Kamis, 29 Juli 2010

Distorsi Sejarah Islam Amerika

Sejarah resmi selama ini mengatakan bahwa Christopher Columbuslah yang menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Hal ini ternyata tidak benar, karena tujuh puluh tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di Amerika, Laksamana muslim dari China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah umat Islam.

Ada sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Columbus datang. Salah satunya yang paling popular adalah essay Dr. Yousef Mroueh, dari prepatory committee for international festival to celebrate the millennium of the muslims arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”.

Pada tahun 1421 Granada, benteng pertahanan terakhir umat islam di eropa jatuh. Pada abad ke 16 terjadilah pemaksaan kejam terhadap uman yahudi dan muslim untuk menganut agama khatolik, yang terkenal dengan Spanish Inquisition. Pada masa islam sangat2 menyedihkan sama seperti sekarang, karena penganiayaan dari pihak gereja katolik roma yang dilaksanakan oleh inkusisi tersebut. Ada 3 macam sikap orang2 yahudi dan orang2 islam dalam menghadapi inkusisi tersebut :


1. Yang tidak mau beralih agama, akibatnya mereka di siksa lalu kemudian di eksekusi dan di bakar atau di pancangkan di kayu salib.

2. Beralih agama menjadi khatolik roma. Mereka itu di awasi pula apakah berganti agama serius atau tidak. Kelompok islam yang beralih agama tersebut disebut kelompok morisko, dan dari basis yahudi disebut arrano.

3. Melarikan diri menyebrangi lautan atlantik. Inilah kelompok imagran kedua di negeri baru itu.

Penganiayaan itu sampai pada puncaknya pada masa paus sixtus V (1585-1590). Sekurang-kurangnya ada 2 dokumen yang menyangkut inkusisi ini. 1, raja spanyol carlos V mengeluarkan dekrit itu pada tahun 1539 yang melarang penduduknya berimigrasi ke amerika latinbagi keturunan muslim yang di bakar dan di eksekusi di kayu tula itu. 2, dekrit itu di ratifikasi pada tahun 1543, dan di sertai perintah pengusiran kaum Muslimin keluar dari jajahan spanyol di seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti historis ada umat Muslim gelombang kedua sebelum tahun 1543 (dekrit 2). Ada banyak literature yang membuktikan adanya kehadiran umat muslimin gelombang pertake Amerika jauh sebelum kolombus. Bukti2 itu diantaranya

Dalam essaynya, Dr. Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929-961 M.), kaum muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra di Spanyol, menembus ‘samudera yang gelap dan berkabut’. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang ‘tak dikenal dan aneh’. Ada kaum muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigran Muslim gelombang pertama di Amerika.”
Ada banyak literatur yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti itu antara lain:

1. Abul-Hasan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya yang berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad aljawbar (Hamparan emas dan tambang permata)”, Abul Hasan menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibnu Muhammad (888-912 M.), penjelajah Muslim Khasykhasy Ibnu Sa’id Ibnu Aswad dari Cordova, Spanyol telah berlayar dari Delbra pada 889 M. , menyeberang samudera yang gelap dan berkabut serta mencapai sebuah negeri yang asing dan kembali dengan harta yang menakjubkan.

2. Loe Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the Discovery of America (1920)” menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar luas di Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Utara, termasuk Kanada. Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi dengan orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.

3. geographer dan pembuat peta bernama Al-Syarib Al-Idris (1099-11166) menulis dalam bukunya Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Eksekusi dari yang Rindu mengarungi ufuk) bahwa sekelompok pelau dari Afrika Utara berlayar mengarungi samudra yang gelap dan berkabut dari Libson (Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada dibalik samudra itu, betapa luasnya dan dimana batasnya. Mereka menemukan pulau yang penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.

4. colombus dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari menyebrang samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 Km, adalah karena bantuan informasi geografis dan navigasi dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Abdul Hasan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak banyak diketahui orang, bahwa Colombus dibantu oleh dua orang nahkoda muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyebang transatlantic. Kedua kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakhodai kapal Pinta, dan picente Yanez Pinzon yang menokhodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir dalam selu beluk perkapalan , membantu Colombus dalam organisasi ekspedisi tersebut dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pizon masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Abuzayan Muhammad III (1326-66), sultan Maroko dari dinastiMarinid (1196-1465). (Teacher, John Boyd :Crishtopher Colombus, New York 1950).

5. paran antropolog telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di Lembah Missisipi dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh keterangan bahwa imigran itu membawa juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde Ahmad : Islam in Early Nort and South Afrika, Al-Ittihad, July 1977, p.60)

6. colombus menulis bahwa pada hari senin, 21 Oktober 1492, sementara ia berlayar dekat Gibara pada bagian tenggara pantai Cuba, Colombus menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang Indah. Reruntuhan Mas’jid dan menaranya serta tulisan Ayat Al Qur’an telah didapatkan di berbagai tempat seperti Cuba, Mexiko, Texas dan Nevada. (Teacher, John Boyd :Crishtopher Colombus, New York 1950).

7. Dr. Barry Fell dari Harvard University menulis bahwa berabad-abad sebelum Columbus, telah bermukim kaum Muslimin di benua baru dari Afrika Utara dan Barat. Dr. Fell mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, dan Tipper Canoe (Indiana) dalam tahun-tahun 700-800.

Jejak Peninggalan Muslim Amerika

Di sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.

Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau.

Di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universitas Islam ketika Islam masih berjaya di Andalusia, Spanyol.

Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat. Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh. Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada.

Ketika Columbus mendarat di kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492, pulau itu sudah dinamai Guanahani oleh penduduknya. Kata ini berasal dari bahasa Mandika yang merupakan turunan dari bahasa Arab. Dilaporkan oleh Columbus bahwa penduduk asli di sini bersahabat dan suka menolong. Guana, yang hingga hari ini masih banyak dipakai sebagai nama di kawasan Amerika Tengah, Selatan dan Utara, berasal dari kata Ikhwana yang berarti ’saudara’dalam bahasa Arab. Guanahani berarti tempat keluarga Hani bersaudara. Namun Columbus dengan seenaknya menamakan tempat ini sebagai San Salvador dan merampas kepemilikan pulau itu atas nama kerajaan Spanyol. Columbus dalam catatannya menuliskan bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat rerunruthan masjid dan menaranya lengkap dengan tulisan ayat-ayat Al Qur’an telah ditemukan selain di Cuba, juga di Mexico, Texas, dan Nevada.

Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berangkat dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 - 1307), penguasa keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Mroeh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.

Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 - 1384) mencatat berbagai ekpedisi ini dengan cermat. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu. Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 - 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 - 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.

Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I (1517). Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara akurat.

Indian dan Umat Islam

Beberapa nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang nama aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di California, sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco.

Berlainan dengan gambaran stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman Barat selama ini, Sequoyah (lihat gambar) selalu mengenakan sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab seperti ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.

Orang-orang Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan Tuhan tersebut tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya. Seperti penuturan seorang kepala suku Ohiyesa: ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty -the duty of prayer- the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Di dalam Al Qur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ahli sejarah seni Jerman, Alexander Von Wuthenau, dalam buku klasiknya “Unexpected Faces in Ancient America” (1975); serta Ivan Van Sertima dengan buku “They Came Before Columbus” (1976) dan juga mengedit buku “African Presence In Early America” di mana intelektual Perancis abad ke-19 Brasseur de Bourboug di situ mengungkapkan keberadaan orang-orang Islam di Amerika tengah, yang juga didukung essei dari P.V. Ramos dalam buku yang sama tentang keberadaan ‘Mohemmedans’ di Karibia (Carib) yang dijumpai Columbus. Beberapa literature lainnya yang bisa ditelusuri tentang hal yang sama antara lain dari ahli arkeologi dan linguis Howard Barraclough (Barry) Fell berjudul “Saga America” (1980); Colin Taylor (editor) “The Native Americans” (1991); dan orientalis Inggris De Lacy O’Leary yang menulis “Arabic Thought and It’s Place In Western History” (1992).

Salah satu buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karya Gavin Menzies,seorang bekas pelaut yang menerbitkan hasil penelusurannya, menemukan adanya peta empat buah pulau di Karibia yang dibuat pada tahun 1424 dan ditandatangani oleh Zuane Pissigano, kartografer dari Venesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Columbus mendarat di Amerika. Dua pulau pada peta ini kemudian diidentifikasi sebagai Puerto Rico dan Guadalupe. Menzies juga mengemukakan bahwa Laksamana Zheng He (Ceng Ho), seorang Lkasamana Cina Muslim, telah mendarat di Amerika pada tahun 1421, 71 tahun lebih awal ketimbang Columbus. Lima abad sebelumnya, Khaskhas Ibn Saeed Ibn Aswad pun telah menjejakkan kakidi Amerika. Jelas, penemu Amerika sama seklai bukan Colombus, tetapi para pionir pelayaran dunia, yakni pelaut-pelaut Islam yang ulung.

Dari: era muslim koleksi IV - New Jerusalem, Sisi Amerika Yang Disembunyikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar