Rabu, 08 Desember 2010

Manusia dan Nabi Pertama: Adam

Tentu kalian masih ingat, sewaktu kita berbicara tentang penciptaan manusia, kita menyebutkan bahwa manusia pertama di bumi adalah Adam AS. Adam adalah juga nabi pertama. Maksudnya, Allah mengutus seorang rasul kepada umat yang paling pertama yang Dia ciptakan di bumi, mengajari mereka dengan din (agama) dan bagaimana menjadi hamba-hamba Allah.
Allah mengajarkan kepada Adam cara berbicara dan nama-nama segala sesuatu. Hal ini dikisahkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:

Dia mengajari Adam seluruh nama-nama (benda-benda). (QS Al-Baqarah:31)

Tentu, ini sangat penting. Di antara semua makhluk hidup, hanya manusia yang punya kemampuan berbicara. Berbicara adalah sifat yang khas pada manusia. Berkat kemampuan yang diberikan oleh Allah kepada Adam ini, manusia pun bisa mengetahui benda-benda di sekitarnya dan menamai benda-benda itu.
Generasi-generasi setelah Adam juga bisa berbicara, punya perasaan, merasa sedih atau gembira, mengenakan pakaian, menggunakan alat-alat dan perkakas serta punya bakat musik dan seni. Alat-alat musik seperti seruling, lukisan dinding, dan benda-bensa lainnya yang ditemukan oleh para ilmuwan di sisa-sisa peninggalan manusia purba membuktikan bahwa mereka pun manusia seperti kita. Dengan kata lain, bertolak belakang dengan pernyataan beberapa orang yang menyebutkan bahwa manusia pertama adalah makhluk liar, yaitu manusia setengah kera.
Kalian tentu tahu bahwa kera atau pun hewan lainnya tidak bisa berbicara, berpikir, dan berbuat seperti manusia. Allah memberikan seluruh kemampuan ini hanya untuk manusia. (Untuk informasi lebih lanjut tentang hal ini kalian bisa membaca buku Keajaiban Penciptaan Allah karya Harun Yahya.)
Namun ada orang yang tidak mau menerima kenyataan bahwa manusia pertama adalah Adam dan menyatakan pendapat mereka sendiri: Mereka keliru membayangkan manusia pertama. Menurut khayalan mereka, manusia dan kera berasal dari makhluk yang sama, artinya, nenek moyang mereka sama, dan kemudian berkembang sehingga menjadi bentuk seperti sekarang ini. Jika kalian bertanya bagaimana hal yang aneh ini terjadi, mereka hanya memberikan jawaban sederhana: “Semuanya terjadi secara kebetulan.” Ketika kalian bertanya apakah ada bukti untuk pernyataan tersebut, mereka tidak bisa memberikannya. Kesimpulannya, tidak ada satu pun sisa-sisa peninggalan masa lalu yang membuktikan bahwa manusia berasal (atau berevolusi) dari makhluk lain.
Mungkin kalian bertanya-tanya, “Apakah sisa-sisa peninggalan masa lalu itu?” Jawaban singkatnya adalah: Bekas-bekas makhluk hidup yang telah mati. Bekas-bekas (yang kita sebut sebagai fosil) itu tetap ada selama jutaan tahun dan tak berubah. Akan tetapi, agar bisa terjadi, makhluk hidup tersebut haruslah berada dalam lingkungan tanpa oksigen. Misalnya, jika seekor burung di tanah tiba-tiba terperangkap dalam timbunan pasir jutaan tahun yang lalu, sisa-sisa tubuh burung itu akan tetap ada saat ini. Fosil juga bisa terjadi karena zat yang berasal dari pohon, yang disebut resin. Kadang-kadang zat seperti madu ini memerangkap seekor serangga sehingga menjadi benda keras yang disebut amber, yang mengawetkan serangga mati itu hingga jutaan tahun. Inilah cara kita mendapatkan informasi tentang makhluk hidup dari zaman purba. Bekas-bekas inilah yang disebut “fosil” itu.
Orang yang berpendapat bahwa manusia pertama terjadi dari makhluk seperti kera tidak bisa menunjukkan fosil apa pun yang membuktikan pendapat tersebut. Dengan kata lain, tak seorang pun pernah menemukan sebuah fosil makhluk hidup yang aneh itu, yaitu manusia setengah kera. Tetapi orang-orang ini membuat sendiri fosil-fosil palsu, gambar-gambar, dan foto yang bisa menutupi kepalsuan ini, dan bahkan mencantumkannya dalam buku-buku pelajaran sekolah.
Semua penipuan ini lambat-laun terungkap satu demi satu dan disampaikan kepada kita sebagai kebohongan ilmiah. Karena orang-orang seperti ini tidak punya kearifan dan keras kepala, hampir mustahil mereka mau mengakui adanya Allah dan mengakui bahwa Dia-lah yang menciptakan segalanya. Meskipun jumlah orang seperti itu terus berkurang, masih ada yang berusaha keras mengajarkan pendapat yang keliru ini melalui majalah, buku, koran, dan juga di sekolah. Agar orang percaya pada pandangan keliru ini, mereka berpegang pada pendapat mereka dan menyebutkan bahwa mereka punya data-data ilmiah. Padahal, segala penelitian yang dilakukan dan bukti yang diberikan oleh para ilmuwan cerdas membuktikan bahwa kera tidaklah berevolusi menjadi manusia.
Adam, manusia pertama yang diciptakan khusus oleh Allah, dalam segala hal sama dengan manusia saat ini. Dia tidak punya perbedaan. Inilah kenyataan yang disampaikan oleh Allah kepada kita di dalam Al Qur'an. Masih ada hal lain yang sangat penting yang disampaikan oleh Allah tentang Adam: Kisah tentang Adam dan setan, musuh umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar