Jangan biarkan masalah bau mulut menjadi persoalan yang mengganggu kekhusyukan ibadah kita sepanjang Ramadhan kali ini. Atasi permasalah merisaukan tersebut dengan mengatahui penyebab utama dan teknik penanggulangan yang tepat berikut.
Bau mulut tidak sedap atau halitosis disebabkan oleh faktor dari luar maupun dari dalam tubuh. Jika dikaitkan dengan bulan puasa, masalah bau mulut disebabkan 2 faktor utama. Pertama, keadaan lambung yang kosong dalam waktu yang lama sehingga merangsang munculnya aroma yang tidak sedap keluar melalui rongga mulut. Kedua, kurangnya produksi air liur akibat organ mengunyah kita yang tidak bekerja, sehingga membuat bakteri dalam mulut bertambah banyak dan memicu bau mulut, jelas drg. Aditya Pribadi, Sp.Ort, spesialis gigi dari Dharmawangsa 8 Dental Care, Jakarta.
Tapi ternyata, ada 3 penyebab lain yang membuat halitosis kita semakin terasa selama bulan suci ini.
1. Masalah gigi dan mulut.
Gigi berlubang (karies), karang gigi, dan peradangan gusi (gingivitis) merupakan beberapa penyakit mulut yang berpotensi menimbulkan bau mulut. Pada gigi berlubang, penumpukan sisa-sisa makanan yang kita santap saat sahur atau berbuka jika tidak dibersihkan dengan tuntas akan mengalami proses pembusukan oleh bakteri dan menimbulakn bau mulut. Sedangkan pada gigi yang berkarang, akan mempermudah sisa-sisa makan menempel sehingga sulit dibersihkan. Alhasil, karang semakin tebal serta mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Cegah dengan :
• Memeriksakan kesehatan gigi kita ke dokter sebelum menjalankan ibadah puasa. Seperti, melakukan penambalan pada gigi yang berlubang dan membersihkan gigi kita dari serangan karang gigi yang membandel.
• Jagalah kesehatan gigi dan gusi dengan rutin menggosok gigi 2 kali sehari (setelah sahur, dan sebelum tidur). Jangan lupa untuk membersihkan lidah kita juga dari bakteri dengan sikat atau alat pembersih lidah.
• Gunakan dental floss atau benang gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi.
2. Masalah penyakit lain.
Bau mulut bisa jadi pertanda terjadinya penyakit kronis, seperti maag atau lambung, GERD (gastro esophageal reflux disease), diabetes, sinusitis, infeksi amandel, ginjal, dan gangguan pencernaan. Contoh, pada penderita diabetes biasanya akan mengeluarkan bau khas, seperti bau aceton/pembersih cat kuku. Sedangkan, pada penderita GERD, bau mulut disebabkan oleh berbaliknya asam lambung ke kerongkongan.
Cegah dengan :
• Lakukanlah pemeriksaan kesehatan sebelum berpuasa.
• Minta saran dari dokter cara mengatasi dan mengontrol penyakit kita selama berpuasa.
• Bagi para penderita diabetes, lebih baik bisa menjaga kadar gula dalam darah. Karena kadar gula yang tidak terkontrol atau tinggi, bisa menimbulkan halitosis.
• Yang memiliki masalah dengan maag atau GERD, turunkan kadar asam lambung dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat.
3. Masalah asupan.Selama bulan puasa, apapun yang masuk ke dalam mulut memberikan dampak pada bau mulut kita. Pemilihan menu sahur yang salah dan gaya hidup yang tidak sehat akan menentukan nasib bau mulut kita selama satu harian.
Cegah dengan:• Buatlah menu sahur dan berbuka yang kaya akan serat, seperti sayuran dan buah-buahan. Makanan berserat akan merangsang produksi air liur atau saliva kita lebih banyak.
• Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengeluarkan aroma yang tajam, seperti bawang, petai, jengkol, durian, dan alkohol.
• Hindari rokok dan hanya akan memperburuk kebersihan mulut.
• Mengkonsumsi plain yoghurt waktu sahur dan berbuka. Kenapa? Yogurt dipercaya dapat mengurangi jumlah bakteri di lidah kita.
• Minum air putih 8 gelas per hari. 4 gelas waktu sahur, dan 4 gelas lagi setelah berbuka.(Astrid Anastasia)
Dari : http://www.preventionindonesia.com/article.php?name=/harumkan-bulan-suci&channel=pilihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar