Senin, 01 November 2010

Ilmuwan temukan cara hapus trauma



Sebuah tim ilmuwan menemukan cara untuk menghapus ingatan dengan cara menyingkirkan suatu protein dari bagian otak yang mengatur ingatan terhadap kejadian yang menyebabkan trauma.

"Ketika ada kejadian traumatik, memori terhadap kejadian itu dibuat dan akan tersimpan seumur hidup di dalam otak," kata Richard L. Huganir, profesor dari University School of Medicine, dikutip oleh PhysOrg.com. Ia juga menambahkan kalau temuan ini menjelaskan mekanisme molekul dan sel yang terlibat dalam proses pembuatan memori tersebut. "Temuan ini memungkinkan kita memanipulasi mekanisme dengan obat untuk membantu terapi pasca trauma," jelas Huganir.

Pada saat studi yang melibatkan tikus, Huganir yang dibantu Roger Clem berkonsentrasi pada jaringan syaraf di amygdala, bagian otak yang mengatur rasa takut pada hewan juga manusia. Tikus ditakuti dengan suara yang keras dan tiba-tiba. Sesaat setelah suara, sel di amygdala menghasilkan aliran listrik yang lebih banyak.

Tim juga menyelidiki protein yang terjadi sebelum dan sesudah suara. Mereka mendapati adanya peningkatan jumlah proteincalcium-permeable AMPAR beberapa jam setelah kejadian. Peningkatan memuncak 24 jam setelah kejadian dan menghilang 48 jam kemudian.

Menurut penelitian, protein tersebut tidak stabil dan dapat dihilangkan. Para peneliti menganjurkan kombinasi antara terapi dan penghilangan protein. "Hilangkan proteinnya dan lemahkan hubungan pada otak yang disebabkan oleh trauma," kata Huganir. Ia mengusulkan pembuatan obat yang bisa mengontrol dan menghilangkan calcium-permeable AMPARuntuk membantu menghilangkan trauma.

Jika obat ini sudah ada, mungkin bisa digunakan untuk membantu terapi untuk para korban bencana alam, seperti banjir Wasior, tsunami Mentawai, serta letusan Merapi yang terjadi belum lama ini. Kompas.com melaporkan kalau bencana tsunami di Mentawai telah menciptakan trauma bagi masyarakakt sana. "Anak-anak di pengungsian terlihat trauma berat, bahkan sewaktu-waktu menjerik-jerit tanpa ada tahu penyebabnya," kata seorang petugas kantor Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, kepada Kompas.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar