Jumat, 03 Desember 2010

"Gedung Putih - Hollywood Adalah Milik Zionis"

DETROIT (Berita SuaraMedia) – Wartawan senior Helen Thomas menyatakan bahwa dirinya tetap tidak menarik komentarnya mengenai Israel yang diucapkannya tahun ini. Komentar tersebut mengakibatkan dirinya ditekan hingga mengundurkan diri sebagai kolumnis nasional.
Ia kemudian menyatakan bahwa Zionis mengendalikan kebijakan luar negeri AS dan institusi-institusi lainnya. Komunitas Yahudi setempat mengecam pernyataan Thomas tersebut.
Dalam wawancara, Thomas, 90, menyatakan bahwa kritikan terhadap Israel mengakibatkan dirinya mengundurkan diri dan diasingkan di Washington.

"Saya bisa mengatai Presiden Amerika Serikat dengan sebutan apa saja dalam buku, tapi saya tidak bisa menyentuh Israel, yang memiliki jalan khusus Yahudi di Tepi Barat," kata Thomas.
"Tidak ada warga negara Amerika yang akan menoleransi itu, sebuah jalan khusus kulit putih," tambahnya.
Thomas menjadi koresponden Gedung Putih dalam waktu lama. Ia tumbuh dewasa di Detroit sebagai putri seorang imigran Libanon. Thomas berada di Dearborn untuk sebuah lokakarya mengenai bias anti-Arab.
Dalam pidato di hadapan sekitar 300 orang audiens di sebuah pusat di Dearborn, ia membahas mengenai "segala pertanyaan tentang uang yang dilibatkan dalam politik."
"Kongres, Gedung Putih, dan Hollywood, juga Wall Street adalah milik Zionis. Menurut saya itu tidak perlu dipertanyakan," kata Thomas.
"Mereka (Zionis) menempatkan uang mereka di tempat yang sama dengan tempat mulut mereka berada. Kita dipaksa menuju ke arah yang salah dalam segala bidang," tambahnya.
Kelompok-kelompok Yahudi menyebut pernyataan Thomas yang terdahulu "tidak adil" dan "fanatik". Pernyataan hari Kamis itu pun tidak luput dari kecaman mereka.
"Nyonya Thomas berulang kali menyatakan stereotip anti-Semitik yang telah dipergunakan selama lebih dari 100 tahun untuk menghasut dan memicu kebencian terhadap Yahudi," kata Robert Cohen, direktur eksekutif Dewan Hubungan Komunitas Yahudi di Detroit.
"Komentarnya seharusnya dikecam semua orang yang menentang fanatisme," tambah Cohen.
Saat ditanya wartawan mengenai apa tanggapannya terhadap tudingan yang menyebutnya anti-Semit, Thomas menjawab, "Saya akan katakan saya bukan anti-Semit. Apa yang kalian bicarakan?"
Dalam wawancara itu, Thomas menegaskan bahwa perang di Irak dilakukan berdasarkan kebohongan. "Tidak ada senjata pemusnah massal. Tidak ada keterkaitan dengan al-Qaeda. Apa ini? Mengapa kita membantai orang-orang itu? Dan mengapa kita ada di sana?"
Thomas mengundurkan diri dari surat kabar Hearst pada Juni lalu setelah terekam kamera video menyatakan bahwa Israel harus angkat kaki dari Palestina dan pulang ke Polandia, Jerman, Amerika, dan tempat-tempat lain.
Dalam wawancara tersebut, Thomas membicarakan mengenai masalah-masalah yang dihadapi rakyat Palestina. "(Orang-orang) Arab bukan teroris," katanya.
Thomas merujuk pada aktivitas pemimpin Israel Menachem Begin dalam kampanye Israel untuk mendirikan negara. "Dalam buku pertamanya, mereka menyatakan mengenai penciptaan modus operandi bagi para teroris," katanya.
Thomas juga mengaku bangga dengan akar Arabnya. Tapi, ia menegaskan bahwa dirinya sepenuhnya warga Amerika.
"Saya tidak pernah merasa sebagai (warga keturunan) Arab Amerika. Saya merasa sepenuhnya (warga) Amerika," katanya. (dn/ktc) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar