Senin, 06 Desember 2010

Rahbar: Meski Tanpa Kekuatan Militer, Dunia memandang Iran Negara Kuat

 Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu (20/19) dalam pertemuan dengan keluarga para syuhada, veteran cacat perang, dan relawan provinsi Qom menyebut keyakinan kepada kematian syahid, keimanan kepada pengorbanan dan bertransaksi dengan Allah sebagai rahasia kekuatan hakiki bangsa Iran. Beliau mengatakan, "Berkat unsur-unsur yang memberi kemuliaan itu, bangsa yang besar ini tetap solid dan resisten menghadapi agitasi kaum arogan dunia."
Ayatollah al-Udzma Khamenei dalam pertemuan yang penuh nuansa spiritual dan memebar aroma kesyahidan itu menyebut syahadah sebagai masalah yang sangat dalam. Beliau menjelaskan, "Keyakinan akan syahadah dan kepercayaan akan keagungan derajat para syuhada menunjukkan kedalaman sisi spiritual pada identitas sebuah bangsa."
Beliau menerangkan bahwa keimanan, afeksi keagamaan, dan keberanian rakyat serta kesabaran dan keteguhan keluarga syuhada adalah kunci yang membuat masalah syahadah dimengerti secara penuh oleh bangsa Iran. "Kita harus merenungkan poin penting ini, mengapa tanpa keunggulan dari sisi logistik dan perlengkapan militer dan media, bangsa Iran sangat dihormati, disukai dan dipandang kuat oleh bangsa-bangsa yang lain dan mengapa pula Iran punya pengaruh kuat dalam perkembangan dunia?"
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung sambutan hangat warga Lebanon terhadap kunjungan Presiden Iran seraya menyebutnya sebagai topik yang perlu dianalisa secara mendalam. Beliau mengatakan, "Fakta-fakta seperti ini membuktikan simpati dan kebesaran bangsa Iran di mata bangsa-bangsa lain."
Seraya menjelaskan bahwa akar dan sumber dari kebesaran dan keagungan itu, Ayatollah al-Udzma Khamenei menerangkan ungensi syahadah seraya menegaskan, "Ketika sebuah bangsa dengan anak-anak mudanya meyakini secara mendalam akan prinsip ketulusan, pengorbanan, dan kesyahidan di jalan Allah, jelas bangsa itu akan memperoleh kemuliaan dan keagungan seperti yang dijanjikan dengan benar oleh Allah Swt. Karena itu, sekarang bangsa Iran menjadi bangsa yang lebih kuat dan lebih besar dibanding bangsa-bangsa yang lain."

Menurut Rahbar, syuhada memiliki peran besar dalam keagungan bangsa Iran. Beliau mengungkapkan, "Para syuhada, veteran cacat perang dan para relawan adalah orang-orang yang terdepan di front kebenaran di medan perang. Mereka telah mengajarkan secara praktis keyakinan akan syahadah dan keimanan dalam bertransaksi dengan Allah kepada rakyat di negeri ini."
Barisan kedua, kata beliau, ditempati oleh ayah dan ibu mereka yang penyabar dan tabah serta putra putri dan istri mereka yang mulia. "Mereka tabah menghadapi musibah yang pahit karena kehilangan orang yang mereka kasihi, namun di saat yang sama mereka berbangga dan menunjukkan bahwa mereka mengikuti jejak para syuhada dan meyakini transaksi dengan Allah dengan menjadi pengikut jejak Zainab al-Kubra (as) yang sebenarnya," imbuh beliau.
Seraya menyatakan bahwa resistensi bangsa Iran dan keluarga syuhada dalam menghadapi ancaman kubu arogansi dunia muncul karena adanya kekuatan dan rasa percaya diri nasional, Pemimpin Besar Revolusi menambahkan, "Menghadapi intimidasi apapun dari kubu arogansi, bangsa Iran tak akan pernah mundur dari cita-citanya."
Beliau menekankan kelaziman untuk memperkuat dan memperdalam keimanan kepada Allah di dalam kalbu setiap warga dan pejabat negara, sekaligus menandaskan, "Kita harus menyadari nilai keimanan ini yang memberi kita kekuatan. Kita harus menjadikan keimanan sebagai penopang untuk meraih kemajuan di bidang sains, teknologi, politik dan sosial ."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan berbagai agenda konspirasi musuh dan kaki tangannya di dalam negeri setelah wafatnya Imam Khomeini untuk merongrong serta melemahkan keimanan dan kepercayaan rakyat Iran. "Tidak ada yang didapat oleh musuh-musuh bangsa Iran dari agenda konspirasi mereka dan mereka akan selalu gagal," imbuh beliau.
Rahbar menyebut para pemuda Iran sebagai pemuda yang baik dan suci. Beliau menandaskan, "Generasi muda yang tumbuh di lingkungan keimanan dan aqidah bangsa ini adalah generasi penuh berkah yang siap berkorban seperti para pemuda di awal revolusi Islam."
Di bagian lain pembicaraannya, beliau menambahkan, dengan enam ribu syahid, lebih dari 11 ribu veteran cacat perang termasuk para syuhada ternama seperti Syahid Zeinuddin, Heidariyan, dan Sadeqi, dalam masalah kesyahidan Qom menjadi kota yang terdepan. Keluarga para syuhada khususnya putra dan putri mereka akan selalu berbangga karena memiliki hubungan dengan para syuhada.
Di awal pertemuan itu, Hojjatul Islam Vakili ayah yang telah mempersembahkan tiga anaknya sebagai syuhada dan seorang lagi sebagai veteran cacat perang menyampaikan ucapan selamat datang kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam. Ibu dua syahid, Syahid Mehdi Zeinuddin komandan Divisi 17 Ali bin Abi Thalib (as) dan dan Syahid Majid Zeinuddin pada kesempatan itu mengatakan, "Kepada para syuhada kami mengikat janji untuk mengikuti jejak mereka dalam pembelaan dan keloyalan selalu kepada Wilayatul Faqih dan nilai-nilai Islam dan revolusi yang lain."
Sementara itu, Hojjatul Islam Dalir, putra dari seorang syahid yang berhasil meraih gelar doktoral di bidang ilmu politik dalam pembicaraannya menyatakan bahwa putra-putri para syuhada Qom berhasil mengukir prestasi gemilang di bidang keilmuan dan di hauzah ilmiah. Sebagian bahkan tergolong teladan di kampus dan hauzah.
Di bagian lain, Ir Zaribafan, Pembantu Presiden dan Ketua Lembaga Syahid dan Relawan dalam pertemuan itu menyinggung adanya enam ribu syuhada dan 11.600 veteran cacat perang di Qom, seraya menjelaskan, "Sejak masa sebelum maupun setelah kemenangan revolusi Islam, juga di era perang pertahanan suci dan tahun-tahun berikutnya, warga provinsi ini selalu tampil di saat-saat genting di front terdepan dalam membela Islam dan ulama."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar