman Nabi Ibrahim a.s malah meyakini adalah amat mustahil bagi mereka untuk meninggalkan keimanan terhadap patung semabahan untuk kembali ke jalan Allah. Untuk memahami hal ini, adalah berguna untuk melihat beberapa pengakuan yang dibuat oleh para evolusionis.
   Richard Lewontin, seorang evolusionis dan ahli genetik materialis dari Universiti Harvard, menjelaskan sikap prejudisnya dan golongan materialis lain sebagai berikut:
Bukanlah metode dan institusi sains yang memaksa kita mengakui penjelasan material mengenai fenomena dunia, tetapi sebaliknya, kita didesak oleh kesetiaan tertinggi kita terhadap kuasa material untuk merintis alat-alat pengkajian dan merangka konsep yang membuahkan penerangan bersifat kebendaan, walau betapa sekalipun bertentangan dengan intuisi, walau betapa menghairankan untuk diterima. Dan lagi, materialisme adalah mutlak, maka kita tidak akan membenarkan jejak Tuhan berdiri di depan pintu.
D.M.S Watson, ahli zoologi dan evolusionis Britain terkemuka juga menerangkan mengapa evolusionis tetap berkeras mempertahankan teori ini walaupun tidak mempunyai sebarang bukti saintifik yang menyokongnya:
Sekiranya demikian, ia akan melihatkan keselarian kepada teori evolusi sendiri, sebuah teori yang diterima secara menyeluruh, bukan kerana ia dapat dibuktikan secara logik sebagai kebenaran, akan tetapi kerana satu-satunya alternatif, ciptaan istimewa adalah amat jelas mengagumkan.
Chandra Wickramasinghe, seorang saintis Britain terkenal, menerangkan bagaimana manusia dibiasakan untuk menafikan kewujudan Ilahi:
Dari latihan terawal saya sebagai seorang saintis, saya amat kuat dipengaruhi untuk mempercayai bahawa sains tidak mampu konsisten dengan sebarang jenis penciptaan yang disengajakan. Fahaman ini disingkirkan dengan keras. Pada suatu ketika, saya tidak dapat menerima suatu argumen yang rasional untuk menyingkirkan pandangan sesat untuk menggantikan Tuhan. Kami dahulu mempunyai sebuah minda terbuka, sekarang kami sedar bahawa satu-satunya jawapan yang paling logik bagi alam hidupan adalah penciptaan, bukanlah susunan rawak yang kebetulan.
Contoh di atas jelas mengilustrasikan bahawa saintis evolusionis terpaksa mempercayai teori evolusi berdasarkan kepada materialisme untuk mampu menolak Allah walaupun jelas mengetahui kesilapan teori ini. Dan individu ini merupakan segelintir pemimpin materialis evolusionis di era ini. Jawapan kepada mereka ini adalah sama seperti mana yang diberikan oleh Nabi Ibrahim kepada kaumnya, seperti yang diterangkan di dalam al-Qur’an. Jawapannya jelas amat mengejutkan dan sekaligus mengajak mereka untuk berfikir:

Ibrahim berkata: ‘Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak memberi mudarat kepada kamu?’ Ah! (Celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami? Surah al-Anbiya: 66-67

Seperti mana Nabi Ibrahim a.s menghancurkan patung sembahan musyrikin dan memusnahkan asas kekufuran dengan mendedahkan kebodohan mereka, umat islam yanga da hari ini juga bertanggungjawab untuk menghancurkan tuhan golongan ateis ini yang merupakan asas untuk melumpuhkan pergerakan mereka. Antara beberapa usaha yang dapat dilakukan:

1)Memahirkan diri dengan idea dan ideologi yang disebarkan oleh pergerakan agama batil

Adalah sangat penting bagi setiap individu untuk mengetahui sedikit sebanyak mengenai selok belok pergerakan anti agama yang memusnahkan kesucian nilai-nilai moral serta asas ideologi mereka dan juga konsep yang mereka perkenalkan. Ini membantu seseorang untuk lebih jelas terhadap kecacatan logik dan rasional menyeleweng yang bertentangan dengan sains dan akal fikiran. Kegoyahan asas yang menjadi sandaran ideologi ini bersama dengan kelemahan mereka dengan mudah dapat didedahkan dan bagi mereka yang benar-benar menyedari mengenai hakikat ideologi ini pasti berupaya menganalisis kemudaratan yang diakibatkan kepada negara dan mengambil langkah berjaga-jaga sebagai usaha mengekalkan keamanan dan keselamatan.

2)Membuktikan pembatalan materialisme dan evolusi melalui kajian saintifik

Sejak awal lagi kita telah memperkatakan tentang agama batil: iaitu materialisme. Apa yang membuatkannya begitu tersebar luas dan lebih efektif berbanding ideologi zalim yang lain ialah persembahannya di atas nama sains. Sementara syirik dilabel sebagai primitif, materialisme dan teori evolusi (walaupun pada asasnya serupa) pula memiliki aura kepuraan saintifik. Berdasarkan hal ini, adalah amat penting untuk mendedahkan bahawa materialisme dan teori evolusi pada hakikatnya adalah bercanggah dengan bidang sains dan logik akal.
Adalah amat penting untuk memerhatikan setiap dakwaan yang berakar-umbi daripada teori evolusi dan untuk memperlihatkan bahawa argumen yang dikemukakan pada hakikatnya adalah rekaan berdasarkan khayalan yang bertujuan mengeksploitasi pendapat umum. Untuk menjayakan hal ini, seseorang individu harus mengikuti perkembangan kajian saintifik kontemporari dan pembatalan dakwaan yang berdasarkan teori evolusi secara ilmiah di setiap penjuru dunia dengan memberikan sejumlah bukti yang kukuh. Bahagian terakhir buku ini mengemukakan cebisan dari bukti seperti ini.
Sebenarnya, terdapat beberapa argumen yang terhad didakwa oleh evolusionis sebagai ‘bahan bukti’ bagi mereka dan seimbas pandang kelihatan seperti bukti yang benar. Oleh kerana ia sering dihuraikan dengan mengaplikasikan terminologi saintifik oleh para pengarang atau jurucakap dan dipersembahkan kepada dunia umum di bawah nama sains, ia kelihatan seolah-olah suatu bukti yang terbaru. Tetapi semua kajian ini, yang sarat diisi dengan kenyataan yang tidak dapat difahami berserta istilah Latin, pada asasnya tidak mengandungi sebarang bukti yang ilmiah. Disebabkan sebahagian besar masyarakat dunia hari ini gagal melihat ketidak-rasionalan Darwinisme dan menganggapnya sebagai sebuah fakta saintifik, adalah menjadi khidmat yang penting untuk memaklumkan, mendidik dan mengingatkan orang ramai terhadap ancaman ini. Jelasnya, tugas ini menuntut komitmen yang serius: setiap individu harus mengemblengkan tenaga berkongsi memperjuangkan tugas yang julung-julung kali ini.

3)Menyampaikan hakikat ajaran agama sebenar seperti yang terkandung di dalam al-Qur’an

Di saat golongan materialis menyebarkan ideologi mereka ke atas masyarakat, mereka mengiringinya dengan tindakan yang keras dan agresif terhadap agama. Untuk menafikannya, mereka menggunakan pemahaman yang diselewengkan dan menyimpang jauh yang mereka namakan sebagai ajaran ideologi. Pemahaman ini pada asasnya adalah jauh menyimpang dari ajaran yang sebenar dengan mengadunnya dengan ramuan kejumudan dan khurafat.
   Islam yang sebenar adalah amat berbeza daripada pemahaman agama kaku dan tidak bermaya yang digambarkan oleh golongan ini: dengan itu, mesej sebenar yang digariskan di dalam al-Qur’an harus dikumandangkan kepada manusia sejagat secara efektif dan dengan terperinci. Nabi Muhammad s.a.w mengingatkan para mukmin tentang manfaat pengetahuan seumpama ini dalam sabda baginda: ‘Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan, dia akan diberikan pemahaman tentang agama’.
Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci yang bebas daripada sebarang pertentangan. Ia adalah sebuah kenyataan yang harus disebarkan kepada umat manusia secara eksplisit dan disertai dengan buktinya sekali. Adalah juga menjadi suatu keperluan bagi umat manusia untuk mengetahui kronologi peristiwa yang berkaitan dengan wahyu di dalam al-Qur’an. Said Nurisi menekankan cara yang paling efektif membatalkan falsafah materialisme dan naturalisme adalah dengan menjelaskan hakikat kebenaran al-Qur’an:
Menentang ancaman yang paling besar hari ini ateis, anarkisme dan materialisme, di sana hanya ada satu penawar: menyebarkan kebenaran Al-Qur’an. Sekiranya tidak, haluan yang mengubah sebuah negara besar seperti China beralih menjadi komunisme dalam masa yang singkat tidak dapat diatasi semata-mata dengan tindakan politik dan material. Ia hanya dapat dimusnahkan dengan kebenaran al-Qur’an.
Orang yang mengingini iman yang teguh dan mencari senjata yang berkuasa untuk menentang ateis dan anarki harus melihat kepada Petanda Maha Agung.
Freemason, komunisme dan kekufuran terbentuk secara langsung di dalam anarkisme. Satu-satunya yang dapat berdiri kukuh menentang situasi yang mengerikan ini adalah integriti Islam yang dibina berdasarkan kebenaran di dalam al-Qur’an.

4)Menjelaskan bukti yang mengisyaratkan kewujudan Allah s.w.t.

Kewujudan Allah adalah jelas bagi sesiapa yang menggunakan akal fikirannya. Di dalalm setiap makhluk ciptaan, kebijaksanaan dan kehebatan-Nya jelas terpancar. Akan tetapi, beberapa dekad kebelakangan ini, manusia diindoktrinasi menuju penafian terhadap Allah dan sekaligus menimbulkan keraguan terhadap mereka. Selaras dengan itu, usaha yang dirintis untuk menjelaskan petanda Allah kepada manusia untuk mengikis segala prejudis yang telah berakar umbi adalah sangat penting. Ketika melakukan pelbagai kajian berkenaan makhluk hidupan secara terperinci, manusia pasti akan dapat melihat kehebatan ciptaan Allah s.w.t. Usaha yang jitu harus dilakukan untuk mendedahkan bahawa keindahan di dalam ciptaan makhluk hidupan tidak mungkin sekali-kali terjadi melalui kebetulan. Ini dapat dilakukan melalui penerbitan-penerbitan dan pameran.
Betapa ramai manusia yang lemah secara spiritual gagal bahkan untuk melihat hakikat kebenaran yang begitu jelas. Walaupun begitu, mereka ini dapat dibangkitkan dengan menjalankan usaha penyedaran yang menyeluruh. Menguja mereka dengan hakikat kesempurnaan alam ciptaan di sekeliling akan melepaskan mereka dari belenggu kekufuran dan sekaligus menimbulkan rasa tanggungjawabnya kepada Maha Pencipta dan berusaha untuk mendapatkan keredhaan-Nya.
Di dalam banyak ayat di dalam al-Qur’an, Allah mengingatkan manusia untuk memikirkan akan hakikat kejadian dan mengambil pengajaran darinya:

Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak sedikit pun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gangan yang kukuh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah di pandangan mata, untuk menjadi pengajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfa’atnya lalu Kami turunkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati. Seperti itulah terjadinya kebangkitan. Surah Qaf: 6-11

Satu cara lain yang berkesan untuk menentang agama batil ialah membantu manusia untuk melihat kepelbagaian ciptaan Maha Suci Allah yang terpacak di hadapan mereka. Di dalam al-Qur’an, Allah berfirman:

Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-menyebutnya (dengan bersyukur). Surah Ad-Dhuha: 11

Selaras dengan ayat ini, setiap individu mukmin harus berusaha menerangkan rahmat yang dianugerahkan Allah kepada umat manusia melalui metode dakwah yang berkesan. Nabi Muhammad s.a.w. menggalakkan umat islam untuk melaksanakan tugas penting ini dalam sabda baginda: ‘Allah dan para malaikat merahmati orang yang mengajar manusia ilmu yang bermanfaat’.


5)Menerangkan cara hidup dan akhlak muliua yang diajarkan di dalam al-Qur’an.

Al-Qur’an memerintahkan manusia agar menegakkan keadilan, berbuat baik, belas kasihan terhadap orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, saling hormat menghormati, cinta dan mempertahankan negara, mengekalkan keamanan dan ketenteraman, meleraikan perseteruan, melindungi gologan yang lemah dan miskin, rajin berusaha dan berbuat kebajikan semata-mata mengharapkan keredhaan Allah s.w.t. Kesan pengamalan nilai-nilai mulia seperti ini di dalam sesebuah masyarakat adalah jelas.
Disebabkan majoriti manusia gagal memahami ajaran agama sebenar seperti yang terkandung di dalam al-Qur’an, mereka harus diperlihatkan akan kebaikan dan keindahan prinsip-prinsi kehidupan yang terkandung di dalamnya. Para mukmin harus saling ingat-mengingati betapa indah dan mudah untuk hidup di bawah sinaran agama yang sebenar dan bahawa ia adalah satu-satunya konsep hidup yang paling sesuai dengan kecenderungan sifat dan fitrah manusia. Bahkan, mereka kaan mendapat bahawa ajaran Al-Qur’an adalah satu-satunya solusi agung bagi setiap permasalahan umat manusia. Allah menerangkan sebab kepada penurunan kitab suci-Nya:

Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. Surah An-Nahl: 89

6)Ikatan dan perpaduan di kalangan mukmin

Para mukminin bukan sahaja mengabdikan diri berjihad menentang kekufuran tetap juga bersatu mempertahankan negara dan rakyat jelata dari sebarang mara merbahaya. Semakin besar jumlah mereka yang beristiqamah di jalan ini, semakin cepat kekufuran akan dibasmikan begitu juga perselisihan dan pertelingkahan di muka bumi.
Konsep amal jama’ie memberi manfaat dari sudut material dan spiritual kepada para mukminin. Di dalam banyak ayat Allah menyeru mukmin untuk bersatu-padu:

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar. Surah al-Anfal: 46

   Dalam sepotong ayat lain, Allah mengingatkan mereka bahawa perpecahan dan pertelingkahan sesama sendiri akan mengakibatkan kerosakan di atas muka bumi:

Adapun orang-orang yang kafir, sebahagian mereka menjadi pelindung bagi sebahagian yang lain. Jika kamu (wahai orang muslim) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, nescaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerosakan yang besar. Surah Al-Anfal: 73

Seperti yang jelas di dalam ayat di atas, umat islam bertanggungjawab untuk mengelakkan konflik dan perbalahan di kalangan mereka dan dengan itu dapat bersatu untuk menentang golongan jahil yang menafikan agama Allah dan yang membawa kehancuran ke dalam masyarakat. Nabi Muhammad s.a.w. menarik perhatian kepada kepentingan berjema’ah di dalam banyak hadis baginda, seperti berikut:
Diriwayatkan daripada Abu Musa al-Ash’ari daripada Nabi Muhammad berkata: Orang mukmin adalah seperti bahagian sebuah binaan, masing-masing menguatkan yang lain’. Kemudian baginda merapatkan belah jari-jemarinya menunjukkan apa yang baginda maksudkan.
Ketika membantu yang lain, mereka harus memberi rangsangan dan galakan kepada yang lain ke arah kebaikan dan menghargai setiap usaha yang dilakukan. Badi’uzzaman menyatakan praktikal bantu-membantu di kalangan mukminin harus diisi dengan perasaan persaudaraan:
Wahai orang beriman! Sekiranya kamu tidak ingin jatuh ke dalam kehinaan perhambaan, sedarlah dan berlindunglah di dalam kubu Sesungguhnya mukmin adalah bersaudara... (Surah al-Hujurat: 10) untuk mempertahankan diri kamu terhadap para penindas yang mengambil kesempatan di atas perselisihan kamu! Sekiranya tidak, kamu tidak akan mampu melindungi diri dan hak-hak kamu. Sangat jelas sekiranya dua jaguh yang bertanding antara satu sama lain, bahkan seorang kanak-kanak pun mampu menewaskan mereka. Sekiranya dua pergunungan dipecahkan menjadi kecil, bahkan sebiji batu mampu merosakkan keseimbangannya dan menyebabkan yang satu naik dan yang satu jatuh. Jadi, wahai orang-orang yang beriman! Kekuatan kamu akan dimusnahkan akibat hawa nafsu dan ketidak-adilan kamu, dan kamu bahkan dapat dikalahkan oleh kuasa yang kecil. Sekiranya kamu mempunyai kepentingan di atas jema’ah, maka jadikanlah prinsip hidup kamu pegangan yang agung: ‘Orang mukmin adalah seperti bahagian sebuah binaan, masing-masing menguatkan yang lain’. Dan kamu akan diselamatkan daripada kehinaan di dunia dan kemurkaan di hari akhirat.


Nasihat Badi’uzzaman tentang
Kaedah Menentang Kekufuran

Di dalam banyak tulisannya, Badi’uzzaman Said Nurisi menggesa umat mukmin mengenai metodologi yang harus digunakan di dalam perjuangan menentang sistem kekufuran. Antara lainnya:
Musuh kita adalah kejahilan, pelaziman dan perselisihan. Kita akan berdiri menentang musuh-musuh ini dengan kebijaksanaan, kemahiran dan kesatuan jema’ah.
Berhadapan dengan musuh pertama, kejahilan, adalah sangat penting untuk memastikan manusia sejagat menyedari dan bersikap peka terhadap ancaman di sekeliling mereka. Di dalam sebuah masyarakat di mana sebahagian besar ahlinya terdiri daripada individu yang beragama, mereka itu adalah orang-orang yang benar beriman kepada Allah dan agama-Nya. Akan tetapi, sebahagian besar umat Islam jauh daripada menyedari perangkap yang dipasang terhadap agama dan nilai kemanusiaan. Sebagai contoh, segelintir individu terlalu jahil dengan teori evolusi dan objektifnya sehinggakan tidak ragu untuk berkata: ‘Saya seorang yang beragama dan juga percaya kepada teori evolusi’. Di sana terdapat segelintir lain yang percaya kepada hal-hal khurafat seperti konsep kelahiran semula dapat diintegrasikan dengan fahaman islam. Falasi-falasi seperti ini harus dimusnahkan dan sifat jahil serta buta huruf ini harus disingkirkan secepat mungkin.
Musuh kedua yang diidentifikasi oleh Badi’uzzaman ialah, pelaziman. Iaitu pengenaan beberapa corak pemikiran menyeleweng dan cara hidup terhadap masyarakat sebagai suatu kewajipan. Sebagai contoh, teori evolusi disiarkan melalui televisyen, buku-buku teks serta sekolah-sekolah dan dipersembahkan sebagai sebuah kenyataan tanpa alternatif lain. Seperti yang ditunjukkan oleh Badi’uzzaman, teori evolusi telah dijulang di atas asas pelaziman yang merbahaya, diwajarkan dengan frasa mengelirukan seperti ‘evolusi adalah sains’. Pendoktrinan terlalu kukuh sehinggakan mereka yang menolak evolusi diumpamakan menolak kemajuan sains. Berhadapan dengan dakwaan para materialis dan evolusionis ini, satu-satunya solusi yang terbaik ialah memaklumkan akan hakikat pembatalan ideologi yang merbahaya ini. Hal ini dapat direalisasikan melalui penerbitan buku-buku dan pelbagai instrumen media dan komunikasi yang membincangkan ancaman yang diakibatkan oleh teori evolusi dan falsafah materialisme.
Musuh terakhir yang diisyaratkan oleh Said Nurisi adalah perbalahan atau pun perselisihan, yang merupakan antara ancaman besar hari ini di mana kontroversi yang melibatkan pelbagai isu di kalangan manusia. Ketika mereka gagal mencapai persetujuan, isu-isu tersebut akan diperbesarkan menjadi alasan untuk berbalah sesama sendiri. Berhadapan dengan kemudaratan yang diakibatkan oleh konflik dan kehuru-haraan, kebenaran harus dinyatakan dengan jelas di bawah bukti saintifik. Berkenaan asal usul hidupan pula, akumulatif fakta yang ada harus dijelaskan dengan nyata dan terang. Hal ini dapat membuatkan para materialis dan evolusionis berpaling kepada fitrah dan kembali ke pangkal jalan.
Ketika menjalankan tindakan terhadap seluruh ancaman ini, Badi’uzzaman juga menekankan beberapa faktor yang berpotensi menyumbangkan ke aras kejayaan. Yang pertama ialah kebijaksanaan, satu konsep yang memainkan peranan penting di dalam perjuangan menentang kekufuran. Dalam konteks ini, perkataan ‘kebijaksanaan’ mempunyai konotasi berbeza. Menyebarluaskan kebenaran tentang ciptaan Allah adalah salah satu daripada isu yang penting dan dengan menggunakan kelancaran dan penggunana bahasa yang mudah disertai dengan ilustrasi yang mempesonakan di dalam penerbitan-penerbitan adalah suatu keperluan sekaligus membentangkan keindahan perasaan yang dialami oleh para mukmin. Hikmah di dalam penerangan lisan juga adalah sebuah manifestasi kesenian. Pengucapan, ilustrasi contoh dan penggunaan bahasa yang efektif adalah penting untuk mempengaruhi kumpulan sasaran. Bertentangan dengan evolusionis, yang menggunakan pendekatan terminologi yang rumit dan mengelirukan ketika menerangkan teori evolusi yang kononnya saintifik, bahasa yang ringkas dan mudah membuatkan orang ramai memahami pelbagai isu penciptaan dengan lebih mudah yang secara langsung berkait dengan akidah keimanan. Pengucapan yang mahir yang disebutkan oleh Badi’uzzaman adalahs ifat Allah yang dianugerahkan kepada para hamba-Nya yang ikhlas, dan keikhlasan serta kejujuran mereka terpamer di dalam gaya mereka berhujah. Mengenal pasti subjek yang harus diterangkan kepada manusia bergantung kepada tahap pemahaman dan kaedah yang digunakan untuk menerangkan kepada mereka semuanya adalah kelebihan bagi mereka yang berakal.
Kaedah terakhir yang disarankan oleh Badi’uzzaman ialah kesatuan jema’ah yang bertanggungjawab untuk mengekalkan keamanan dan keselamatan di tanah air. Kesatuan jema’ah adalah sangat penting untuk menentang mereka yang menafikan kewujudan Allah dan yang berjuang meruntuhkan kemuliaan nilai-nilai moral. Usaha yang dilakukan untuk memusnahkan kekuatan jema’ah ini akan mengendurkan kesannya. Pelbagai alasan negatif seperti, ‘Darwinisme kini tidak berpengaruh lagi’ atau ‘masih perlukan kita menolak Darwinisme?’, sebenarnya lebih membahayakan perjuangan menentang kekufuran di mana akibatnya akan mencipta perbalahan.

Para mukmin yang ikhlas memikirkan kebaikan negara dan rakyatnya harus terus berjuang sehingga fahaman Darwinisme benar-benar lenyap dari muka bumi. Walaupun evolusionis tetap mempertahankan hujah dan argumen mereka dalam keadaan terhimpit, namun di sana masih banyak hal yang boleh dilakukan. Di saat keganasan, anarkisme dan kebencian terhadap agama telah lenyap, barulah dapat kita simpulkan bahawa sistem kekufuran ini telah musnah dari muka bumi. Di dalam al-Qur’an, Allah memerintahkan para mukminin berjihad menentang kekufuran: ‘Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah, dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah. Surah al-Anfal: 39