Tampilkan postingan dengan label dari kompas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dari kompas. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Juni 2011

Racun Lebah, Bahan Pendeteksi Bom



Racun pada lebah ternyata bisa digunakan untuk mendeteksi bom. Penggunaan teknologi dengan teknik ini segera dipatenkan.
Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan ada fragmen protein dalam racun lebah, yang disebut bombitin, dapat mendeteksi bahan peledak, seperti TNT. Pada saat percobaan tim MIT melapisi bagian dalam tabung karbon dengan bombitin. Kemudian, tabung itu diletakkan di sekitar sampel udara yang diambil dari sekitar berbagai bahan peledak.
Tim mendapati perubahan panjang gelombang pendaran cahaya tabung berubah ketika molekul nitroaromatik dari bahan peledak bersatu dengan protein dari lebah. Perubahan ini tak kasat mata, tapi dapat dideteksi dengan mikroskop khusus.
Tim MIT bukan hanya dapat mendeteksi adanya bahan peledak, melainkan mereka juga dapat membedakan tipe-tipe bahan peledak dengan menggunakan kombinasi tabung karbon dengan berbagai bombitin.
Pendeteksi bahan peledak yang saat ini dipakai di bandara mampu menganalisis partikel di udara. Tetapi, sensor belum dapat mendeteksi pada level molekul. Ketika dipadankan dengan sensor yang sudah ada di bandara, bombitin akan meningkatkan sensitivitas sensor yang membuatnya lebih efektif.
Beberapa perusahaan komersial serta militer sudah menyatakan tertarik dengan temuan ini. Teknologinya sendiri saat ini sedang dalam proses untuk mendapatkan paten. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Teleskop Baru Tangkap Citra "Rahim" Bintang



VLT Survey Telescope (VST), teleskop baru milik European Southern Observatory (ESO) di gurun Atacama, Chile berhasil menangkap citra angkasa pertama. Citra itu adalah sebuah "rahim" atau wilayah pembentukan bintang, Messier 17, yang juga disebut Omega Nebula atau Swan Nebula.
Nebula itu penuh gas, debu dan bintang muda dan berada di galaksi yang sama dengan Bumi, tepatnya di konstelasi Sagitarius. VST mampu mencitrakan wilayah yang luas sehingga bisa menggambarkan keseluruhan nebula, termasuk bagian luarannya yang tampak redup.
Citra detail itu mampu dihasilkan sebab teleskop 2,6 meter ini dilengkapi dengan kamera 268 megapixel, disebut OmegaCAM. VST juga memiliki lebar pandang hingga 2 kali purnama dan merupakan teleskop cahaya tampak terbesar di dunia.
Dengan kemampuannya, teleskop seharga 22 juta dollar ini didesain untuk memetakan angkasa dengan cepat, tepat dan detail. Selama 5 tahun ke depan, teleskop ini akan memetakan dengan detail citra langit selatan dan mengijinkan para astronom untuk menganalisanya.
Selain citra Messier 17, VST juga berhasil menangkap citra kedua yaitu kluster bintang Omega Centauri dengan detail. Omega Centauri adalah kluster globular dan VST berhasil menangkap sebanyak 300.000 bintang dalam sekali shot.
Untuk menjalankan misinya nanti, VST akan bekerjasama dengan teleskop inframerah VISTA. Tim de Zeeuw, direktur ESO, mengatakan, "Kombinasi VST dan VISTA memungkinkan pengambilan banyak objek menarik yang bisa diidentifikasi untuk observasi lanjut."

Pemburu Komet Masuki Masa Hibernasi



Rosetta, wahana antariksa si pemburu komet yang telah beroperasi 10 tahun, segera memasuki masa hibernasi. Pada masa ini sebagian perangkat wahana antariksa ini akan mati. Bahkan, wahana antariksa ini akan putus kontak dengan pengendali misi di Bumi.
Paolo Ferri, pimpinan Divisi Operasinal Misi Planet dan Matahari di Space Operation Center Eurpean Space Agency (ESA), mengatakan, "Hibernasi adalah langkah penting untuk mencapai target final." Hibernasi penting untuk penghematan energi sehingga bisa menempuh jarak jauh dari matahari.
Selama masa hibernasi, hanya perangkat komputer dan beberapa pemanas  yang akan tetap hidup, menjaga agar perangkat penting dalam wahana ini tak membeku. Perangkat tersebut akan bekerja dengan energi yang diperoleh lewat panel surya seberat 3 ton yang dimiliki wahana ini.
Berdasarkan press release ESA, masa hibernasi akan berakhir 20 Januari 2014 atau 31 bulan kemudian. Saat itu, wahana ini diharapkan telah mendekati target berikutnya, komet 67/P Churyumov-Gerasimenko yang berjarak 675 juta kilometer dari Bumi.
Pada tanggal tersebut, wake up call akan dikirimkan ke Rosetta. Selama beberapa minggu kemudian, pengendali misi di Bumi akan melakukan program pemanasan dan pengaktifan kembali sehingga Rosetta siap menjemput komet impiannya pada Juli 2014.
"Dengan 'kunjungan' ke asteroid Steins tahun 2008 dan Lutetia tahun 2010, Rosetta telah menghasilkan penemuan ilmiah yang mengagumkan," kata Ferri, seperti dikutip Dailymail kemarin (9/6/2011). Ke depan, Rosetta diharapkan menghasilkan penemuan lebih memukau.

Kelelawar Hilang, Buah Pun Bisa Lenyap



Kelelawar adalah salah satu hewan yang berperan dalam penyerbukan pohon yang menghasilkan buah. Maka dari itu, kalau populasi kelelawar menyusut bahkan punah, maka buah-buah yang penyerbukannya tergantung padanya pun bisa lenyap. Demikian salah satu hal yang mengemuka dalam Konferensi Internasional Kelelawar Asia Tenggara ke-2 yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Senin ini hingga Rabu (9/6/2011) di Bogor.
Konferensi yang diikuti ilmuwan dari 20 negara ini mengangkat tema "Zoonosis dan Peran Kelelawar dalam Keseimbangan Ekosistem." Beberapa ilmuwan kelelawar yang hadir antara lain Tigga Kingston dari Texas Tech University dan Paula Racey dari University of Exeter. Sementara itu, dari Indonesia hadir Dr Siti Nuramaliati Prijono dan Dr Ibnu Maryanto dari Pusat Penelitian Biologi LIPI. Beberapa di antara mereka memaparkan hasil penelitiannya.
Menggarisbawahi tema konferensi, Siti mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian, 186 spesies tumbuhan obat, penghasil kayu, dan sumber makanan tergantung pada kelelawar jenisMegachiroptera. "Kelompok jenis ini adalah pemakan buah tropikal hutan dan membuang sepah bijinya jauh dari lokasi tumbuhan. Oleh karenanya, ia dijuluki agen pemencar biji," urai Siti.
Ibnu juga menambahkan bahwa 52 jenis tumbuhan di Kebun Raya Bogor bergantung pada kelelawar. Kelelawar, masih menurut Ibnu, juga berperan dalam penyerbukan pohon yang menghasilkan buah, seperti duku, rambutan, dan durian. "Kalau kelelawar hilang, buah pun bisa lenyap," ungkapnya.
Kelelawar juga berperan dalam pengendalian populasi serangga. "Tiap jam, kelelawar itu bisa makan 6.000 nyamuk," cetus Ibnu. Dengan demikian, kelelawar juga berperan dalam pengendalian wabah penyakit seperti malaria.
Siti menambahkan, "Kelelawar berfungsi sebagai predator alami hama pertanian dan salah satu pemakan hama utama padi."
Diakui, kelelawar pun bisa membawa penyakit zoonosis, seperti rabies, hendra, dan nipah yang membunuh 40 persen manusia yang terjangkiti. Namun, Ibnu mengatakan, "Kelelawar hanya sebagai pembawa, bukan penyebab penyakit." Penyakit nipah yang disebabkan oleh virus kali pertama ditemukan di Malaysia dan telah membunuh 105 manusia.
Saat ini, Indonesia memiliki 225 spesies kelelawar. Ibnu mengatakan, 150 di antaranya merupakan spesies pemakan serangga dan 75 lainnya merupakan spesies pemakan buah. Indonesia diketahui memiliki 11 persen dari total spesies yang ada di dunia. Sebanyak 10 spesies masih mungkin ditemukan per tahunnya jika eksplorasi dilakukan secara intensif.
Meski demikian, kelelawar kini menghadapi tekanan yang besar. Ini diakibatkan oleh aktivitas perusakan kawasan karst tempat gua habitat kelelawar. Beberapa jenis kelelawar, seperti Otomops johnstonoiyang endemis di wilayah Alor dan Neopterus trostii yang endemis wilayah Sulawesi, ikut terancam.
Kepala LIPI Prof Dr Lukman Hakim mengatakan, Indonesia sebagai negara mega-keanekaragaman hayati berkewajiban melindungi hal itu, termasuk kelelawar. Ia menyebut, upaya perlindungan bisa dilakukan dengan memanfaatkan kebun raya sebagai wilayah penelitian, konservasi, dan pendidikan.
Sementara itu, Ibnu mengatakan, perlindungan bisa dilakukan dengan melindungi kawasan karst. Menurutnya, dari konferensi ini, ilmuwan akan memberikan rekomendasi bagi pemerintah. "Kelelawar adalah spesies kunci. Kalau tidak ada kelelawar, maka hal itu akan mengganggu keseimbangan ekosistem," ungkapnya. Tentang perlindungan kawasan karst, menurutnya, peraturan pemerintah untuk mengatur hal itu sudah tersedia sehingga kita tinggal melihat pelaksanaannya.

Senin, 20 Desember 2010

Tahukah Anda Bahwa Tidur Berkualitas Bikin Wajah Lebih Menarik


Banyak perempuan yang masih tidak memedulikan kualitas tidurnya. Begadang karena bekerja lembur, atau dugem sampai dini hari masih dianggap lebih penting daripada tidur. Padahal, tidur yang cukup dan berkualitas akan membuat Anda lebih bugar dan menarik.
Para ilmuwan bahkan melakukan penelitian khusus mengenai pengaruh tidur pada kecantikan. John Axelsson, peneliti dari Karolinska Institutet di Swedia, mengamati hubungan antara tidur dan persepsi kecantikan pada 23 relawan berusia 18 - 31 tahun. Saat diambil fotonya, perempuan relawan ini tidak diizinkan mengenakan make-up. Foto-foto mereka lalu ditunjukkan kepada 65 pengamat, yang tidak mengetahui perilaku tidur para relawan. Ternyata, menurut pengamat wajah-wajah relawan yang kurang tidur terlihat kurang sehat, kurang menarik, dan terlihat lebih letih.

Kesimpulan tim Axelsson, "Kelelahan yang sangat kentara menyebabkan wajah relawan kurang sehat, dan kurang menarik dibandingkan mereka yang tidur cukup dan lelap." Tidur malam yang berkualitas juga diperkirakan mampu mengurangi keriput pada wajah dan leher.

Oleh karena itu, para peneliti menyarankan Anda untuk tidur setidaknya tujuh jam sehari. Hal ini di atas waktu tidur rata-rata orang Inggris, yang mengaku hanya bisa tidur enam jam setiap hari akibat gaya hidup yang sibuk selama tujuh hari seminggu. Jumlah orang yang menderita kesulitan tidur juga terlihat mengalami kenaikan.
Bagi Anda yang hanya tidur lima atau enam jam sehari, coba amati lebih dekat wajah Anda. Apakah Anda mengalami gejala penuaan dini di sana, seperti adanya keriput, kulit kusam, dan berjerawat?

Sabtu, 11 Desember 2010

Gurun di Mesir Pernah Jadi Danau

Para geolog memperkirakan bahwa salah satu wilayah gurun kering di Mesir pernah menjadi danau pada masa lalu. Analisa tentang hal tersebut dipublikasikan dalam jurnalGeology yang terbit Desember 2010 ini.


Wilayah danau yang diperkirakan pernah ada memiliki luas yang melebihi Danau Erie. Danau tersebut merentang hingga wilayah barat Sungai Nil, bahkan diperkirakan mencapai perbatasan Sudan.

Danau purba itu diperkirakan pertama kali terbentuk 250.000 tahun yang lalu. Setelah periode pembentukannya, danau mengalami perluasan dan penyusutan hingga akhirnya hilang sekitar 80.000 tahun yang lalu.

Ted Maxwell, geolog dari Smithsonian National Air and Space Museum di Washington, mengatakan, dengan mengetahui letak danau dan periode pembentukannya, kita dapat memperkirakan kondisi lingkungan saat manusia mulai bermigrasi ke luar Afrika. 

"Anda akan menyadari bahwa tempat ini dipenuhi dengan danau yang begitu besar saat manusia-manusia ingin keluar dari Afrika," kata Maxwell. Dikatakan bahwa manusia bermigrasi ke luar Afrika sejak 200.000 tahun yang lalu.

Untuk menganalisis hal tersebut, para geolog menggunakan citra satelit yang diambil dalam periode 80-an hingga 90-an. Mereka mengatakan, butuh waktu lama untuk mengidentifikasi dan membuat analisis.

"Sangat mengejutkan ketika menyadari, 'hey, mungkin saja itu adalah wilayah danau'," cetus Maxwell.

Meski berbagai bukti topografi mendukung, bukti-bukti tersebut belum cukup untuk menentukan ada tidaknya danau tersebut dan bagaimana pembentukannya. Bukti yang mendukung di antaranya adalah adanya wilayah dataran rendah Tushka. Wilayah tersebut dikatakan cukup rendah sehigga air Sungai Nil bisa membanjirinya dan memacu terbentuknya danau.

Bukti lain adalah adanya fosil ikan yang ditemukan di wilayah gurun dan memiliki karakteristik sama dengan ikan di Sungai Nil. Adanya ikan tersebut menunjukkan adanya wilayah perairan yang berkaitan dengan Sungai Nil. 

Sementara itu, salah satu bukti yang tidak didapatkan adalah garis pantai. Maxwell mengatakan, garis pantai danau tersebut mungkin telah hilang oleh pasir yang menutupi wilayah danau sekarang. 

"Masalah lain adalah tidak adanya bukti sedimentasi di wilayah ini," kata Maxwell ketika diwawancara Discovery. Tak adanya sedimentasi membuat keberadaan danau superbesar tersebut sulit untuk dibuktikan.

Meski demikian, Christopher Hill dari Boise State University, ilmuwan lain yang tak terlibat dalam studi ini, justru yakin bahwa wilayah gurun tersebut pernah menjadi danau. 

Masalah sumber air, menurut Hill, Nil bukan satu-satunya kemungkinan. "Tentang sumber air, kemungkinan lainnya adalah drainase dari dataran tinggi ke barat, sumber air tanah dari selatan, hujan lokal dan sumber potensial lainnya," katanya.

Hill mengatakan, "Sisa-sisa sedimen dari artefak arkeologis menunjukkan bahwa danau tersebut tercipta dari hujan lokal atau air tanah. Danau kemudian meluas hingga wilayahnya berhubungan dengan Sungai Nil.

Waow, Ternyata Pohon 'Baobab' Bisa Berumur 700 Tahun

Sejarah pohon raksasa the african baobab atau pohon "asem buto" di Indonesia belum diketahui pasti. Hal tersebut terutama pada pertanyaan, kapankah kali pertama bibit baobab ditanam di Indonesia. Berdasarkan survei Trubus di wilayah Jawa Barat, terdapat puluhan pohon baobab yang berusia sekitar 160 tahun.


Ada pula pohon baobab yang diduga berusia lebih tua, sekitar 700 tahun, yang ditanam oleh penduduk setempat. Bibit pohon ini diduga dibawa oleh pedagang-pedagang dari Timur Tengah yang menyebarkan bibit pohon tersebut, sejalan dengan penyebaran ajaran Islam di Tanah Air.

Sejauh ini, tidak banyak masyarakat yang mengetahui manfaat dan kegunaan dari pohon yang mendapat julukan "asem buto" itu karena ukuran batangnya yang bisa sangat besar dan tinggi tersebut. Tidak jarang, penduduk menebang dan menggunakannya sebatas sebagai kayu bakar.

Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia Lestiono mengakui, dia tidak mengetahui manfaat besar dari puluhan pohon baobab yang berada di dalam area perusahaannya itu. Oleh sebab itu, pohon tersebut selama ini hampir tidak pernah dimanfaatkan secara optimal.

"Saya sebelumnya tidak tahu kalau pohon tersebut memiliki manfaat bagi kesehatan," ujar Lestiono, beberapa waktu lalu.

Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT SHS Edi Budiono. Sebagai perusahaan yang menggeluti pembibitan tanaman pertanian, Edi mengaku tergelitik untuk meneliti kemungkinan menciptakan bibit padi varietas unggul yang memiliki kandungan nutrisi lengkap seperti yang terdapat dalam baobab.

"Saya saat ini membayangkan, bagaimana khasiat yang ada di pohon african baobab itu bisa ada dalam tanaman padi," ujarnya.

Baik Lestiono maupun Edi mendukung penuh upaya Universitas Indonesia untuk mengonservasi pohon baobab dan melakukan penelitian terhadap pohon tersebut.
"Ketika rektor meminta pohon tersebut untuk penelitian, saya menyetujuinya. Tujuan pemindahan pohon tersebut untuk penelitian dan konservasi sehingga saya menyetujuinya," ujarnya. (dra/dari berbagai sumber)

Foto Alam Semesta di Lubang Hitam

Lubang hitam (black hole) hingga kini masih menjadi misteri alam semesta yang banyak diteliti para ilmuwan. Lubang hitam adalah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi dan massa jenis yang begitu besar. Gaya gravitasi yang besar mencegah apa pun lolos darinya, termasuk cahaya.
Bisa dibayangkan apa yang terlihat di sekitar lubang hitam saat apa saja tersedot ke dalamnya. Penasaran dengan hal tersebut Alain Riazuelo dari Institut d'Astrophysique de Paris pun melakukan simulasi dengan menggabungkan kumpulan citra antariksa. Hasilnya, sebuah gambaran tiga dimensi yang menakjubkan.


"Di dekat lubang hitam, Anda bisa melihat keseluruhan alam semesta. Cahaya dari berbagai arah akan dibiaskan dan kembali kepada anda," katanya seperti dilansir the Daily Mail, Kamis (9/12/2010).
Riazuelo menggunakan citra antariksa hasil tangkapan 2MASS Infrared Sky Survey dan mengolahnya ke dalam komputer. Lewat pencitraannya, Riazuelo menggambarkan dengan jelas pembiasan cahaya yang terjadi.
Menurutnya, kuatnya gaya gravitasi lubang hitam dan pembiasan cahaya yang terjadi menyebabkan terjadinya distorsi visual yang tak biasa. Setiap bintang dalam frame normal akan memiliki paling tidak 2 cahaya terang, satu di setiap sisi lubang hitam.
Pada gambar di atas, lingkaran berwarna biru pucat menunjukkan dua bayangan Small Magellanic Cloud. Sementara cincin berwarna magenta menunjukkan dua bayangan dari Alpha dan Beta Centauri. Cincin kuning menunjukkan dua bayangan dari Gamma Crucis.
Dua bayangan Calopus terdapat di bagian dalam lingkaran cincin berwarna putih. Adapun bayangan dari Sirrius terdapat di sebelah kiri lubang hitam dan berwarna coklat. Bintang paling terang yang terdapat di bagian bawah gambar adalah Achemar.

Gempa Berayun Bisa Cegah Gempa Besar

Slow earthquake atau gempa berayun seperti yang mengguncang Mentawai beberapa waktu lalu di sisi lain ternyata punya dampak positif. Peneliti asal Jepang mengatakan bahwa gempa ini bisa mencegah risiko terjadinya gempa yang lebih kuat karena meredakan tekanan yang ada di lempeng-lempeng bumi.

Hitoshi Hirose, seismolog Jepang dari National Research Institute for Earth Science and Disaster Prevention di Tsukuba mengatakan hal tersebut setelah melakukan penelitian di Bungo Suido, sebuah wilayah di barat daya Jepang yang selama enam tahun sejak 1997 diguncang gempa berayun.

Gambaran penelitiannya adalah, Hirose berusaha melihat hubungan yang terjadi dalam setiap jenis gempa berayun. Jenis gempa berayun sendiri ada dua macam, gempa berayun dangkal yang terjadi di kedalaman 5 km dan gempa berayun dalam yang terjadi di kedalaman 30-40 km. 

Sejauh ini, tak diketahui hubungan antara gempa berayun dangkal dan gempa berayun dalam serta yang terjadi di zona di antara keduanya. Apakah gempa berayun benar-benar melepaskan energi di semua zona atau hanya melepaskan energi ke wilayah di antara keduanya? 

Untuk mengetahui hal tersebut, Hirose melakukan pengukuran di zona dalam dan dangkal secara bersamaan. Mereka berusaha mengetahui apakah pergerakan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Mereka melakukan pengukuran di dua zona itu dengan gelombang seismik.

Sementara, untuk mengetahui pergerakan di zona di antaranya, Hirose dan timnya menggunakan instrumen GPS dengan ketepatan tinggi yang mengukur pergerakan secara umum. Mereka menggunakan GPS sebab pergerakan yang terjadi di zona antara tak pernah terekam dalam seismograf.

Hasilnya, gempa berayun juga terjadi di zona antara tersebut dengan pergerakan sangat lambat. "Pergerakannya terlalu lambat untuk bisa terdeteksi oleh gelombang seismik. Pergerakan di patahan itu berlangsung dalam hitungan hari hingga tahun," kata Hirose. 

Meski pelan, bukan berarti gempa berayun di zona antara itu benar-benar pelan dan tak membahayakan. Total energi yang dilepaskan bisa setara dengan gempa berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang Haiti tahun ini. Bedanya, energi dilepaskan secara bertahap. 

Peneliti dan Goldfinger dari Oregon State University  yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, hasil penelitian ini sangat berguna karena berhasil menguraikan bahwa gempa lambat ternyata bermanfaat dalam mencegah terjadinya gempa yang lebih mematikan. 

Gempa lambat bisa mengurangi energi yang berpotensi menimbuljkan gempa besar, melepaskannya secara bertahap dan meredakannya. Selain itu, peneliti juga mengatakan, gempa berayun yang terjadi bisa memberi petunjuk terjadinya gempa di masa yang akan datang. 

"Hal ini sangat penting karena gempa besar yang mungkin terjadi berikutnya bisa diantisipasi. Penelitian tentang gempa berayun bisa membantu memperkirakan kerusakan akibat gempa yang akan terjadi," kata Hirose. 

Meski demikian, Hirose mengatakan, "Tidak semua daerah memiliki semua jenis gempa berayun ini, paling tidak sejauh yang kita tahu. Jika gempa tidak terjadi di semua zona, maka gempa berayun itu mungkin tak begitu efektif untuk mencegah gempa besar yang akan terjadi." 

Japan's Agency for Marine Earth Science saat ini mengembangkan jaringan observasi bawah laut untuk melakukan observasi lebih lanjut. Publikasi lebih detail dari penelitian ini bisa dibaca di Jurnal Science yang terbit Jumat (10/12/10) hari ini. 

Seperti diketahui, gempa bumi biasanya terjadi karena pergerakan lempeng tektonik secara cepat. Sementara, gempa berayun diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik secara lambat dan dalam jangka waktu lama. Tsunami Mentawai yang terjadi Oktober lalu diakibatkan oleh jenis gempa ini.

Telaah Manuskrip Ungkap Buyut Yesus

Menyambut Natal, ada cerita mengenai asal-usul Yesus dengan lebih detail. Salah satu yang akan menambah pengetahuan tentang Yesus adalah hasil penelitian Catherine Lawless, pengajar sejarah di Universitas Limerick, Irlandia. Ia berhasil mengungkap buyut Yesus alias nenek dari Maria.

Menurut telaah Lawless pada dua manuskrip, yaitu "MS Panciatichiano 40" dari abad 14  dan "MS 1052" of the Riccardiana Library dari abad 15 milik milik Florence's National Central Library, buyut Yesus adalah seorang perempuan bernama Ismeria.

"Saya pikir tidak ada wanita lain yang disebutkan. Garis patrilineal Maria adalah satu-satunya," kata Lawless yang hasil telaahnya dipublikasikan dalam Journal of Medieval History. Telaah itu memberikan pencerahan terhadap silsilah Yesus dan Maria serta nilai-nilai religius pada abad 14.

Lawless mengurai lebih detail tentang sosok Ismeria. "Ismeria adalah putri Nabon orang Yudea dan keturunan Raja Daud. Ia menikah dengan Santo Liseo," urai Lawless. Pasangan itu memiliki putri bernama Anne yang kemudian menikah dengan Joachim. 12 tahun kemudiann, Liseo meninggal dunia. 

Dalam manuskrip tersebut disebutkan bahwa setelah kematian suaminya, Ismeria ditinggalkan oleh keluarganya dalam kemiskinan. "Saya tidak yakin apakah itu keluarga suaminya atau saudara kandungnya," kata Lawless. Menurutnya, keluarga Maria tak akan dibuang dengan cara seperti itu. 

Ismeria kemudian mencari perlindungan ke tempat semacam rumah sakit. Ia pernah melakukan mukjizat, yaitu mengisi cangkang dengan ikan untuk memberi makan pada pasien rumah sakit. Setelah mukjizat itu, ia berdoa agar dibebaskan dari kesombongan dunia. 

Setelah Tuhan memanggil Ismeria ke Surga, kepala rumah sakit memberitahukan pada Maria dan Yesus. Keduanya kemudian datang beserta 1 rasul, Maria Magdalena, Maria Salomo dan Maria Chelopas. Mereka memberi penghormatan terakhir pada Ismeria. 

Belum diketahui penulis dari mana legenda Ismeria itu berasal. Lawless beranggapan, penulisnya bisa jadi orang awam dari Tuscany. "Cerita ini mungkin dipakai sebagai model bagi para istri dan janda di rumah sakit di Florence pada masa pertengahan," kata Lawless. 

"Nenek dari Maria ini tak memiliki janda lain yang menuntut hak waris anak-anaknya. Ia juga tak memiliki keluarga yang memaksanya untuk menikah lagi dan memulai hidup baru. Kehidupannya merupakan model hidup ideal bagi perempuan Florence masa itu," urai Lawless. 

George Ferzoco, peneliti dari University of Bristol mengungkapkan bahwa telaah manuskrip tersebut sangat brilian, mampu menelaah materi religi yang kebanyakan manuskripnya ditulis secara khusus untuk perempuan. 

Sementara itu, Carolyn Muessig dari Departemen Teologi dan Studi Agama Universitas Bristol mengatakan, "Hal yang mengejutkan dari Ismeria adalah, dia menjadi model bagi perempuan-perempuan lainnya." Ia juga mengungkapkan, munculnya cerita Ismeria pada abad pertengahan juga menggambarkan budaya masyarakat abad pertengahan yang menganggap penting arti perempuan.

Pasangan Homo Bisa Hasilkan Anak

Rasanya sulit membayangkan pasangan homo punya anak dari hasil hubungan seksualnya. Secara biologis, hal tersebut tak dimungkinkan karena sperma hanya bisa membuahi sel telur, bukan sperma lain.

Namun, kini hal tersebut dimungkinkan. Bukan pada manusia memang, melainkan masih pada tikus putih. Peneliti dari MD Anderson Cancer Centre di Texas berhasil merekayasa tikus putih dengan materi genetik yang berasal dari dua ayah dan satu ibu lewat langkah-langkah ilmiah yang rumit.
Mereka terlebih dahulu menciptakan "sel telur lelaki". Caranya, para ilmuwan mengambil sampel kulit dari pejantan tertentu dan menggunakannya untuk mengembangkan sel punca, sel yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi beragam macam sel.
Selanjutnya, sel punca tersebut terus-menerus dikembangkan dalam media tertentu hingga secara alami kehilangan kromosom Y, kromosom yang bertanggung jawab dalam penentuan jenis kelamin. Selanjutnya, sel tersebut diinjeksikan dalam embrio yang dibawa oleh seorang ibu wali.
Nah, embrio yang akan lahir semuanya betina dan memiliki dua atau lebih jaringan dengan materi genetik berbeda. Beberapa memproduksi sel telur yang hanya mengandung materi genetik dari pejantan yang diambil sampel kulitnya tadi. Sel telur itulah yang disebut "sel telur lelaki".
Selanjutnya, pejantan didatangkan untuk mengawini betina tersebut. Ketika terjadi pembuahan, maka materi genetik yang dikandung embrionya hanya berasal dari "sel telur lelaki" dan sel sperma pejantan yang baru saja mengawini. Jadilah individu baru dengan materi genetik hanya dari lelaki.
Para peneliti mengungkapkan, teknik ini bisa digunakan untuk teknik pembuahan pada ternak serta teknik reproduksi pada hewan langka. Selain itu, teknik ini memungkinkan seorang pasangan gay untuk memiliki anak yang hanya mengandung materi genetik dari keduanya.
Meski tampak mencengangkan, sejumlah peneliti lain justru mengkritik penelitian ini. Chris Mason, profesor dari University College London, mengatakan, "Pertanyaan sebenarnya adalah, buat apa dokter menggunakan metode ini. Saya akan terkejut jika penelitian ini punya dampak dalam ilmu kedokteran."
Josephine Quintavalle, anggota Comment on Reproductive Ethics, mengatakan, "Ini adalah proyek yang sangat aneh. Di luar upaya untuk hanya melakukan penelitian, rasanya tidak ada manfaat riil dari proyek penelitian ini. Kita seharusnya khawatir manakala ilmuwan reproduksi mamalia melampaui batas."