Sabtu, 21 Agustus 2010

misteri hujan darah di India


Pada bulan April, Louis, seorang ahli fisika solid-state di Mahatma Gandhi University, menerbitkan sebuah makalah dalam jurnal bergengsi peer-review Astrofisika dan Ruang Angkasa di mana ia hipotesis bahwa sampel - air yang diambil dari kamar mandi berwarna darah misterius yang jatuh secara sporadis di seluruh negara bagian asal Kerala Louis pada musim panas 2001 - mengandung mikroba dari luar angkasa.

Secara khusus, Louis telah terisolasi aneh, berdinding tebal, struktur sel-seperti berwarna merah sekitar 10 mikron dalam ukuran. Stranger still, dozens of his experiments suggest that the particles may lack DNA yet still reproduce plentifully, even in water superheated to nearly 600 degrees Fahrenheit . Aneh lagi, puluhan eksperimennya menunjukkan bahwa partikel DNA namun masih kurangnya mereproduksi deras, bahkan dalam air superheated untuk hampir 600 derajat Fahrenheit. (The known upper limit for life in water is about 250 degrees Fahrenheit .) (Batas atas dikenal untuk hidup di air adalah sekitar 250 derajat Fahrenheit.)

Dari hasil penelitian menyebutkan lomposisi sel tersebut terdiri dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Sel itu memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding sel yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya.

Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.

Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.

Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Ia menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langitIndia.

Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor. McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit. 36 persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dariRomawi kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan California abad ke-19. McCafferty mengatakan, “kelihatannya ada hubungan yang kuat antara laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor, Hujan merah Kerala cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu saja.”

Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi ? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe, yaitu teoriyang disebut Panspermia, sebuah teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar angkasa.

Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat awan gas antar bintang yangmengandung bakteri. Ketika awan itu mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri yangada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet. Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet-planet terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen Charles darwin bahwa sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis “luar bumi”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar