Jumat, 03 Desember 2010

Terungkapnya Sidik Jari AS Dalam Pengeboman Warga Yaman


ABYAN, Yaman (Berita SuaraMedia) – Sebuah kawat diplomatik yang dirilis oleh website pembocor rahasia, WikiLeaks, menunjukkan bahwa militer AS menutup-nutupi pembunuhan puluhan penduduk sipil selama sebuah serangan peluru kendali di selatan Yaman pada bulan Desember 2009.
Kawat rahasia dari Januari 2010 tersebut dikuatkan dengan gambar-gambar yang dirilis awal tahun ini oleh Amnesti Internasional, mengimplikasikan AS menggunkan bom tandan. Kawat tersebut dikirim  oleh Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh kepada Jenderal AS David Petraeus, mengatakan bahwa pemerintahannya akan "terus-terusan mengatakan bahwa bom-bom tersebut di Arhab, Abyan, dan Shebwa adalah buatan Amerika namun disebar oleh Pemerintah Republik Yaman (republik of Yemen Government –ROYG)."
"Kawat tersebut nampaknya untuk menegaskan penemuan Amnseti Internasional bahwa serangan Abyan  dilakukan oleh militer AS, bukan pasukan pemerintah Yaman," Philip Luther, seorang Deputi Direktur untuk Amnsti Internasional, mengatakan.
Pada 17 Desember 2009, sebuah dugaan kamp pelatihan Al-Qaeda di Abyan dihantam oleh sebuah peluru kendali, membunuh 41 penduduk lokal, termasuk 14 wanita, 21 anal-anak, dan 14 yang diduga anggota Al-Qaeda.
Menurut bocoran kawat tersebut, Presiden Saleh memuji-muji serangan tersebut, "namun mengatakan bahwa 'kesalahan dibuat' dalam pembunuhan warga sipil di Abyan." Jenderal Petraeus menanggapi bahwa hanya tiga penduduk sipil, seorang istri dan dua anak-anak seorang anggota Al-Qaeda, terbunuh.
Setelah serangan tersebut, Amnesti Internasional meminta informasi dari Pentagon tentang keterlibatan AS dalam serangan misil tersebut, namun tidak menerima tanggapan apapun. Pentagon kemudian merilis sebuah pernyataan mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang operasi terhadap Al-Qaeda seharusnya diajukan kepada pemerintah Yaman.
Kebocoran kawat tersebut mengungkap bahwa Jenderal Petraeus mengajukan untuk mengabaikan penggunaan peluru kendali dan malahan menggunakan pengebom sayap tetap yang mengitari di luar kawasan Yaman untuk menyerang pada para target menggunakan bom yang dipandu keseksamaannya "ketika intelijen penindaklnjut menjadi tersedia." Proposal tersebut disambut oleh Presiden Saleh.
Bantuan keamanan untuk Yaman kemungkinan bisa meningkat dengan jumlah besar, jika Jenderal Petraeus memiliki jalannya sendiri.
"Jenderal tersebut mengatakan kepada Saleh bahwa ia telah meminta USD 150 juta dalam bantuan keamanan selama tahun 2010, sebuah peningkatan yang besar selama tahun 2009 dari sebanyak USD 67 juta," kawat tersebut mengatakan.
Amnesti Internasional meminta AS untuk menyelidiki penggunaan pesawat drone oleh pasukan AS untuk menargetkan membunuh banyak orang di yaman.
"Pasti ada sebuah penyelidikan dengan segera ke dalam puluhan warga sipil yang tewas di serangan udara Abyan, termasuk ke dalam perpanjangan keterlibatan AS," Luther mengatakan. "Mereka bertanggung jawab untuk pembunuhan yang melanggar hukum tersebut, harus dibawa ke pengadilan."
Jaksa agung AS Eric Holder mengatakan bahwa pendiri WikiLeaks, Julian Assange baru-baru ini berada di bawah penyelidikan dan akan dikejar jika ia ditemukan telah melanggar hukum.
Anggota Kongres Republikan, Peter King, pimpinan yang akan datang dari Komite Majelis Departemen Keamanan, melangkah begitu jauh untuk mengatakan bahwa website tersebut seharusnya dianggap sebuah organisasi teroris asing."
Seruan Republikan  King untuk penuntutan digemakan oleh Senator Lindsey Graham, Clair McCaskill dan mantan pejabat Departemen Luar Negeri Liz Cheney.
"Kami sangat skpetis bahwa menuntut WikiLeaks akan menjadi konstitusional, atau sebuah ide yang bagus." Hina Shamsi, Direktur Proyek Keamanan Nasional ACLU, mengatakan. "Pengadilan tersebut telah mebuatnya jelas bahwa Amandemen Pertama melindungi partai independen ketiga yang mempublikasikan informasi rahasia. Menuduh WikiLeaks akan tidak ada perbedaan dari mendakwa gerai-gerai media yang juga mempublikasikan dokumen rahasia."
"Penerbit penuntutan dari informasi rahasia mengancam penyelidikan jurnalisme yang penting bagi sebuah perdebatan publik terinformasi tentang tindakan pemerintah, dan itu merupakan sebuah hasil yang tidak terpikirkan." (ppt/rs) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar