Jumat, 03 Desember 2010

Bunker Benteng Swiss Gagalkan Upaya AS Serbu WikiLeaks

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Pemerintah AS, nampaknya dibantu oleh para peretas komputer, memburu WikiLeaks dari sebuah jaringan komputer komersial Amerika dan untuk sementara menghentikan kebocoran dari dokumen diplomatik memalukan. Namun dalam beberapa jam, website tersebut kembali online, dipublikasikan dari sebuah bunker dibentengi di Swedia.
Pengejaran virtual pada Rabu (1/12) tersebut dicerminkan oleh sebuah pengejaran dunia nyata ketika otoritas Eropa memburu buronan pendiri website tersebut, Julian Assange, yang diinginkan Swedia dalam dakwaan pemerkosaan.

Tidak terpengaruh, Assange terus-terusan merilis dokumen rahasia pemerintah. Beberapa menunjukkan bagaimana pemerintah dan Kongres Obama membantu mengejar Spanyol tidak untuk mengejar dakwaan terhadap anggota pemerintahan George W. Bush karena memperbolehkan penyiksaan para tersangka terorisme.
Perusahaan Amazon.com mencegah WikiLeaks menggunakan komputer purusahaan untuk mendistribusikan komunikasi memalukan Departemen Luar Negeri  dan dokumen lainnya, WikiLeaks mengatakan pada Rabu waktu setempat. Situs WikiLeaks tidak dapat diakses selama beberapa jam sebelumnya kemudian kembali pada server yang dimiliki oleh host Swedia sebelumnya, Banhof, yang dinaungi dalam sebuah bunker perlindungan era Perang Dingin. Blog Tech telah membandingkannya dengan seorang pembohong dari sebuah film James Bond.
Gerakan Amazone mengusir WikiLeaks dari servernya datang dari staf kongresional yang meminta perusahaan tersebut untuk menyelidiki tentang hubungannya dengan WikiLeaks, Senator Joe Lieberman, seorang independen mengatakan pada rabu (01/12) waktu setempat.
"Keputusan perusahaan untuk memutuskan WikiLeaks sekarang adalah keputusan yang tepat dan seharunya menyusun standar untuk perusahaan lainnya yang WikiLeaks gunakan untuk mendistribusikan bahan-bahan yang didapat secara ilegal tersebut," Lieberman mengatakan pada dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa ia akan lebih jauh menanyai Amazaon tentang kesepakatannya  dengan WikiLeaks.
Gedung Putih mengatakan bahwa pihaknya mengambil langkah-langkah baru untuk melindungi rahasia pemerintah setelah WikiLeaks merilis ribuan kawat diplomatik sensitif AS. Para pejabat mengatakan bahwa penasihat keamanan nasional Tom Donilon telah menunjuk seorang ajudan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan perubahan-perubahan yang dibutuhkan dalam menyoroti pembuangan dokumen tersebut.
Gedung Putih juga menolak sebuah serian dari Assange untuk Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton untuk melangkah jika ia memiliki peranan apapun dalam mengarahkan mata-mata diplomat AS pada para pemimpin luar negeri lainnya. "Saran Assange menggelikan dan mustahil, dan mengapa siapa saja akan merasa pendapatnya di sini relevan adalah mengagumkan," kata juru bicara Tommy Vietor, menambahkan bahwa Clinton sedang melakukan sebuah pekerjaan yang "luar biasa". Gedung Putih mengatakan bahwa para diplomat AS tidak terlibat dalam mata-mata.
Clinton sedang berada di Astana, Kazakhstan, menahan komentar yang diulang-ulang mengenai pengungkapan WikiLeaks ketika ia bertemu dengan para pejabat luar negeri di sebuah konferensi para pemimpin internasional.
Di antara mereka yang ia temui adalah Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, yang telah dideskripsikan dalam rilisan baru kawat diplomatik AS sebagai "lemah" dan seseorang yang suka berpesta.
"Kami tidak memiliki teman yang lebih baik, kami tidak memiliki siapaun yang mendukung kebijakan-kebijakan Amerika yang sama konsistennya dengan Perdana Menteri Berlusconi miliki, mulai di pemerintahan Clinton, melalui pemerintahan Bush dan sekarang pemerintahan Obama," ia mengatakan selama sebuah pertemuan akbar dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa.
Masalah WikiLeaks dibahas secara virtual dari pertemuan satu lawan satu pribadi dengan para pemimpin Eropa dan para kementerian luar negeri selama pertemuan kabar tersebut.
Assange masih merupakan seorang buronan pada Rabu (1/12), dibayangi oleh perintah penahanan di seluruh Eropa. Seorang pejabat keamanan Jerman, berbicara dalam keadaan anonim karena tidak memiliki otoritas yang diberikan untuk pembahasan langkahlangkah legal, mengkonfirmasi bahwa sebuah surat perintah untuk Assange telah dikeluarkan di negara tersebut.
Pengacara Assange yang berbasis di London, Mark Stephens, mengeluhkan kliennya yang belum menerima catatan dugaan yang ia hadapi – terkadang Stephens menggambarkan sebuah perekrutan legal di bawah hukum Eropa. Pengacara tersebut menambahkan bahwa  Assange telah berulang kali menawarkan untuk menjawab pertanyaan tentang penyelidikan tersebut,  tidak ada gunanya.
Sifat pasti dari dugaan yang dihadapi Assange bukanlah sesuatu yang benar-benar jelas. Stephens pada masa silam telah menggambarkan mereka sebagai bagian dari "sebuah perselisihan post fakta atas konsensual, namun tidak terlindungi." Bahkan para jaksa Swedia telah tidak setuju tentang apakah untuk melabeli dakwaan yang paling serius adalah perkosaan.
Dakwaan formal belum diajukan, namun sebuah perintah hukuman dikelurkan pada 18 November atas permintaan dari Marianne NY, Direktur Jaksa Umum, masih memaksa menunda sebuah permohonan banding sebuah pengadilan banding oleh Assange. Kasus tersebut sekarang diserahkan kepada Mahkamah Agung. (ppt/aby) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar